Konten dari Pengguna

KONFLIK: Sebagai Peluang Atau Menjadi Ancaman?

Adinda Wulandari Lubis
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
29 September 2024 9:53 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Wulandari Lubis tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
(sumber: desain pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
(sumber: desain pribadi)
ADVERTISEMENT
Komunikasi interpersonal merupakan bentuk komunikasi antara dua orang atau lebih yang tujuannya menyampaikan pesan atau informasi secara langsung. Joseph DeVito (1989) mendefinisikan komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan antara sejumlah orang dengan pengaruh atau umpan balik secara langsung. Muhammad (1995) mendefinisikan komunikasi antarpribadi sebagai proses pertukaran informasi antara satu orang dengan satu orang lainnya ataupun antara dua orang yang biasanya mempunyai tanggapan langsung. Barnlund (Johanesen, 1986) menjelaskan komunikasi interpersonal terjadi pada orang-orang yang bertemu tatap muka dalam situasi sosial informal dan terlibat dalam interaksi yang fokusnya melalui pertukaran sinyal verbal dan nonverbal.
ADVERTISEMENT
Menurut teori Lasswell (Mulyana, 2011: 147), komunikasi interpersonal terdiri dari lima unsur yang saling berkaitan, yaitu:
Konflik interpersonal sering terjadi dalam berbagai jenis hubungan baik antara teman, pasangan, rekan kerja, maupun anggota keluarga. Konflik interpersonal Ini adalah perselisihan antara individu yang saling berhubungan, di mana tujuan dan kepentingan mereka dianggap tidak selaras. Tommy (2010) mendefinisikan konflik interpersonal adalah konflik antara satu orang dengan orang lain, atau ketidaksesuaian situasional, yang dirasakan karyawan akibat hambatan komunikasi, perbedaan tujuan atau sikap, sifat pekerjaannya. Menurut Wijono (2012), konflik interpersonal merupakan konflik yang lebih terjadi antara hubungan dengan individu dalam suatu organisasi. Menurut Supardi dan Anwar (2011), konflik interpersonal adalah konflik yang melibatkan antara dua anggota suatu organisasi dan muncul karena perbedaan individu, keterbatasan sumber daya, dan perbedaan perilaku antara pihak- pihak yang terlibat.
ADVERTISEMENT
Salah satu penyebab utama terjadinya konflik adalah adanya perbedaan dalam tujuan. Ketika individu menyadari bahwa tujuan mereka saling bertentangan, konflik pun tidak bisa terhindarkan. Mitos yang beredar mengenai konflik juga menjadi penghalang dalam manajemen yang efektif. Dalam era digital saat ini, tindakan sepele seperti pengiriman pesan yang tidak relevan atau informasi yang salah dapat memicu konflik yang lebih besar. Konflik juga bisa bersifat konstruktif. konstruktif merupakan sikap yang mencakup empati, komunikasi positif, dan penyelesaian masalah dengan solusi yang positif. Melalui pendekatan yang tepat, konflik dalam komunikasi dapat diselesaikan secara lebih terbuka dan jujur.
Terjadinya permasalahan seperti keintiman, kekuasaan, dan perbedaan nilai sering menjadi sumber ketegangan. Dengan latar belakang dan kepribadian yang beragam, konflik dapat muncul dari perbedaan gaya kerja, tujuan yang tidak selaras, atau bahkan masalah pribadi. Di era kemajuan teknologi sekarang konflik juga bisa muncul dalam konteks digital. Masalah seperti pelanggaran norma kesopanan online atau kesalahpahaman dalam komunikasi melalui teks dapat memicu konflik yang mungkin tidak terjadi dalam interaksi tatap muka.
ADVERTISEMENT
Konflik interpersonal tidak harus selalu dihindari, karena ini adalah bagian alami dari hubungan manusia. Dengan pemahaman yang baik tentang konflik dan mengetahui strategi manajemen yang efektif, konflik bisa menjadi peluang untuk peningkatan hubungan. Di satu sisi, konflik dapat menimbulkan perasaan negatif yang mendalam dan merusak hubungan. Namun di sisi lain, konflik juga dapat memotivasi setiap individu untuk mengevaluasi masalah secara lebih mendalam dan mencari solusi masalah tersebut dengan cara yang saling menguntungkan. Dari pendekatan yang tepat, konflik yang terjadi dalam komunikasi dapat diselesaikan secara lebih terbuka dan jujur.
Konflik dalam interaksi sosial juga dapat dikaitkan dengan konteks budaya dan gender yang dimiliki oleh setiap individu. Keyakinan dan nilai-nilai yang dianut oleh seseorang juga sangat berpengaruh dalam cara menghadapi dan mengelola konflik yang terjadi. Budaya dan norma memiliki peran penting dalam menentukan topik dan sifat konflik yang terjadi. Dalam lingkungan kerja yang bersifat individualistis, terdapat toleransi yang lebih tinggi terhadap konflik, sedangkan di budaya kolektivis, ekspresi konflik mungkin lebih dibatasi. Kita seharusnya melihat setiap individu memiliki keunikan masing-masing, serta memahami bahwa cara kita berkonflik dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Memahami konflik yang terjadi dengan benar sangat penting untuk menyelesaikan suatu masalah. Mengidentifikasi tujuan dalam manajemen konflik merupakan langkah penting yang dapat mempengaruhi hasil suatu interaksi. Dengan memandang konflik sebagai peluang untuk menyelesaikan perbedaan, kita dapat lebih mudah memutuskan apa yang ingin dicapai, seperti menghindari perpisahan, memperoleh kebebasan, ataupun meningkatkan hubungan. Mengevaluasi pilihan penyelesaian juga penting untuk menciptakan penyelesaian yang adil dan efektif. Dengan mempertimbangkan berbagai pilihan, pihak-pihak menemukan cara yang lebih kreatif dan kolaboratif untuk mencapai kesepakatan.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, konflik juga sering terjadi, baik dalam hubungan pribadi maupun profesional. Ketika konflik terjadi, kita harus memilih tujuan kita untuk menyelesaikan masalah sementara atau membangun hubungan yang lebih kuat. Emosi berperan besar dalam pengambilan keputusan dalam konflik. Dengan memahami perasaan, kita dapat memilih respon yang lebih tepat dan mengurangi risiko konflik berkepanjangan. Memahami sudut pandang orang lain dan mengevaluasi dampak dari pilihan yang ada juga membantu dalam berkomunikasi secara efektif.
ADVERTISEMENT
Gaya komunikasi individu juga mempengaruhi kemampuan komunikasi untuk menyampaikan kebutuhan tanpa merusak hubungan. Keterampilan ini membantu dalam menciptakan dialog yang konstruktif dan menurunkan tensi. Untuk mengatasi konflik secara efektif, kita juga perlu mengambil peran aktif. Keterlibatan aktif tidak hanya membantu menyelesaikan konflik, tetapi juga bisa menjadi peluang untuk memperdalam pemahaman dan empati satu sama lain. Meskipun menghindari konflik mungkin tampak sebagai pilihan yang lebih mudah, tetapi hal ini sering kali membawa lebih banyak kerugian daripada manfaat.
Komunikasi yang baik menjadi kunci, salah satu teknik yang efektif adalah mengajukan pertanyaan untuk memastikan pemahaman terhadap perasaan dan pikiran orang lain. Sikap keterbukaan dalam berargumen bisa mengungkapkan kekhawatiran dan pandangan tanpa terjebak dalam perdebatan yang merusak, serta membangun hubungan yang lebih sehat dan saling menghargai. Penting untuk diingat bahwa kemampuan untuk berbicara dan mendengarkan adalah alat yang lebih efektif daripada kekuatan fisik. Dengan menjadikan komunikasi sebagai dasar dalam menghadapi konflik, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan membangun hubungan yang lebih bermakna. Berargumentasi bukan hanya sekadar debat, hal ini juga termasuk alat untuk memahami komunikasi, mencapai tujuan yang lebih baik, dan menghindari terjadinya konflik.
ADVERTISEMENT
Kesimpulannya konflik interpersonal adalah hal yang terjadi secara alami dari hubungan manusia. Konflik ini timbul dari perbedaan tujuan, hambatan komunikasi, dan perbedaan individu. Dengan memahami dan mengelola konflik-konflik ini secara efektif, kita dapat mengubah potensi perselisihan menjadi peluang untuk menjalin hubungan yang lebih dalam dan memberikan solusi yang konstruktif. Secara keseluruhan, konflik interpersonal bukanlah suatu musuh atau hal yang perlu dihindari. Setiap orang penting untuk memahami strategi manajemen konflik yang efektif. Dengan menjadikan komunikasi sebagai dasar dalam menghadapi konflik, kita dapat menciptakan hubungan yang lebih baik dan membentuk penyelesaian konflik secara damai.