Stigma Buruk Anak Ambis: Bukan Mereka yang Ambis, Kamu yang Pemalas

Adinda Nurtopani
Mahasiswi Universitas Pamulang, Jurusan Sastra Indonesia.
Konten dari Pengguna
30 Juni 2023 9:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Nurtopani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seorang pria yang sedang giat belajar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang pria yang sedang giat belajar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
"Dasar anak ambis!"
Di dalam masyarakat, sering kali ada stigma buruk terhadap anak-anak yang memiliki ambisi tinggi atau tekad kuat untuk mencapai tujuan mereka. Mereka sering disebut sebagai "anak ambis" dengan konotasi negatif yang mengejek atau meremehkan usaha mereka.
ADVERTISEMENT
Namun, penting untuk mengubah persepsi ini, karena stigma buruk tersebut bukan hanya tidak adil, tetapi juga dapat merugikan dan menghalangi perkembangan pribadi dan pertumbuhan mereka.
Ada beberapa alasan mengapa stigma buruk terhadap anak ambis perlu dikoreksi. Pertama, memiliki ambisi tinggi adalah kualitas yang positif. Anak-anak yang memiliki tekad kuat dan kerja keras untuk mencapai tujuan mereka menunjukkan kualitas kepemimpinan, ketekunan, dan motivasi yang tinggi.
Mereka sering kali berusaha keras, mengambil risiko, dan berdedikasi untuk mewujudkan impian mereka. Stigma buruk terhadap mereka mengirimkan pesan yang salah bahwa ambisi dan usaha keras tidak dihargai atau bahkan ditertawakan.
Kedua, anak-anak ambis memberikan contoh yang baik bagi masyarakat. Ketika mereka mengejar tujuan mereka dengan semangat dan tekad, mereka menginspirasi orang lain untuk bermimpi besar dan bekerja keras untuk meraih impian mereka sendiri.
ADVERTISEMENT
Mereka membuka jalan bagi inovasi, perubahan positif, dan perkembangan masyarakat. Stigma buruk terhadap mereka membatasi potensi inspirasi dan motivasi yang dapat mereka berikan kepada orang lain.
Ilustrasi anak yang membawa setumpuk buku. Foto: Shutterstock
Ketiga, stigma buruk terhadap anak ambis dapat menghambat pertumbuhan pribadi mereka. Ketika mereka merasa dikecam atau merasa perlu menyembunyikan ambisi mereka, hal ini dapat mengurangi kepercayaan diri mereka dan menghambat pengembangan potensi mereka sepenuhnya.
Mereka mungkin merasa tidak diakui atau meragukan kemampuan mereka sendiri karena tekanan sosial yang memojokkan mereka. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk mendukung dan mendorong anak-anak ambis untuk terus berkembang dan mencapai tujuan mereka.
Perubahan sikap masyarakat terhadap anak ambis adalah langkah yang penting dalam mempromosikan keadilan dan kesetaraan. Kita perlu memahami bahwa setiap orang memiliki impian, tujuan, dan ambisi yang unik.
ADVERTISEMENT
Menjuluki atau mengejek anak-anak yang memiliki ambisi tinggi hanya mencerminkan ketidakmampuan kita untuk menghargai dan mendukung mereka dalam perjalanan mereka menuju kesuksesan.
Sebagai gantinya, kita perlu merayakan keberanian, kerja keras, dan tekad anak-anak ambis. Kita harus memberikan dukungan dan inspirasi bagi mereka untuk mewujudkan impian mereka.
Menghargai dan mengakui upaya mereka akan menjadikan motivasi bagi mereka untuk terus berkembang dan memberikan kontribusi positif kepada masyarakat.
Ilustrasi wanita yang giat belajar. Foto: Shutterstock
Kesimpulannya, stigma buruk terhadap anak-anak ambis perlu dikoreksi. Mereka adalah contoh yang baik bagi masyarakat, memiliki kualitas kepemimpinan dan ketekunan yang tinggi.
Stigma buruk terhadap mereka hanya menghambat pertumbuhan pribadi mereka dan membatasi potensi mereka. Sebaliknya, kita perlu mendukung, menghargai, dan merayakan anak-anak ambis serta memberi mereka ruang untuk tumbuh dan mencapai tujuan mereka.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, bukan mereka yang ambis, melainkan kita yang belum mampu untuk menjadi seperti mereka yang perlu mengatasi kemalasan dan menjadikan mereka sebagai inspirasi bagi kita semua.