Konten dari Pengguna

Wanita Matre atau Kamu yang Tidak Mampu?

Adinda Nurtopani
Mahasiswi Universitas Pamulang, Jurusan Sastra Indonesia.
18 Juni 2023 20:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Nurtopani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi uang. Foto: Bangun Stock Productions/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi uang. Foto: Bangun Stock Productions/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada pepatah yang mengatakan bahwa uang bukanlah segalanya. Namun kenyataannya, segala hal di dunia ini tentu membutuhkan uang.
ADVERTISEMENT
Tapi, kebahagiaan seseorang kan tidak bisa ditentukan dengan uang? Benar. Kebahagiaan itu relatif, tidak bisa dinilai dengan uang. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa uang menjadi faktor penting dalam kehidupan sehari-hari kita.
Kekurangan uang dapat menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan, entah dalam keluarga, sosial, ekonomi, atau pendidikan.
Itulah mengapa, banyak wanita yang lebih memilih laki-laki mapan sebagai pasangan hidupnya. Matrealistis? Bukan, ini realistis.
Hasil survei majalah fashion AneCan dari Jepang, mencatat dari seribu wanita yang menjadi responden, sebanyak 75,5 persen di antaranya memilih pria yang kaya dan tidak tampan dibandingkan tampan namun tidak memiliki penghasilan besar.
Ilustrasi foto pria dengan dompet kosong. Foto: Shutterstock
Pilihan wanita dalam mencari pasangan bisa sangat bervariasi dan kompleks, dan tidak bisa digeneralisasi bahwa semua wanita memilih pria yang mapan secara finansial.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa wanita mungkin mempertimbangkan faktor kemandirian finansial dalam pencarian mereka untuk beberapa alasan berikut.
Pertama, keamanan dan stabilitas. Wanita mungkin mencari pria yang mapan secara finansial karena mereka ingin merasa aman dan memiliki stabilitas dalam kehidupan mereka. Pria yang memiliki stabilitas finansial dapat memberikan jaminan keuangan yang penting dalam membangun masa depan yang aman bagi diri mereka dan keluarga potensial.
Kedua, pemenuhan kebutuhan materi dan kehidupan yang nyaman. Pria yang mapan secara finansial dapat menyediakan kebutuhan materi seperti tempat tinggal yang layak, akses terhadap pendidikan dan perawatan kesehatan, dan gaya hidup yang nyaman. Beberapa wanita mungkin mencari pasangan yang mampu memberikan kualitas hidup yang diinginkan.
Ketiga, ambisi dan komitmen. Kemandirian finansial sering dikaitkan dengan sifat-sifat seperti ambisi, motivasi, dan komitmen terhadap keberhasilan. Wanita mungkin tertarik pada pria yang mapan secara finansial karena melihatnya sebagai individu yang memiliki tekad dan dedikasi untuk mencapai tujuan dalam kehidupan.
ADVERTISEMENT
Keempat, peran tradisional. Beberapa wanita mungkin masih mempertimbangkan peran tradisional dalam hubungan, di mana pria diharapkan menjadi pencari nafkah utama. Pandangan ini mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya, agama, atau latar belakang keluarga.
Ilustrasi pasangan yang mengalami masalah keuangan. Foto: Shutterstock
Namun, penting untuk dicatat bahwa preferensi dan prioritas setiap individu bisa berbeda. Tidak semua wanita memiliki preferensi yang sama dalam mencari pasangan.
Beberapa wanita mungkin lebih memprioritaskan faktor seperti kepribadian, nilai-nilai bersama, komunikasi yang baik, dan keterhubungan emosional.
Setiap individu memiliki kebebasan dan hak untuk menentukan faktor-faktor yang penting dalam mencari pasangan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka.
Stigma terhadap perempuan yang dianggap "matre" adalah persepsi negatif yang dapat muncul dalam masyarakat. Stigma semacam itu sering kali didasarkan pada prasangka atau stereotip yang tidak adil terhadap perempuan dan cenderung menggeneralisasi atau menyederhanakan kompleksitas individu.
ADVERTISEMENT
Padahal, sah-sah saja jika ada perempuan yang memang fokus pada aspek finansial. Melihat banyaknya laki-laki di zaman sekarang yang hanya melontarkan kata cinta tanpa memikirkan masa depan.
Lagipula, menurut saya istilah "matre" hanya akan diucapkan oleh mereka yang merasa kurang mampu untuk memenuhi standar kebutuhan hidup pasangannya.
Seseorang yang sudah mapan tidak akan mempermasalahkan keuangan apalagi menyebut pasangannya sendiri "matre".
Kembali lagi, setiap individu memiliki preferensi dan sudut pandang yang berbeda-beda. Bahkan di zaman sekarang, sudah banyak wanita karier yang lebih mampu secara finansial dibandingkan pasangannya.
Ilustrasi foto keluarga yang sedang menggambar. Foto: Shutterstock
Tapi, tidak ada salahnya dengan menjadi "matre". Karena kita harus memperhitungkan setiap langkah yang kita ambil, apalagi jika sudah memasuki jenjang yang serius.
Membangun sebuah keluarga, mengejar pendidikan dan karier tentunya tidak bisa hanya dengan modal cinta, kan?
ADVERTISEMENT