Konten dari Pengguna

Menepis Stereotip: Gen Z (Bukan) Generasi Bermental Lemah

Adinda Gita Aprilia Armin
Mahasiswa Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra Universitas Pamulang
20 Juni 2024 17:17 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Gita Aprilia Armin tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Generasi Z, yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, sering kali mendapat label bermental lemah karena anggapan bahwa mereka kurang tahan terhadap tekanan dan terlalu bergantung pada teknologi. Namun, realitas menunjukkan bahwa Gen Z adalah generasi yang sangat adaptif dan penuh inovasi. Mereka tumbuh di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan sosial, membuat mereka lebih responsif terhadap perubahan dan tantangan yang terjadi di sekitar mereka. Kekuatan mental mereka tercermin dalam kemampuan mereka untuk multitasking, mengelola informasi yang berlebihan, serta berani memperjuangkan isu-isu sosial yang mereka anggap penting.
ADVERTISEMENT
Di balik kemajuan teknologi yang mereka hadapi, Gen Z juga menunjukkan kepedulian tinggi terhadap kesehatan mental. Mereka lebih terbuka dalam membicarakan kesehatan mental dan mencari bantuan ketika dibutuhkan. Ini bukan tanda kelemahan, melainkan bentuk keberanian dan kesadaran akan pentingnya kesehatan holistik. Gen Z mengajarkan kita bahwa mengakui dan menangani masalah kesehatan mental adalah langkah penting menuju kesejahteraan yang lebih baik.
Data dari American Psychological Association (APA) menunjukkan bahwa Gen Z lebih sering melaporkan gejala stres dibandingkan generasi sebelumnya. Namun, hal ini bukan berarti mereka bermental lemah, melainkan mereka lebih sadar dan terbuka terhadap isu kesehatan mental. Menurut laporan "Stress in America 2020," 37% dari Gen Z melaporkan bahwa mereka telah bekerja dengan profesional kesehatan mental, dibandingkan dengan 35% dari Millennial, 26% dari Gen X, dan 22% dari Baby Boomers .
ADVERTISEMENT
Studi lain yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa Gen Z lebih cenderung untuk mencari bantuan dan mendiskusikan masalah kesehatan mental dibandingkan generasi sebelumnya. Sebanyak 70% dari mereka percaya bahwa mengakui adanya masalah mental adalah tanda kekuatan, bukan kelemahan . Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki pendekatan yang lebih proaktif dan realistis terhadap kesehatan mental, yang seharusnya dipandang sebagai kekuatan dan bukannya kelemahan.
Ilustrasi Gen Z yang Lemah Mental (Sumber Gambar : pixabay.com)
Gen Z sering kali dianggap lemah karena mereka tampak lebih rentan terhadap tekanan dan masalah mental. Namun, argumen ini tidak sepenuhnya valid jika kita melihat konteks di mana mereka tumbuh. Dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah memberikan tekanan yang berbeda dari generasi sebelumnya. Menurut laporan dari World Health Organization (WHO), peningkatan kesadaran tentang kesehatan mental di kalangan Gen Z adalah hasil dari edukasi dan kampanye yang lebih baik dibandingkan masa lalu . Ini adalah bukti bahwa mereka lebih berpengetahuan dan memiliki akses yang lebih baik terhadap sumber daya yang diperlukan untuk menjaga kesehatan mental mereka.
ADVERTISEMENT
Lebih jauh lagi, data dari National Institute of Mental Health (NIMH) menunjukkan bahwa meningkatnya angka pelaporan masalah kesehatan mental di kalangan Gen Z bukanlah tanda peningkatan kelemahan, tetapi peningkatan kesadaran dan pengakuan terhadap masalah tersebut. Generasi ini lebih berani untuk mengakui kesulitan mereka dan mencari bantuan, menunjukkan tingkat kejujuran dan keberanian yang patut diapresiasi . Ini adalah bukti bahwa Gen Z memiliki pendekatan yang lebih sehat dan realistis terhadap kesehatan mental.
Masyarakat harus mengubah pandangan mereka terhadap Gen Z dan menghargai keberanian mereka dalam menghadapi tantangan mental. Generasi ini telah menunjukkan bahwa mereka mampu beradaptasi dengan perubahan dan mengambil langkah proaktif untuk menjaga kesehatan mental mereka. Alih-alih melabeli mereka sebagai generasi bermental lemah, kita harus belajar dari pendekatan mereka terhadap kesehatan mental dan mengadopsi keterbukaan serta keberanian yang sama dalam hidup kita.
ADVERTISEMENT
Saatnya kita menghentikan stereotip negatif dan mulai mendukung Gen Z dalam perjuangan mereka. Mari kita mengakui bahwa mengatasi masalah mental bukanlah tanda kelemahan, tetapi kekuatan. Dukungan dari semua lapisan masyarakat akan memperkuat generasi ini dan membantu mereka berkembang menjadi individu yang lebih kuat dan sehat. Hanya dengan begitu kita bisa benar-benar maju sebagai sebuah komunitas yang peduli dan tangguh.