Konten dari Pengguna

Cerita Roman Menarik Seorang "Gadis Garut" pada Abad XX (Review Novel)

Adinda Destiana Aisyah
Mahasiswi Sastra Indonesia di Universitas Pamulang.
24 Mei 2022 21:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinda Destiana Aisyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Image by Writer Adinda Destiana Aisyah
zoom-in-whitePerbesar
Image by Writer Adinda Destiana Aisyah
ADVERTISEMENT
Kita pasti tahu bahwa eksistensi cerita roman yang dikemas dalam bentuk karya sastra, masih menjadi daya tarik tersendiri hingga saat ini. Pada dasarnya setiap kisah yang dituliskan di dalam karya sastra merupakan cerminan dari kisah yang benar-benar terjadi di dunia, begitupun dengan kisah sampai tokoh yang bisa saja ditemukan di ruang publik. Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang hingga saat ini masih digemari para anak-anak, remaja, bahkan dewasa.
ADVERTISEMENT
Cerita tentang kehidupan dikemas dengan alur yang apik, tokoh yang menarik, hingga pesan-pesan yang terkandung sering memberikan kesan tersendiri bagi penikmatnya, karena terlalu nyata dengan kehidupan. Seiring berkembangnya zaman, novel dapat dinikmati lewat media cetak maupun daring. Beragam tema cerita dalam novel menjadi incaran para pembaca untuk menemani hari-hari mereka, terutama tema percintaan.
Gadis Garut merupakan novel roman multietnik Indonesia pada awal abad XX. Seperti judulnya, novel ini memberikan nuansa Garut yang indah dan damai di setiap halamannya. Novel yang terdiri dari 370 halaman ini akan membawa kita pada perjalanan cinta seorang gadis garut yang cantik, cerdas dan anggun bernama Neng untuk bertemu dengan takdirnya yaitu seorang pria tampan, baik hati, dan berpendidikan bernama Abdullah.
ADVERTISEMENT
Tema percintaan memang tidak asing lagi di dunia karya sastra, terutama novel. Mulai dari kisah cinta anak SMA, seorang pria kaya dan perempuan miskin, atau kisah cinta terlarang yang digandrungi saat ini. Alur dari kisah cinta yang terdapat pada novel-novel roman saat ini berkutat pada konflik sederhana. Namun, Gadis Garut menawarkan alur yang menarik dari kisah cinta kedua tokoh utama, hingga mampu memancing emosi dan rasa penasaran pembaca.
Pembaca akan diajak melangkah perlahan-lahan, menelusuri setapak demi setapak dari perjalanan cinta Neng dan Abdullah untuk bersatu pada ikatan suci. Konflik yang disuguhkan sangat apik, hingga mampu membuat pembaca terbawa suasana dalam cerita. Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya untuk bertemu dengan seseorang yang benar-benar ditakdirkan akan mengalami lika-liku yang tidak mudah, serta penantian panjang hingga terkadang membuat putus asa. Cerita cinta di dalam novel Gadis Garut benar-benar menggambarkan situasi tersebut, hingga terasa seperti kisah nyata yang kerap kali dirasakan oleh siapapun, bahkan oleh pembaca yang sedang menunggu takdirnya.
ADVERTISEMENT
Cinta memang tidak datang dengan sendirinya, setelah sepasang netra bertemu pada kesempatan yang telah ditakdirkan, cinta dapat tumbuh sedikit demi sedikit merasuki pikiran. Begitu pun yang dialami oleh dua tokoh pada novel Gadis Garut, Neng dan Abdullah setelah pertemuan yang tidak disengaja di kota Garut. Hingga pengorbanan, usaha, dan tekad, ditemani dengan cinta mereka masing-masing, menuntun keduanya melangkah di atas kerikil tajam dan rintangan yang terbentang di depannya.
Selain menyuguhkan kisah percintaan antara kedua tokoh utama di dalamnya, novel Gadis Garut juga akan mengajak kita berkeliling kota Garut. Memanjakan indra penglihatan, pendengaran, bahkan penciuman, karena pilihan diksi yang tepat oleh penulis ketika menggambarkan setiap sudut kota Garut dengan sangat apik. Hal ini dapat menjadi alasan bagi kita untuk benar-benar pergi ke Garut dan membuktikan keindahan-keindahan yang terlukis di dalam buku tersebut.
ADVERTISEMENT
Novel Gadis Garut merupakan karya seorang penulis bernama Sayid Ahmad bin Abdullah Assegaf. Penulis yang gemar melakukan perjalanan, hingga akhirnya singgah di Garut dan memilih tempat tersebut sebagai setting dalam ceritanya. Sehingga tidak heran jika penulis mampu menggambarkan setiap sudut kota Garut dengan baik, karena ia pernah singgah disana. Fakta lainnya ialah, novel ini merupakan novel terjemahan dari Bahasa Arab dengan judul Fatat Garut. Novel tersebut memiliki hasil terjemahan yang baik, sehingga pembaca tidak akan kehilangan keindahan dalam novel ini.
Sebagai buku roman, penulis benar-benar menceritakan kisah percintaan dua tokoh utama dengan segala likunya. Namun, buku ini juga memberikan banyak pelajaran dan informasi berharga. Penulis juga mengangkat beberapa masalah sosial yang terjadi pada saat itu, tepatnya pada tahun 1920-an. Sehingga novel ini sangat cocok untuk bisa dinikmati pada zaman modern saat ini, karena di dalamnya menyuguhkan pengetahuan dan pelajaran berharga.
ADVERTISEMENT
Salah satu nilai sosial yang terdapat pada novel ini adalah, bahwasanya kita tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilannya saja. Seperti yang ditulis oleh penulis pada salah satu penggalan dialog tokoh Abdullah, dan bisa dijadikan pembelajaran dalam kehidupan. “Aku salah karena telah mempertimbangkan penampilan dan pakaiannya lebih dahulu, sebelum menguji akal dan pikirannya. Aku lupa bahwa nilai seseorang tergantung kedua hal itu.” Penggalan dialog tersebut memberikan isyarat nyata bahwa kita tidak bisa menilai seseorang dari penampilannya terlebih dahulu, melainkan dari akal dan pikirannya. Hal ini memang sangat bertolak belakang dengan keadaan yang terjadi di sekitar kita, dimana manusia sering melihat dengan sebelah mata, dan menyimpulkan hanya karena yang terlihat di luarnya saja.
ADVERTISEMENT
Hal yang paling menonjol dari novel yang diterjemahkan pada tahun 2008 ini adalah karena alurnya yang menarik walaupun terkesan cukup rumit, dan para penggambaran watak tokoh yang cukup baik. Selain itu nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, memberikan kesan menarik tersendiri bagi novel dengan sampul bernuansa hijau dan gadis berkerudung di depannya.
Kendati menawarkan hal-hal menarik di dalamnya, sepertinya novel Gadis Garut tidak terlalu digemari masyarakat. Padahal di dalamnya mengandung nilai-nilai budaya, nilai sosial, nilai pendidikan, hingga nilai agama, membentuk kesatuan utuh yang mungkin jarang ditemukan pada novel-novel roman yang beredar pada zaman modern ini.
Novel ini dapat dinikmati oleh semua kalangan usia, terutama bagi mereka yang bosan dengan kisah cinta monoton pada novel-novel roman lainnya. Buku ini juga dapat dijadikan media pembelajaran yang baik karena di dalamnya terdapat nilai-nilai pendidikan mengenai keilmuan yang lahir dari bangsa Arab, dan mungkin tidak diketahui oleh banyak orang. Sehingga novel ini bisa memberikan pembelajaran bagi penerus bangsa, agar dapat menghargai bangsa lain.
ADVERTISEMENT
Catatan penting yang digambarkan di dalam novel Gadis Garut berpusat pada sebab akibat yang menimpa para tokohnya, hingga membuktikan bahwa segala hal yang dilakukan pasti akan ada akibatnya. Selain itu, pengingat bahwa jodoh dan mati adalah rahasia Allah SWT, menyadarkan kita bahwa keduanya bisa datang kapan saja. Kematian bisa datang ketika kita sedang mengejar jodoh, atau jodoh yang bisa saja datang ketika kita sibuk mempersiapkan bekal menuju akhirat.
Kisah cinta yang penuh dengan lika-liku, dikemas dengan konflik keluarga dan tekanan di dalamnya. Ditambah dengan masalah ideologi orang-orang Eropa dan Arab. Serta watak tokoh yang beragam, memberikan kesan menarik bagi siapapun untuk menikmati novel ini. Rahasia gelap di balik orang-orang yang paham agama, akan membuat kita menggelengkan kepala.
ADVERTISEMENT