Pentingkah Kesehatan Mental di Masa Pertumbuhan Remaja?

Adinda Tasya Mutiara
Journalism Student of Polytechnic State Jakarta.
Konten dari Pengguna
25 Mei 2022 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Tasya Mutiara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi usia masa remaja. Sumber foto: Rizky Fitrahadi Putra
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi usia masa remaja. Sumber foto: Rizky Fitrahadi Putra
ADVERTISEMENT
Masa remaja membuat seseorang menjadi labil dalam mengambil keputusan. Tidak heran, banyak remaja di luar sana yang masih plin-plan untuk memutuskan sesuatu.
ADVERTISEMENT
Remaja labil karena kurangnya pengalaman yang mereka miliki. Sehingga mereka masih ragu dengan jalan yang diambil, bahkan masih ada yang belum bisa menentukan mana yang baik dan benar.
Sebenarnya di masa ini, remaja memiliki tiga fase berdasarkan tahap perkembangan usianya yang menyebabkan pandangan, pemikiran serta penilaian remaja sering kali berubah. Fase tersebut terbagi menjadi remaja awal (usia 10-13 tahun), remaja pertengahan (usia 14-17 tahun), dan fase remaja akhir atau dewasa muda (18-24 tahun).
Berbagai perubahan akan terjadi dari fase awal hingga akhir. Dimulai dari perubahan fisik, psikis, mental, seksual, dan emosional yang sebenarnya harus dipahami dari setiap karakteristik transisi antara fase yang berbeda tersebut.
Semua orang harus tahu, pertumbuhan pada remaja perlu diperhatikan. Terutama pada kesehatan mental dan psikis yang sering kali terabaikan dan dianggap tidak penting. Kebanyakan remaja hanya memperhatikan penampilan fisik dan kebutuhan seksual saja, padahal kesehatan mental yang baik sangat diperlukan oleh remaja seiring dengan perkembangannya.
ADVERTISEMENT
Bagi Aulia Shifa mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, kesehatan mental sangat diperlukan untuk remaja bahkan semua kalangan usia, di mana hal ini perlu ditanamkan sebagai protector bagi remaja itu sendiri dalam menghadapi masa perkembangan.
“Remaja itu ada di kondisi lagi berkembang mencari jati diri, membangun hubungan sosial dan itu menimbulkan tantangan dari segala aspek. Jadi, kesehatan mental itu perlu untuk melindungi remaja itu sendiri,” ucap Aulia dengan tegas.
Untuk apa memiliki penampilan fisik yang sempurna jika tidak disertai kesehatan mental yang baik. Masalahnya, banyak remaja yang depresi karena kurangnya edukasi selama masa pertumbuhan hingga berakhir pada penyimpangan.
Satu hal yang harus diketahui, jika remaja mudah sekali untuk terbawa pada pergaulan yang tidak baik. Edukasi tentang kesehatan mental sebagai pengiring perkembangan sangat penting dilakukan oleh orang tua atau bahkan lembaga pendidikan sebagai referensi yang baik bagi remaja sebelum bertindak.
ADVERTISEMENT
Edukasi yang diberikan pada remaja juga harus memberikan manfaat pada psikis dan mental, setidaknya sampai remaja tersebut memiliki rasa peka terhadap kesehatan mental yang cukup. Hal ini adalah salah satu cara untuk menyelamatkan para remaja dari depresi, overthinking atau penyakit mental pada remaja.
(Adinda Tasya Mutiara/ Politeknik Negeri Jakarta)