Wanita Kuat Bernama Ibu

Adinda Tasya Mutiara
Journalism Student of Polytechnic State Jakarta.
Konten dari Pengguna
14 Mei 2022 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Tasya Mutiara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Ibu dan Anak. Foto: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ibu dan Anak. Foto: pexels.com
ADVERTISEMENT
“Wanita itu adalah Ibu yang memiliki kekuatan untuk tetap terlihat bahagia bagi semua orang di sekelilingnya,” begitulah aku mendeskripsikan Ibu. Walaupun banyak masalah yang dihadapi, Ibu tetap berusaha menjadi seseorang yang tangguh, pantang menyerah, dan penyabar dalam menjalani setiap keadaaan di hidupnya.
ADVERTISEMENT
Ibu merupakan malaikat tanpa sayap yang dikirim Tuhan untuk menjaga dan merawat keluargaku, pengorbanan Ibu tak akan bisa tergantikan. “Ibu selalu sabar mengasihi dan berdoa untukku, ia rela berkorban dengan tetesan keringat yang keluar dari tubuhnya,” dengan nada pelan aku menggambarkan pengorbanannya.
Aku selalu mengingat prinsip kehidupan yang diajarkan oleh Ibu, prinsipnya adalah kesabaran, kejujuran, dan kebaikan merupakan pilar utama yang nantinya akan berguna bagi kehidupan. Aku bingung saat itu, bertanya-tanya apakah prinsip yang Ibu ajarkan benar berguna bagi kehidupanku?
Ternyata, setelah tumbuh dewasa prinsip tersebut berguna untukku. Aku memahaminya seperti ini, jika aku menjadi orang yang sabar maka hidupku akan tenang, jika aku menjadi orang yang jujur maka hidupku akan lancar, dan kebaikan ada agar aku dapat dikelilingi orang baik seperti aku memperlakukan orang lain.
ADVERTISEMENT
Ibuku merupakan seorang penjaga kantin di sekolah dasar dekat rumah kami. Dari pagi hingga sore, Ibu bekerja untuk memastikan biaya pendidikanku terpenuhi dengan sempurna. Memang sosok Ibu sangat kuat, kekuatannya melebihi apa pun. Bahkan Ibu berkenan bertaruh nyawa memperjuangkan hidupnya untuk seorang bayi kecil yang dianggapnya sebagai anugerah Tuhan.
Bagi Ibuku mencintai adalah memberi. Ibu akan memberi segala hal yang dimilikinya tanpa mengharapkan balasan, ia akan merasa bahagia jika melihat diriku mampu tertawa lepas, bahagia tanpa beban. Aku yakin, semua Ibu mendefinisikan mencintai adalah memberi yang sama seperti Ibuku.
Sudah banyak peran terbaik yang Ibu mainkan ketika aku membutuhkan berbagai sosok untuk mengisi hari-hariku. Ibu mampu menjadi sahabat saat aku ingin berbagi cerita serta bercanda ria, ia juga mampu menjadi penasihat dan motivator ketika aku sedang terpuruk karena pahitnya kehidupan.
ADVERTISEMENT
Ibuku berhasil menjadi garda terdepan yang selalu ada kala aku membutuhkan dirinya. Ibu akan menjaga, memeluk, menasihati, dan pasti senantiasa mendoakan diriku semasa hidupnya.
Keinginan keras yang dimiliki Ibu dalam mewujudkan impiannya adalah membuat hidupku bahagia. Ibu mempunyai harapan yang sederhana, ia hanya ingin melihat aku tumbuh dengan baik dan hidup mandiri agar dapat menghadapi kehidupan dunia yang berat. Begitu sempurnanya segala perjuangan yang telah dilakukan Ibuku, maka hanya Tuhan yang mampu membalas segala pengorbanannya.
Terima kasih Ibu, berkatmu aku bisa menjalankan kehidupan dunia ini. Aku sayang Ibu.
(Adinda Tasya Mutiara/Politeknik Negeri Jakarta)