Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Merokok: Membunuh Dirimu atau Orang di Sekitarmu?
21 Desember 2024 16:32 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Adinda Fitriana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Rokok merupakan ancaman serius di seluruh dunia. Dengan lebih dari 279 juta penduduk pada 2024, Indonesia menjadi negara dengan populasi terbesar keempat di dunia. Sayangnya, jumlah penduduk yang besar ini juga membawa ancaman kesehatan yang serius yaitu rokok. Tingkat pertumbuhan penduduk di Indonesia tercatat sebesar 0,82 persen, dari sebelumnya berjumlah 277.534.122 orang pada 2023. Dengan banyaknya populasi ini, ancaman kesehatan pada masyarakat pun semakin meningkat, risiko rokok bagi yang mengonsumsi dan yang terpapar sangat berbahaya. Khususnya bagi para ibu hamil dan bayi mereka. Menurut penelitian WHO, rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia berbahaya yang menyebabkan berbagai dampak kesehatan. Lebih lanjut, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa setidaknya ada 25 jenis penyakit yang diakibatkan oleh rokok. Selain itu, kebiasaan merokok juga menyebabkan sekitar 100 juta kematian pada abad ke-20, salah satunya disebabkan oleh kanker paru.
ADVERTISEMENT
Lalu, apakah remaja di Indonesia menjadi pelopor asap rokok terbesar? Simak Artikel opini ini untuk mengetahui bahaya rokok dan dampaknya terhadap kesehatan, ekonomi dan masyarakat Indonesia.
A. Generasi Muda: Penerus Bangsa atau Penerus Kebiasaan Merokok?
Di Indonesia sendiri, banyak remaja di bawah umur yang sudah mengonsumsi rokok, bahkan beberapa di antaranya mulai merokok pada usia yang sangat muda, sekitar 10-15 tahun. Kebanyakan dari mereka pertama kali merokok karena mengikuti ajakan dari teman sebayanya, bahkan mengikuti orang dewasa. Dengan ini, peran pendampingan orang tua sangat dibutuhkan agar anak tidak salah pergaulan, dan dapat memilah mana yang baik dicontoh dan hal yang tidak seharusnya dilakukan. Hal ini sangat mengkhawatirkan karena konsumsi rokok pada usia muda dapat meningkatkan risiko ketergantungan dan dampak kesehatan jangka panjang, seperti penyakit pernapasan, kanker, dan berbagai masalah kesehatan lainnya. Data WHO juga semakin mempertegas bahwa jumlah perokok yang ada di dunia sebanyak 30% adalah kaum remaja. Indonesia merupakan negara penghasil tembakau terbesar keenam setelah Cina, Brazil, India, USA dan Malawi, dengan jumlah produksi sebesar 136 ribu ton atau sekitar 1,91% dari total produksi tembakau dunia. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, produk rokok di Indonesia memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan perekonomian masyarakat. Dampaknya tak hanya ke perokok aktif, tetapi kepada orang yang terpapar asap rokok tersebut, apalagi bila masyarakat merokok di atas motor kemudian membuang abu dari rokok sembarangan. Hal ini menyalahi aturan, Menurut Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 dan PP Nomor 19 Tahun 2003 tentang Larangan Merokok di Lingkungan Seperti Tempat Umum, Sarana Kesehatan, Tempat Kerja, Tempat Proses Belajar Mengajar, Karena Kegiatan Anak, Tempat Ibadah, dan Angkutan Umum Dinyatakan Sebagai Kawasan Tanpa Rokok.
ADVERTISEMENT
Bahaya Bagi Diri Sendiri Apabila Merokok di atas Motor:
1. Merokok saat berkendara meningkatkan risiko kecelakaan dan cedera.
2. Asap rokok mengganggu penglihatan dan konsentrasi saat berkendara.
3. Merokok di atas motor meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan jantung.
Bahaya Bagi Orang Lain Apabila Merokok di atas Motor:
1. Merokok di jalan umum membahayakan kesehatan pengendara lain.
2. Asap rokok mengganggu kenyamanan dan kesehatan orang sekitar.
3. Merokok di dekat orang lain meningkatkan risiko penyakit pernapasan.
B. Anak dan Ibu Hamil Menjadi Korban Asap Rokok
Anak dan ibu hamil rentan terpapar asap rokok, terutama jika ayah mereka bekerja dari rumah (WFH). Paparan asap ini juga menghambat penurunan angka stunting di Indonesia. Menurut WHO, angka stunting di Indonesia masih tergolong tinggi, yaitu 21%, di atas ambang batas 20% untuk kategori tinggi. Paparan asap rokok yang mengandung gas berbahaya dapat menghambat penyempurnaan organ janin, sehingga pertumbuhan janin menjadi terganggu dan berkontribusi pada tingginya angka stunting. Edukasi yang berfokus pada bahaya paparan asap rokok terhadap ibu hamil dan anak perlu dilakukan melalui kampanye publik, sosialisasi di layanan kesehatan, dan media digital untuk meningkatkan kesadaran masyarakat.
ADVERTISEMENT
C. Pengaruh Rokok pada Ekonomi di Indonesia
Dari sisi ekonomi, konsumsi rokok juga memberikan dampak yang signifikan. Di Indonesia, tiap tahunnya pemerintah mengeluarkan biaya pengobatan penyakit terkait tembakau sebesar Rp 2,11 Triliun, yang terdiri dari pengeluaran rawat inap sebesar Rp 1,85 Triliun dan rawat jalan sebesar Rp 0,26 Triliun. Beberapa kasus selektif dari penyakit terkait tembakau di Indonesia antara lain Penyakit Pernapasan, Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (termasuk Stroke), Neoplasma/Kanker, serta Gangguan Prenatal. Sementara itu, kerugian makro ekonomi akibat kehilangan tahun produktivitas mencapai hampir Rp 600 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa dampak rokok tidak hanya pada kesehatan individu tetapi juga pada perekonomian masyarakat dan negara.
D. Langkah Pencegahan Untuk Anak Agar Tidak Merokok:
ADVERTISEMENT
1. Jadilah contoh yang baik
2. Luangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak, berikan ruang untuk menyampaikan perasaannya
3. Buka ruang komunikasi dengan teman sebaya anak
4. Ajak anak untuk menggali bakat, dan minatnya di hobi yang mereka inginkan. Karena, dengan hobi anak akan fokus pada tujuan, mimpinya, serta ia akan menjadi pribadi yang lebih percaya diri
5. Berikan alasan mengapa ia dilarang untuk merokok, jelaskan dampak apa saja bila ia ingin mencoba rokok
Setelah mengetahui dampak apa saja yang timbul jadi, masih maukah Anda merokok? Apakah Anda siap menyelamatkan anak-anak Anda dengan memberikan edukasi tentang dampak buruk rokok bagi kesehatan dan masa depan mereka? Pilihan ada di tangan Anda. Jangan sampai terlambat, karena masa depan anak-anak Anda, penerus bangsa dan generasi emas Indonesia bergantung pada keputusan Anda hari ini.
ADVERTISEMENT