Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Konten dari Pengguna
Mengulas Pertunjukan Drama "Tango" oleh Teater Abisatya
6 Januari 2025 9:51 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Adinda Nur Rizky tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada 19 Desember 2024, Teater Abisatya Universitas Pamulang mempersembahkan pertunjukan drama "Tango" karya Slawomir Mrozek di gedung BSD Amphiteater, Taman Kota 2, Tangerang Selatan. Pertunjukan tersebut bagian dari rangkain kegiatan Drawata 6.0, bertemakan Purana Katha Samudaya. Drama Tango, yang pertama kali dipentaskan pada tahun 1964, merupakan sebuah karya yang penuh dengan simbolisme dan kritik sosial terhadap masyarakat yang dilanda krisis nilai. Teater Abisatya berhasil menghidupkan kembali karya klasik ini dengan pendekatan kontemporer yang segar, menyuguhkan pengalaman teater yang memukau sekaligus menggugah pemikiran penonton.
"Tango" adalah kisah tentang keluarga yang mengalami dekadensi moral dan krisis identitas akibat hilangnya otoritas dan nilai-nilai tradisional. Karakter utama, Artur, adalah seorang pemuda yang berusaha memulihkan tatanan dan aturan dalam keluarganya yang anarkis. Namun, upayanya justru membawa konsekuensi yang tragis. Melalui simbolisme dan absurditas, Mrozek menyampaikan kritik terhadap masyarakat yang kehilangan arah akibat kebebasan yang tak terkendali dan nihilisme.
Dalam pertunjukan ini, sutradara Teater Abisatya mengambil pendekatan yang unik dengan memodernisasi setting tanpa menghilangkan esensi dari karya aslinya. Tata panggung minimalis dengan elemen simbolik, seperti peti, kereta bayi, pakaian berserakan, menciptakan atmosfer yang mendukung tema krisis identitas dan kehancuran nilai-nilai tradisional. Pemilihan kostum yang kontras antara pakaian modern dan elemen klasik juga memperkuat pesan tentang benturan antara tradisi dan modernitas.
ADVERTISEMENT
Penampilan para aktor sangat memukau, terutama pemeran Artur yang berhasil menampilkan emosi yang kompleks, mulai dari frustrasi hingga putus asa. Dialog-dialog yang penuh dengan satir disampaikan dengan ritme yang tepat, menjaga keseimbangan antara humor gelap dan pesan moral yang mendalam. Chemistry antar karakter juga terasa alami, menciptakan dinamika keluarga yang meyakinkan dan emosional.
Salah satu keunggulan pertunjukan ini adalah bagaimana Teater Abisatya mampu menyoroti relevansi pesan Tango dalam konteks masyarakat modern. Krisis nilai dan otoritas yang digambarkan dalam drama ini masih sangat relevan dengan situasi saat ini, di mana masyarakat terus bergulat dengan perubahan sosial yang cepat dan sering kali kehilangan pijakan moral.
Pertunjukan ini juga mengingatkan penonton tentang bahaya ekstremisme dalam bentuk apapun, baik itu kebebasan tanpa batas maupun otoritarianisme yang kaku. Dalam masyarakat yang terus berubah, penting untuk menemukan keseimbangan antara tradisi dan inovasi, serta memahami bahwa kebebasan harus diimbangi dengan tanggung jawab.
ADVERTISEMENT
Penonton memberikan respon yang sangat positif terhadap pertunjukan ini. Banyak yang merasa bahwa drama ini memberikan pengalaman teater yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendorong mereka untuk merenungkan kondisi masyarakat saat ini. Beberapa penonton bahkan terlihat emosional saat menyaksikan adegan klimaks, di mana Artur akhirnya mengalami kehancuran akibat upayanya memulihkan tatanan keluarga. Tokoh Eugenia, yang pura-pura mati untuk menghindar dari prinsip yang akan dibuat oleh cucunya yaitu Arthur. Edek, orang luar dari keluarga atau bukan bagian dari anggota keluarga, yang mencoba menghancurkan ideologi para anggota keluarga.
Meskipun pertunjukan ini sukses, ada beberapa aspek yang masih dapat ditingkatkan. Misalnya, penggunaan musik latar yang lebih variatif dapat membantu meningkatkan suasana dan emosi dalam beberapa adegan. Selain itu, beberapa dialog yang mengandung filosofi mendalam mungkin bisa disederhanakan agar lebih mudah dipahami oleh penonton awam tanpa mengurangi esensi pesannya.
ADVERTISEMENT
Namun secara keseluruhan, Teater Abisatya telah berhasil memberikan interpretasi yang luar biasa terhadap karya Mrozek. Pertunjukan ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya menemukan keseimbangan dalam menghadapi perubahan sosial.
Pertunjukan drama "Tango" yang diadaptasi dari naskah teatrikal Polandia karya Slawomir Mrozek oleh Teater Abisatya Universitas Pamulang adalah sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Dengan pendekatan yang segar dan relevan, pertunjukan ini berhasil menghidupkan kembali karya klasik dengan cara yang memukau dan menggugah pemikiran. Kritik sosial yang disampaikan melalui drama ini masih sangat relevan dengan kondisi masyarakat saat ini, mengingatkan kita akan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab. Teater Abisatya telah membuktikan bahwa karya klasik seperti Tango tetap memiliki tempat dalam dunia teater modern dan dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam diskusi sosial dan budaya.
ADVERTISEMENT
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 18:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini