Merindukan Udara Bersih: Cerita Kami dengan Lingkungan Bebas Polusi

Adinda Kamelia
Mahasiswa Keperawatan Universitas Airlangga
Konten dari Pengguna
26 Mei 2023 18:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Kamelia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kota Penuh Polisi. Foto: ShutterStock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kota Penuh Polisi. Foto: ShutterStock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bayangkan pagi hari yang tenang, dengan kabut tipis membungkus bukit di kejauhan. Cahaya matahari yang lembut menyinari lembah, sementara udara segar membawa aroma tanah basah setelah hujan. Udara ini yang kami rindukan, udara yang bebas polusi, udara dari masa kecil yang kini hanya tinggal kenangan.
ADVERTISEMENT
Kota-kota kita sekarang dipenuhi dengan asap dan debu, jauh dari kehidupan yang seharusnya kita nikmati. Menurut data dari World Health Organization (WHO), 9 dari 10 orang di dunia menghirup udara yang tidak memenuhi standar kualitas udara yang sehat. Ironisnya, polusi udara sekarang menjadi pembunuh diam-diam yang merenggut jutaan nyawa setiap tahun. Fakta ini, tak lain adalah sinyal alarm yang membahayakan eksistensi kita di planet ini.
Sebagai penulis, saya telah menghabiskan banyak waktu di tengah hiruk-pikuk kota, dan sering kali saya merasa tercekik oleh polusi udara yang tampaknya tak henti-hentinya. Saya kangen dengan masa-masa ketika saya bisa merasakan kebebasan untuk menarik napas dalam-dalam tanpa harus khawatir tentang partikel berbahaya yang akan masuk ke dalam paru-paru saya.
ADVERTISEMENT
Henry David Thoreau pernah berkata, "Apa gunanya sebuah rumah jika Anda tidak memiliki planet yang layak untuk ditempatkan?" Kutipan ini mengingatkan kita bahwa tidak ada gunanya memiliki kekayaan atau pencapaian apapun jika kita tidak bisa menikmati udara bersih dan lingkungan yang sehat.
Namun, apakah kita harus menerima takdir ini sebagai kenyataan yang tidak bisa dihindari? Tidak, saya menolaknya. Kita semua punya hak untuk menuntut lingkungan yang lebih baik dan hidup yang lebih baik. Jika kita bisa menciptakan teknologi canggih dan menjelajahi luar angkasa, tentu kita juga bisa menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Sebenarnya, sudah ada banyak solusi yang bisa kita lakukan. Dari mulai penggunaan energi terbarukan, pengurangan emisi karbon, sampai perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Ini bukan tugas yang mudah, tetapi jika kita semua bekerja sama, pasti kita bisa membuat perubahan. Seperti yang dikatakan oleh aktivis lingkungan, Rachel Carson, "Di alam, tidak ada yang namanya sia-sia."
ADVERTISEMENT
Namun, perlu diingat, perubahan besar dimulai dari hal-hal kecil. Mulailah dari diri sendiri, dari rumah Anda sendiri. Kurangi penggunaan plastik, gunakan kendaraan pribadi secara bijaksana, dan dukung perusahaan yang mempraktikkan keberlanjutan.
Kita semua merindukan udara bersih, bukan hanya untuk kita, tetapi juga untuk generasi yang akan datang. Biarkan mereka juga merasakan kenikmatan menghirup udara segar dan bebas polusi, sebagaimana yang pernah kita alami. Tak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada mewariskan bumi yang hijau dan sehat kepada anak cucu kita.
Selain itu, bukan hanya pemerintah yang memiliki tanggung jawab. Setiap individu, setiap perusahaan, setiap komunitas, memiliki peran penting dalam perjuangan ini. Harus ada upaya bersama, kerja sama antara segenap elemen masyarakat untuk menghadapi masalah ini. Karena seperti yang diungkapkan oleh penulis dan lingkunganawan terkenal, Wendell Berry, "Bumi adalah apa yang kita semua memiliki bersama."
ADVERTISEMENT
Mungkin bagi sebagian orang, merindukan udara bersih hanyalah sebuah mimpi. Namun, bagi saya dan jutaan orang lainnya, ini bukan hanya sebuah mimpi. Ini adalah hak kita, hak asasi manusia yang paling dasar, untuk hidup dalam lingkungan yang sehat dan bersih.
Untuk itulah, mari kita semua bangkit dan bertindak. Jangan biarkan polusi mengambil lebih banyak nyawa. Jangan biarkan anak-anak kita tumbuh dalam lingkungan yang tercemar. Masa depan bumi ada di tangan kita. Dan saya percaya, bersama-sama, kita bisa menciptakan perubahan.
Akhirnya, saya ingin mengakhiri dengan sebuah kutipan dari Kofi Annan, mantan Sekretaris Jenderal PBB, yang mengatakan, "Tidak ada rencana B karena tidak ada planet B." Jadi, mari kita jaga dan lindungi rumah kita ini. Karena bumi adalah satu-satunya tempat kita dapat memanggil rumah.
ADVERTISEMENT
Untuk udara bersih dan lingkungan bebas polusi, kita tidak hanya berharap, tapi kita juga harus berjuang. Seperti sebuah kalimat bijak mengatakan, "Harapan bukanlah suatu strategi". Jadi, mari buktikan bahwa kita tidak hanya berharap, tetapi juga siap untuk bertindak dan mewujudkan mimpi kita bersama - lingkungan bebas polusi.