Semarak Kembali Berkain Bersama

Adinda Hanum Purnomo
Halo! saya mahasiswa program studi Jurnalistik di Politeknik Negeri Jakarta.
Konten dari Pengguna
17 Juni 2022 19:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Hanum Purnomo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
ADVERTISEMENT
Berawal dari sebuah titik
Gemulai jemari-jemari lentik
Berayun seirama pola yang unik
ADVERTISEMENT
Lembut tiupan canting yang antik
Melukis motif elok nan cantik
Pancarkan seni nan kharismatik
(Uswatun Khasanah/Pesona Batik/Sajak Negeri Seribu Budaya)
Batik adalah salah satu warisan budaya dari negeri sejuta pulau, bahasa, suku, serta budayanya. Nenek moyang telah berpesan bahwa para penerusnya harus melestarikan budaya yang ada dan batik lah salah satunya. Berjalannya waktu mengikuti perkembangan zaman, tidak dipungkiri batik sudah mulai ditinggalkan secara perlahan dan hal ini menjadi ancaman untuk bangsa Indonesia. Pasalnya banyak negara yang tertarik dengan warisan ini, bahkan mengakui bahwa batik adalah peninggalan negara mereka.
Sebagai kaum muda yang telah diamanahkan untuk menjaga kelestarian budaya bangsa, mulai tumbuh rasa sadar untuk kembali menyerukan semangat berkain bersama. Semangat ini digerakan bersamaan dengan berkembangnya dunia fashion dan media sosial. Tidak bisa dipungkiri kini dengan adanya media sosial, gaya berpakaian semakin beragam, unik, dan meluas, baik untuk pria maupun wanita. Salah satu gaya berpakaian yang ikut mengalami banyak inovasi di Indonesia yaitu menggunakan kain batik.
ADVERTISEMENT
Pada pagelaran hari ulang tahun radio Poros FM yang dinamakan Porosmian, pihak penyelenggarakan mengusungkan tema “Mengingat Kain”. Hal ini menjadi salah satu bentuk pelestarian warisan budaya nenek moyang dengan mengangkat kembali budaya berkain batik pada suatu acara. Kain batik yang umumnya digunakan pada waktu-waktu tertentu, seperti pada perayaan Hari Kartini, Hari Batik Nasional atau hanya menjadi seragam sekolah dan kantor. Kini semakin diinovasikan penggunaannya menjadi lebih fleksibel dan modis.
Dalam perayaan acara Porosmian, tamu undangan banyak menggunakan busana yang sangat unik. Ada yang menyiasati bahan kain batik menjadi obi belt, one set, hiasan kepala, outer, dan masih banyak lagi. Padu padanan kain batik ini pun tidak hanya digunakan bersama kebaya, namun dapat dengan kemeja, blouse, vest (rompi), jas atau blazer. Pada acara tersebut terdapat dua tamu undangan yang mendapatkan penghargaan sebagai busana terbaik dan terunik.
ADVERTISEMENT
Pemenangnya dipilih seorang pria dan wanita. Mereka masing-masing menggunakan batik dengan padu padanan yang modern. Untuk pemenang pria, ia menggunakan kemeja batik formal, namun terlihat fashionable setelah ia menambahkan aksen rompi hitam, topi barret hitam, serta celana pendek hitam yang membuat warna batik lebih tertonjolkan. Selain itu, penggunaan sepatu kulit coklat adalah pilihan yang tepat untuk mendukung tampilannya semakin modern. Lalu untuk pemenang wanita, ia menggunakan jenis kebaya encim berwarna merah cerah dan kain batik klasik berwarna coklat terlihat pas dengan setelan kebaya tersebut. Tak hanya itu penggunaan hijab bergaya turban dengan untaian kain di depan membuat aksen busana semakin modis.
Sumber Foto: Dokumentasi Pribadi
Terbukti dengan mengikuti perkembangan zaman, khususnya dalam dunia busana dan memasukan unsur warisan budaya pada perkembangan tersebut, banyak muncul inovasi yang dapat menyelamatkan warisan bangsa ini. Batik dengan penggunaannya yang semakin bervariasi serta fungsinya lebih fleksibel ini semakin digandrungi oleh para anak muda. Hal ini menjadi angin segar untuk pemberdayaan warisan budaya Indonesia yang dititipkan oleh nenek moyang dalam busana berkain bersama.
ADVERTISEMENT