Konten dari Pengguna

Smart Society 5.0: Mewujudkan Masyarakat Ideal di Era Digital

Adinyarani Mandya Kirana
Mahasiswa - Ilmu Komunikasi UPNVJ
29 November 2022 10:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adinyarani Mandya Kirana tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Freepik.com/ Teknologi hidup berdampingan dengan manusia pada Society 5.0
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Freepik.com/ Teknologi hidup berdampingan dengan manusia pada Society 5.0
ADVERTISEMENT
Saat ini, perkembangan teknologi di masyarakat telah mendorong terbentuknya era baru yaitu society 5.0. Sebagai pencetus dari konsep society 5.0, Jepang adalah negara yang pertama kali menggunakan konsep 5.0 pada masyarakatnya, tepatnya pada tahun 2019. Society 5.0 didefinisikan oleh Kantor Kabinet Jepang sebagai masyarakat yang memiliki pusat perhatian pada manusia dan dapat menyeimbangkan antara perkembangan ekonomi dengan penyelesaian masalah sosial dengan mengintegrasikan antara dunia maya dengan dunia nyata (Handayani & Muliastrini, 2020).
ADVERTISEMENT
Pada konsep ini, masyarakat dan teknologi merupakan suatu kesatuan yang hidup berdampingan. Konsep ini pertama kali dicetuskan dengan alasan untuk menghadapi permasalahan sosial yang terjadi di Jepang seperti menurunnya tingkat pertumbuhan penduduk, kurangnya jumlah penduduk usia produktif dan lainnya (Fukuyama, 2018).
Society 5.0 merupakan hasil penyempurnaan dari konsep yang sebelumnya ada mulai dari society 1.0 hingga society 4.0 di mana teknologi kini sudah melekat pada diri manusia dan perkembangannya menyebabkan terbentuknya kehidupan secara virtual melalui jaringan internet. Pembentukan society 5.0 memiliki tujuan untuk menciptakan masyarakat berbasis yang berpegang teguh pada human-centered society atau masyarakat berpusat pada manusia untuk mewujudkan pembangunan ekonomi, menyelesaikan permasalah sosial pada masyarakat, dan untuk memberikan kualitas hidup tinggi kepada masyarakat (Handayani & Muliastrini, 2020).
ADVERTISEMENT
Dengan terbentuknya era baru tersebut, masyarakat dunia kini mulai mempersiapkan diri untuk menyambut era society 5.0 termasuk Indonesia. Indonesia sendiri memiliki cita-cita untuk mewujudkan Super Smart Society 5.0 di tahun 2045. Pembentukan Smart Society 5.0 adalah hal yang sangat penting karena masyarakat secara terus menerus akan dituntut untuk mengembangkan kemampuan guna menyelesaikan masalah sosial yang terjadi akibat kemunculan revolusi industri 4.0 (Sawitri, 2019).
Pada society 5.0, industri menjadi sebuah sektor yang sangat penting di mana perkembangan teknologi terutama dalam aspek informasi dan komunikasi menuntut masyarakat untuk menghasilkan inovasi baru secara terus menerus (Fukuyama, 2018). Hal ini menjadi sebuah alasan bahwa masyarakat 5.0 harus memiliki kecerdasan agar dapat mewujudkan kondisi yang ideal.
ADVERTISEMENT
Dalam era society 5.0 yang dibentuk atas revolusi industri 4.0, sistem pendidikan menghadapi tantangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan agar pergerakannya sesuai dengan apa yang dicita-citakan dan memberikan dampak yang positif pada masyarakatnya.
Menurut Muhadjir Effendy (mendikbud), sistem pendidikan harus mengutamakan beberapa peningkatan kompetensi yaitu critical thinking, creativity and innovation, communication, dan collaboration (Nastiti & Abdu, 2020). Dengan kompetensi yang disebut sebagai 4C tersebut akan membentuk apa yang dinamakan dengan masyarakat ideal pada era society 5.0.

Apa itu Critical Thinking?

Critical thinking atau berpikir kritis adalah kemampuan berpikir secara rasional terhadap suatu persoalan. Berpikir kritis adalah kemampuan berpikir secara efektif yang mendorong seorang individu untuk mengambil keputusan, menilai maupun mengambil kesimpulan secara rasional (Mulyani, 2022). Kemampuan tersebut dapat membantu kita untuk melakukan penyaringan ketika menerima suatu informasi terutama pada era digital saat ini.
ADVERTISEMENT
Kemunculan internet pada revolusi industri 4.0, memberikan kemudahan untuk mengakses informasi tanpa adanya batasan ruang maupun waktu. Internet memungkinkan masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini secara real-time. Internet juga memiliki sifat user generated content di mana internet memberikan kebebasan bagi penggunanya untuk mencari dan memproduksi suatu konten terkait sebuah informasi. Media sosial sebagai salah satu bentuk dari perkembangan internet memberikan kekuasaan kepada penggunanya untuk mengunggah gagasan yang dimilikinya secara personal kepada audiens yang lebih luas (Winkelmann, 2012).
Hal tersebut dapat menyebabkan suatu masalah di mana terdapat beberapa informasi yang memiliki ketidakjelasan sumber sehingga menyebabkan kurangnya kredibilitas dalam informasi yang diberikan (Juditha, 2018). Dengan berpikir kritis maka akan menumbuhkan kemampuan untuk menyaring informasi yang didapatkan melalui internet sehingga kita sebagai penggunanya tidak menelan informasi secara mentah-mentah.
ADVERTISEMENT

Apa itu Creativity and Innovation ?

Dalam pembentukan smart society, kompetensi creativity and innovation menjadi unsur yang sangat penting. Kreatif adalah kemampuan masyarakat untuk menghasilkan ide atau memproduksi suatu hal yang baru yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Inovatif adalah implementasi dari sebuah ide yang dibentuk menjadi sebuah alat maupun proses baru yang bermanfaat bagi masyarakat (Anshory & Harisandi, 2018). Berpikir kreatif di luar kebiasaan dapat membantu seseorang dalam menghadapi masalah dan menciptakan suatu hal yang baru.
Pada era digital, artificial inteligence (AI) sebagai salah satu bentuk teknologi pada society 5.0 memiliki kemampuan untuk menggantikan pekerjaan manusia dengan tujuan untuk memberikan kualitas hidup yang tinggi pada masyarakat. Namun hal ini dapat memberikan dampak negatif berupa peningkatan jumlah pengangguran. Hal ini menjadi penyebab dibutuhkannya kreativitas dalam pikiran masyarakat.
ADVERTISEMENT
Suatu perusahaan harus memiliki kemampuan untuk mengelola transformasi digital agar dapat bertahan dalam menghadapi perkembangan teknologi dan jika tidak perusahaan akan terancam bangkrut dan berpeluang melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK pada karyawannya (Dhyanasaridewi, 2020). Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa creativity and innovation menjadi unsur yang sangat penting pada society 5.0.
Masyarakat harus memiliki kemampuan berpikir kreatif untuk menghasilkan inovasi baru sesuai dengan perkembangan teknologi sehingga hasil dari perkembangan teknologi dapat dimanfaatkan dengan baik dan memberikan dampak yang positif pada masyarakat.

Apa itu Communication ?

Communication merupakan aspek yang sejak dulu harus dikembangkan dalam suatu masyarakat. Communication mencakup kemampuan untuk mendengarkan, memahami, dan menyampaikan suatu gagasan (Dinata, 2021). Komunikasi mengacu pada kegiatan yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan pesan.
ADVERTISEMENT
Dengan mengembangkan kompetensi komunikasi akan membantu masyarakat untuk mengetahui komunikasi apa yang layak dikomunikasikan dan tidak serta membantu masyarakat untuk mengetahui bagaimana cara mengkomunikasikan pesan secara efektif (Devito, 2011). Hal ini tentu saja tidak berlaku hanya pada komunikasi yang dilakukan secara face-to-face namun juga pada komunikasi yang termediasi oleh komputer.
Di era digital, perkembangan teknologi mendorong terjadinya digitalisasi pada teknologi yang sejak dulu ada. Menurut Rogers dalam Bungin (2009) terdapat empat era dalam hubungan komunikasi yaitu era tulis menulis, era media cetak, era media telekomunikasi, dan yang terakhir era media interaktif (Herawati, 2011). Society 5.0 merupakan masyarakat yang berdiri pada era media interaktif. Media interaktif mencakup berbagai alat komunikasi yang memungkinkan hubungan bersifat dua arah seperti media sosial.
ADVERTISEMENT
Masyarakat dalam hal ini harus mampu untuk mengelola media teknologi digital yang terbentuk seiring perkembangan teknologi. Dengan kompetensi communication, masyarakat akan mengembangkan kemampuan dalam membentuk sebuah konten sesuai dengan konteks yang ada sehingga layak untuk disebarkan melalui media online.

Apa itu Collaboration ?

Collaboration atau kolaborasi merupakan salah satu bentuk proses interaksi sosial. Kolaborasi menurut Abdulsyani adalah suatu aktivitas yang terjadi dalam proses interaksi sosial untuk mencapai tujuan bersama (Batoebara, 2021). Pada society 5.0, perkembangan teknologi digital mendorong masyarakat untuk melakukan kolaborasi untuk meraih kemajuan dan menyelesaikan permasalahan (Saputra, 202).
Kolaborasi pada hal ini mencakup kemampuan masyarakat dalam berpartisipasi di ruang digital dalam memahami dan menjelaskan sebuah gagasan kepada masyarakat secara online (Dinata, 2021). Penerapan kompetensi collaboration pada society 5.0 salah satunya adalah berkolaborasi dengan pihak lain untuk mempelajari terkait teknologi. Kolaborasi dilakukan untuk membangun pengetahuan terkait penggunaan teknologi yang secara terus menerus berkembang.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, dengan mengembangkan keterampilan kolaboratif masyarakat akan mengembangkan kemampuan untuk menghargai perspektif orang lain terkait suatu hal di media sosial. Perlu dipahami bahwa internet memberikan kesempatan yang sama kepada setiap penggunanya untuk menyampaikan gagasan-gagasan mereka salah satunya melalui media sosial. Hal ini menyebabkan beragamnya gagasan terkait suatu hal bergantung pada pandangan masing-masing individu.
Untuk mengurangi konflik akan perbedaan pandangan dibutuhkan keterampilan kolaboratif yang juga mencakup sikap saling membantu dan memahami baik gagasan, pandangan, maupun aktivitas pada masing-masing individu (Abdulsyani, 1994).
Keempat keterampilan tersebut merupakan beberapa komponen dari literasi digital. Literasi digital adalah kemampuan individu untuk memanfaatkan teknologi komputer untuk mengakses informasi melalui ruang digital (Gilster & Watson, 1999). Literasi digital mencakup pengetahuan terkait penggunaan media digital, jaringan untuk menemukan, mengevaluasi, memproduksi hingga menggunakan keterampilan informasi dengan bijak, teliti, cerdas dan seksama (Yuniarto & Yudha, 2021).
ADVERTISEMENT
Teknologi yang kini telah menjadi bagian dari masyarakat mengharuskan mereka untuk mengembangkan keterampilan untuk menghadapi digitalisasi sehingga media digital dapat digunakan secara efektif. Literasi digital memiliki manfaat sebagai pendorong perubahan dan perkembangan dunia serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan (Sumiati & Wijonarko, 2020).
Literasi digital mempengaruhi dunia di mana dengan informasi yang ada pada media digital dapat mendorong perkembangan dan perubahan dinamika pada kehidupan sosial dari masyarakat. Literasi digital juga bermanfaat dalam pembuatan keputusan dari masyarakat dengan kemampuan dalam mencari, mempelajari menganalisis dan mengevaluasi sehingga mencapai keputusan yang terbaik.
Dengan mengembangkan kompetensi 4C maka literasi digital dapat terbangun secara efektif pada masyarakat. Melalui pengembangan tersebut kemudian akan terbangun masyarakat dengan kecerdasan tinggi atau yang disebut sebagai Smart Society 5.0 sebagai masyarakat ideal di era society 5.0.
ADVERTISEMENT