Bagaimana Kondisi Jurnalisme Online Saat Ini?

Adinna Islah Perwita
Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto
Konten dari Pengguna
24 April 2024 6:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinna Islah Perwita tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi jurnalisme online. Sumber: freepik
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi jurnalisme online. Sumber: freepik
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
New media atau media baru saat ini semakin berkembang pesat. Pengguna internet semakin melonjak dari tahun ke tahun. Menurut data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pengguna internet di Indonesia pada Januari 2024 mencapai 221.563.479 jiwa dari total populasi 278.696.200 jiwa. Itu artinya, lebih dari setengah penduduk di Indonesia telah berkawan dengan internet. Bahkan, Indonesia masuk dalam 5 besar negara pengguna internet terbesar di dunia. Luar biasa, bukan?
ADVERTISEMENT
Peningkatan yang paling terasa dalam dunia internet ialah; belanja online semakin menggeliat dan menunjukkan proyeksi yang menggembirakan. Selain itu, inovasi iklan semakin beragam. Lagi asyik-asyiknya nonton konten video, tiba-tiba iklan? Sudah biasa.
Namun, di balik keluarbiasaan internet, ada banyak hal yang masih perlu dievaluasi dalam bisnis media yang sarat teknologi ini. Yang akan saya singgung bukan bisnis pakaian, melainkan bisnis jurnalisme online. Semakin tingginya penggunaan internet, justru menjadi rintangan tersendiri bagi jurnalisme online, khususnya perihal kualitas dan kredibilitas informasi yang disampaikan ke masyarakat. Mengingat media internet sangat unggul dalam kecepatan penyampaian pesan, maka jangan sampai meninggalkan kualitas dan kredibilitas pesan yang akan disampaikan.
Demi mengatasnamakan kecepatan, pageview, dan pertumbuhan bisnis, tak jarang lembaga jurnalisme online melewatkan proses final verification yang menyebabkan mis-persepsi dan mis-interpretasi fakta. Hal ini terlihat dari banyaknya aduan masyarakat terhadap berita online di situs Dewan Pers. Fakta ini bukan sekedar data, melainkan menjadi peringatan bahwa perlunya pembenahan pada tubuh jurnalisme online.
ADVERTISEMENT
Aliansi Jurnalis Independen (AJI) pernah menyerukan, alangkah bijaknya lembaga jurnalisme online untuk kembali mengingat tujuan awal lahirnya media massa sebagai media informasi, pendidikan dan hiburan. Maka, alangkah baiknya pula jika lembaga jurnalisme online meningkatkan prinsip-prinsip jurnalistik dalam penyebarluasan berita. Membuka kembali Pedoman Pemberitaan Media Siber yang telah disusun rapi oleh Dewan Pers pada tahun 2012.