Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Kolaborasi dan Inovasi: Transformasi Perawat di Era Digital
6 Januari 2025 13:53 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Adinda Fitriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Revolusi digital banyak membawa perubahan pada aspek kehidupan manusia. Era digital, membuat seluruh pertanyaan dan aktivitas menjadi lebih mudah, hal yang instan ini mempermudah kehidupan kita, karena seluruh pertanyaan akan dijawab secara instan. Kita ambil contoh yaitu revolusi digital yang beriringan dengan dunia kesehatan. Di dunia kesehatan, baik tenaga medis maupun tenaga kesehatan saling membutuhkan, karena memiliki peranan yang sangat penting untuk dapat berkolaborasi. Salah satu contohnya adalah profesi perawat. Perawat adalah profesi dengan peran vital dalam pelayanan kesehatan di Indonesia. Banyak data yang menunjukkan Indonesia adalah negara yang memiliki kebutuhan tinggi akan profesi perawat. Menurut Kemenkes, kebutuhan tenaga perawat adalah dua perawat per 1000 penduduk. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia pada 2022 adalah 275,8 juta jiwa dan jumlah perawat sebanyak 563.739 orang (BPS, 2023).
Perawat bersikap terapeutik, dengan sikap ini perawat mendukung proses penyembuhan dan kesejahteraan pasien. Asuhan keperawatan, tindakan yang efektif, dan komunikatif dapat menunjang dan mempertahankan kesehatan pasien. Kesinambungan perawat dan era digital sekarang ini termasuk krusial, era digital dapat meningkatkan efisiensi, kolaborasi, dan penyimpanan data yang efektif. Lantas, seberapa berpengaruh era digital pada dunia kesehatan? Apa tantangan yang akan muncul di era digital pada profesi perawat?
ADVERTISEMENT
Perubahan dalam Peran dan Tugas Perawat
Digitalisasi dalam Administrasi
Permenkes No. 24 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Rekam Medis Elektronik. Berkas berisi dokumen tentang pasien atau yang biasa dikenal dengan rekam medik mengalami perubahan, yang sekarang ialah rekam medis elektronik (RME). Peraturan menteri kesehatan melakukan pengubahan yang bersifat wajib, dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Indonesia, memastikan hukum, keamanan dan yang paling penting ialah kerahasiaan dapat terintegrasi dengan baik. Dengan ini, data dapat diakses dan diperbarui dengan mudah, efisiensi waktu, efisiensi administrasi karena tidak menggunakan formulir fisik atau manual.
Tele Support pada Kesehatan Mental Pasien
Pembentukan sesi pendampingan secara daring tentang psikologi pasien, edukasi kesehatan mental, dengan akses yang mudah akan meningkatkan mutu kesehatan pada pasien. Edukasi kesehatan mental yang diberikan melalui tele support bisa mencakup berbagai hal, seperti cara mengelola stres, strategi untuk mengatasi kecemasan, dan keterampilan untuk meningkatkan kestabilan emosional. Dengan cara yang mudah diakses ini, pasien tidak hanya mendapatkan informasi yang bermanfaat, tetapi juga merasa didukung secara emosional, yang dimana bisa membantu mempercepat proses pemulihan dan menunjang kualitas hidup mereka.
Oleh karena itu, penerapan sesi pendampingan secara daring ini bisa menjadi hal yang penting untuk memperkuat layanan kesehatan mental, memperluas jangkauan bantuan, dan menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi pasien dalam mengelola kesehatan mental mereka.
Tantangan yang Dihadapi Perawat pada Era Digital
Keterbatasan Teknologi
Kurangnya infrastruktur digital, membuat terbatasnya akses pada teknologi yang dimana akan mempengaruhi pemanfaatan saat akan menggunakan sistem kesehatan yang berbasis teknologi tersebut. Perbedaan wilayah rumah sakit, serta Kurangnya pengetahuan akan teknologi juga menjadi hambatan. Perawat yang belum mendapatkan pelatihan, harus beradaptasi lebih lama dalam pemanfaatan sistem digital ini.
Risiko Burnout pada Beban Kerja Baru
Beban kerja dengan produktivitas tinggi akan mengancam pada kelelahan fisik dan juga mental. Terjadinya tekanan untuk menyelesaikan tugas baru dengan pembaruan sistem, apalagi dengan adanya sistem digital yang harus dipelajari secara singkat menyebabkan kewalahan dan akan berpengaruh pada kelelahan fisik serta mental.
Solusi dan Strategi Adaptasi
Program Pelatihan
Pembelajaran tentang teknologi perlu diadakan kemudian ditingkatkan. Seperti pelatihan mengenai penggunaan sistem rekam medis elektronik pada era digital. Pelatihan dapat menjadi bekal untuk menghadapi tantangan pada era digital. Sehingga, akan mengurangi hambatan yang timbul berupa burnout, dan kesulitan akan pengoperasian sistem digital tersebut.
Workshop Pengoperasian Sistem Digital
Seperti yang kita tahu, bahwa ilmu pengetahuan era digital ini akan terus berkembang. Maka, perlu adanya pembaharuan ilmu. Pembaharuan ilmu dapat dilakukan dengan mengikuti workshop, webinar, dan kursus online. Sehingga, dengan adanya ilmu terbaru, akan menunjang pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia.
Kolaborasi Antar Profesi
Pemecahan masalah secara bersama dapat dilakukan dengan kolaborasi. Perawat dapat memberikan wawasan tentang kebutuhan pasien dalam ilmu keperawatan, kemudian ahli teknologi membuat desain media edukasi yang efektif untuk mengedukasi masyarakat Indonesia.
Masa Depan Perawat di Era Digital
Di luar negeri sendiri, telah tersedia layanan e-government dalam sektor kesehatan yang melejit. Contohnya di negara maju seperti Jepang, Amerika, dan Inggris.
Potensi meningkatnya pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan adanya sistem digital yang bermutu, pembaharuan ilmu dengan berbagai jenis pelatihan, implementasi yang terealisasikan membuktikan peningkatan kualitas pelayanan.
Layanan akan semakin tertata, dan juga membuat waktu jauh lebih efisien.
Harapannya, semakin berkembangnya ilmu kesehatan di era digital ini maka semakin bijak, efisien, dan akurat pula pengolahan datanya.
Transformasi perawat di era digital adalah langkah penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan integrasi teknologi, perawat dapat meningkatkan efisiensi kerja, mempermudah pengelolaan data pasien, serta mempermudah akses layanan kesehatan, termasuk dalam pendampingan kesehatan mental secara daring. Meskipun tantangan seperti keterbatasan teknologi dan potensi burnout perlu diatasi akan tetapi pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan, serta kolaborasi antar profesi akan memperkuat kemampuan perawat dalam menghadapi perubahan di era digital ini.
Mari kita dukung pengembangan keperawatan berbasis teknologi dengan menyediakan pelatihan yang memadai, memperbaiki dunia digital, dan mendorong kolaborasi antara tenaga medis, tenaga kesehatan dan teknologi. Dengan upaya bersama, kita bisa menciptakan lingkungan kerja yang mendukung perawat dalam memberikan pelayanan yang lebih berkualitas, efisien, dan lebih baik. Dukungan terhadap transformasi ini akan memastikan bahwa perawat dapat terus memainkan peran vital dalam melayani masyarakat di tengah kemajuan era digital.
ADVERTISEMENT