Konten dari Pengguna

Istana Maimun, Kemegahan Peninggalan Kesultanan Deli

Adinda Shafa
Mahasiswi
16 Oktober 2020 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Shafa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tidak lengkap rasanya jika berkunjung ke Kota Medan tidak ke Istana Maimun. Salah satu ikon kota Medan yang menjadi destinasi wisata paling populer. Istana Maimun sebagai objek wisata bersejarah sudah dibuka untuk umum sejak tahun 80-an. Lokasinya yang strategis memudahkan para wisatawan untuk mengujunginya.
Dibawah kepemimpinan Sultan Deli, Sultan Ma'moen Al Rasyid Perkasa Alamsyah Istana Maimun dibangun pada 26 agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Berdirinya Istana Maimun merupakan wujud keberhasilan Kerajaan Deli di masa kejayaannya. Tak hanya Istana Maimun, Kerajaan Deli juga membangun Masjid Raya Al-Mashun yang berlokasi tidak jauh dari Istana Maimun.
ADVERTISEMENT
Istana Maimun dibangun di atas tanah berukuran kurang lebih 4,5 hektar, dengan 30 kamar tamu yang terdiri dari 2 lantai yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu bangunan utama, bangunan sayap kanan dan bangunan sayap kiri. Setiap bagian terdiri dari 2 lapisan. Bagian sayap kanan tidak dibuka untuk wisatawan karena dihuni oleh keturunan Sultan.
Bangunan sayap kanan Istana Maimun
Bangunan sayap kiri Istana Maimun
Dibangun oleh seorang arsitek kebangsaan Eropa bernama Theodoor van Erp membuat design yang ditampilkan tidak lepas dari nuansa negara-negara Eropa. Namun tidak menghilangkan nuansa Islaminya.
Tampak dalam bangunan utama Istana Maimun
Saat memasuki Istana Maimun, pengunjung akan disambut langsung oleh para penjual oleh-oleh khas Medan. Mereka juga membuka jasa persewaan pakaian tradisional melayu bagi wisatawan. Dimana hal ini akan menambah daya tarik wisatawan. Namun sayangnya tidak ada buku panduan bagi wisatawan. Ini memungkinkan pengunjung untuk membeli buku yang berisi sejarah singkat Istana Maimun, atau menyewa pemandu untuk mendapatkan informasi lebih lanjut tentang Istana Maimun.
Tidak jauh dari bangunan istana, terdapat sebuah bangunan tempat dipamerkannya Meriam Puntung. Berbeda dengan istana, bangunan ini bergaya arsitektur khas Karo.
ADVERTISEMENT
Menurut cerita, meriam ini merupakan wujud dari adik Putri Hijau, seorang putri dari Kerajaan Haru. Meriam tersebut digunakan dalam pertempuran dan terus menerus digunakan untuk menembak musuh, akhirnya meriam tersebut menjadi panas dan terbelah menjadi dua.
Salah satu patahannya terpental ke Kampung Sukanalu, sebuah desa di dataran tinggi Karo. Mungkin hal ini lah yang menyebabkan bangunan ini lekat dengan gaya arsitekstur Karo.
Ditempatkannya meriam ini di Istana Maimun karena yang menaklukkan kerajaan Haru adalah sultan deli pertama dari Kerajaan Deli.
Tampak luar bangunan Meriam Puntung
Tampak dalam bagian depan Meriam Puntung
Tampak dalam bagian belakang Meriam Puntung