Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Ideologi dan Agama
4 Mei 2024 13:21 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari ADINDA PUSPA AYU tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam tiga ratus tahun terakhir ini, kita dapat menggambarkan bahwa sekularisme mulai berkembang cukup pesat di masyarakat. Selain itu, pada zaman modern ini juga telah bangkit dan tumbuh beberapa ideologi seperti liberalisme, komunisme, kapitalisme, nazisme, dan nasionalisme. Ideologi dan agama apabila ditinjau lebih jauh lagi memiliki beberapa kesamaan. Ideologi dan agama sama sama memiliki kemiripan pada sistem norma dan nilai manusia yang didasarkan pada kepercayaan oleh tatanan adimanusiawi.
ADVERTISEMENT
Kita menggolongkan Buddha sebagai agama dimana Buddha memercayai bahwa hukum alam ditemukan oleh Siddharta Gautama, sedangkan kaum komunis memercayai bahwa hukum alam ditemukan oleh Karl Marx, Friedrich Engels, serta Vladimir Ilyich Lenin. Sama seperti agama yang lain, komunisme juga memiliki kitab suci yaitu Das Kapital yang ditulis oleh Karl Marx. komunisme juga memiliki hari-hari besar dan festival yang juga dirayakan sama seperti agama lainnya yaitu 1 Mei dan peringatan Revolusi Oktober.
Agama-agama teis ini memuja ilahi, sedangkan agama-agama humanis lebih kepada memuja kemanusiaan atau lebih tepatnya homo sapiens. Humanisme merupakan suatu kepercayaan bahwa homo sapiens memiliki hakikat yang sakral dan berbeda dengan makhluk lain yang ada di muka bumi ini. Tak hanya itu, kaum humanis juga percaya bahwa hakikat homo sapiens merupakan hal terpenting dan menjadi penentu dalam suatu kejadian yang ada di alam semesta. Semua kaum humanis memuja kemanusiaan, akan tetapi dalam mengartikan definisinya mereka memiliki beberapa perbedaan pendapat antar satu sama lain. Terdapat tiga aliran yang memiliki perbedaan dalam mendefinisikan mengenai kemanusiaan. Antara lain yaitu humanisme liberal, humanisme sosialis, dan humanisme evolusioner.
Humanisme liberal memiliki pengertian bahwa kemanusiaan merupakan suatu sifat yang dimiliki oleh setiap individu-individu manusia, humanisme liberal juga menganggap bahwa kebebasan merupakan hal yang sakral dan keramat yang dimiliki oleh semua individu homo sapiens. Perintah-perintah utama yang ada pada humanisme liberal ini adalah melindungi kebebasan-kebebasan nurani dari ancaman yang membahayakan atau banyak dari kita yang menyebutnya sebagai “hak-hak asasi manusia”. Hal itu menjadi alasan mengapa penganut liberalisme ini menolak adanya penyiksaan dan hukuman mati. Pada dasarnya, liberalisme ini juga merupakan warisan langsung dari kepercayaan tradisional kristen mengenai jiwa individu yang merdeka dan abadi. Ketika masa Eropa modern awal, pembunuh dan penjahat dianggap mengacaukan tatanan dan harus disiksa dan dieksekusi di depan orang-orang sehingga tatanan dapat ditegakkan kembali. Namun, hal tersebut melanggar prinsip humanisme yang dianut oleh kaum liberal sehingga pada Eropa saat ini, para penjahat maupun pembunuh dihukum dengan semanusiawi mungkin tanpa menggoreskan hak asasi manusia yang dimiliki oleh para penjahat tersebut dan tetap mensakralkan kemanusiaan.
Selain humanisme liberal, ada juga humanisme sosialis. Kaum humanisme sosialis ini memercayai bahwa kemanusiaan memiliki sifat kolektif atau bersama-sama bukan bersifat sendiri atau individualistik. Kaum sosialis menganggap sakral keseluruhan homo sapiens bukan hanya satu individu saja. Berbeda dengan humanisme liberal yang mengedepankan kebebasan tiap individu, humanisme sosialis ini menuntut kesetaraan dari seluruh manusia yang ada di muka bumi ini. Kaum sosialis menganggap ketidaksetaraan sebagai penistaan paling buruk dan sangat merendahkan kesakralan dari kemanusiaan. Ketidaksetaraan ini berarti meninggikan sifat-sifat samping manusia yang melebihi dari esensi universal. Sebagai contoh ketika ada orang kaya yang ditinggikan daripada orang miskin, maka mereka berarti meninggikan uang lebih dari esensi universal karena orang kaya maupun orang miskin pada dasarnya sama sama manusia.
ADVERTISEMENT
Yang ketiga adalah humanisme evolusioner. Humanisme evolusioner ini merupakan satu-satunya paham yang terlepas dari monoteisme tradisional. Yang paling terkenal dari humanisme evolusioner ini salah satunya adalah Nazi. Definisi mengenai kemanusiaan yang dikemukakan oleh Nazi ini yang membedakannya dari humanisme lainnya. Definisinya sangat dipengaruhi oleh teori evolusi. Nazi percaya bahwa manusia bukanlah universal dan kekal. Manusia dapat berubah menjadi lebih baik dengan berevolusi menjadi adimanusia ataupun bisa berdegenerasi menjadi submanusia.
Nazi memiliki ambisi utama untuk melindungi umat manusia dari degenerasi serta mendorong manusia untuk berevolusi. Menurut mereka, homo sapiens muncul ketika populasi superior manusia purba berevolusi dan populasi inferior punah. Nazi mengatakan bahwa Ras Arya berpotensi untuk menjadi adimanusia karena memiliki sifat-sifat unggul seperti integritas, kecantikan, kerajinan, dan rasionalismenya baik. Sementara ras inferior seperti Yahudi, orang berkulit hitam, homoseksual, dan berketerbelakangan mental apabila dibiarkan berkembang akan merusak tatanan populasi manusia yang mengakibatkan kepunahan dari homo sapiens. Para ahli biologi berusaha membantah mengenai teori rasial yang dikemukakan oleh Nazi. Penelitian genetik yang telah dilakukan menghasilkan bahwa perbedaan garis keturunan manusia jauh lebih kecil dari yang dipercaya oleh Nazi.
ADVERTISEMENT
Pada awal milenium ketiga ini, eksistensi humanisme evolusioner kedepannya ini dapat terbilang tidak jelas. Pelibatan humanisme dengan evolusi serta penggunaan metode biologis untuk memperbaiki homo sapiens sudah dianggap tabu oleh orang-orang. Akan tetapi, saat ini banyak orang berpikiran menggunakan pengetahuan biologi yang semakin maju ini untuk menciptakan adimanusia.
Referensi
Harari, Y. N. (2014). Sapiens: a brief history of humankind. Penguin Random House