Konten dari Pengguna

Alun-alun Sejuta Kenangan

Adinda Fahrani
Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta
28 Mei 2022 14:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Fahrani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(Kereta cinta di alun-alun Ciamis. Sumber foto: Adinda Fahrani)
zoom-in-whitePerbesar
(Kereta cinta di alun-alun Ciamis. Sumber foto: Adinda Fahrani)
ADVERTISEMENT
Rasa rindu terlampau sangat dalam, beberapa tahun sudah aku tidak menginjakkan kaki di kampung halaman. Penantian yang amat ku tunggu akhirnya terwujud dan tak lagi terpendam. Aku sudah tidak sabar menunggu untuk tiba di kampung halaman yang sangat menawan. Rasa senang menyelimuti diriku, membuat aku bersemangat untuk bergegas mengemas pakaian dengan rapi ke dalam koper.
ADVERTISEMENT
Begitu melihat jendela, matahari belum juga menampakkan dirinya. Pagi buta aku dan keluarga sudah siap beranjak. Menaiki mobil kesayangan mama, menuju titik kumpul untuk bertemu dengan rombongan lain. Tiga mobil siap melakukan perjalanan jauh menuju Ciamis, Jawa Barat.
Kami beristirahat di rest area setelah menempuh seperempat perjalanan, menyegarkan badan yang pegal akibat duduk terlalu lama di dalam mobil. Aku menghampiri sebuah warung untuk membeli secangkir teh dan sebungkus Pop Mie bersama dengan sepupuku yang lain. Setelah beberapa menit beristirahat, kami melanjutkan perjalanan disambut dengan matahari yang mulai terbit secara perlahan.
Aku sangat menikmati perjalanan ini, melihat pemandangan sekitar yang dipenuhi dengan hamparan sawah yang luas dan beberapa rumah penduduk dengan jarak yang cukup renggang. Jalanan yang sepi membuat mobilku melaju dengan kencang. Aku pun membuka jendela mobil agar dapat menghirup udara segar dan melihat pemandangan yang asri.
ADVERTISEMENT
Setelah perjalanan panjang, akhirnya kami tiba di kampung halaman. Menginjakkan kaki di rumah Mang Ujang yang merupakan adik dari nenekku, kami disambut dengan perasaan bahagia yang terpancar dari raut wajahnya. Kami segera mengangkut koper dari dalam mobil agar bisa mandi dan beristirahat.
Malam harinya, aku dan para sepupuku sepakat untuk pergi ke alun-alun yang berada di pusat Kota Ciamis. Tempat ini merupakan destinasi wisata favorit keluarga. Setiap kami pulang kampung, kami pasti mengunjungi alun-alun ini. Kami pergi menggunakan satu mobil dan abangku yang paling tua berperan sebagai pengemudi dan juru jalan.
Sesampainya di alun-alun, kami kesulitan mendapatkan parkir karena malam itu pengunjungnya sangat ramai. Tak banyak yang berubah, dari segi bangunan masih terlihat sama dan herannya kami tidak pernah bosan menjumpai tempat ini. Terlihat para pedagang yang menjajakan dagangannya dan ada pula yang memakai gerobak dorong. Berbagai macam makanan yang aku sukai dijual di sana dan kebanyakan olahan sagu, seperti cimol, papeda, cireng, dan lain-lain.
ADVERTISEMENT
Hal unik dari alun-alun ini adalah adanya kereta cinta dan andong domba. Kereta cinta merupakan sebuah mobil yang dimodifikasi dengan tambahan lampu mengelilingi sudut mobil dan juga di desain dengan karakter kartun, sehingga membuat kereta cinta ini menjadi lucu. Uniknya untuk menjalankan kereta cinta kita harus menggowes seperti menjalankan sepeda, totalnya terdapat empat pedal yang harus di gowes.
Andong domba memiliki bentuk seperti kereta kuda pada umumnya, hanya saja hewan yang digunakan adalah domba bukan kuda. Biasanya, andong ini dinaiki oleh anak-anak kecil agar bebannya tidak terlalu berat.
Kami memilih untuk menaiki kereta cinta karena bisa memuat lebih dari lima orang. Setelah mendapat giliran, kami semua naik dan aku memilih posisi di belakang. Kereta cinta ini disewakan untuk satu putaran mengelilingi alun-alun tanpa rentang waktu yang ditentukan.
ADVERTISEMENT
Aku dan para sepupuku bersenda gurau dalam kereta cinta, menikmati momen langka sekaligus melenyapkan rasa rindu pergi bersama. Gelak tawa pun tak kunjung usai, perutku sakit akibat tertawa terlalu lama. Abangku selalu saja bertingkah lucu yang menghidupkan suasana. Tak lupa kami mengabadikan momen bahagia ini, berpose dengan beberapa gaya khasnya masing-masing.
Tak terasa satu putaran sudah kami lewati yang menandakan penyewaan kereta cinta telah selesai. Perutku terasa lapar dan akhirnya kami mencari makanan di sekitar alun-alun. Setelah selesai makan, kami kembali ke alun-alun berkeliling dari satu gerobak ke gerobak yang lain untuk membeli beberapa camilan dan minuman dingin. Kami juga tidak lupa membeli beberapa aksesori seperti gelang dan kalung.
ADVERTISEMENT
Setelah puas berkeliling, kami memutuskan pulang karena sudah larut malam. Aku merasa senang dan bahagia kerinduanku pada tempat ini sudah terobati. Hari itu menjadi kesan liburan yang tak akan pernah kulupakan. Ku simpan ingatan ini untuk kuceritakan pada keluargaku yang sedang menanti dirumah Mang Ujang.
(Adinda Fahrani/Politeknik Negeri Jakarta)