Hati-Hati Jangan Nyinyir! Mom-shaming Bisa Mengikis Mental Ibu Milenial

Adisti Wahyu Alifiah
Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang - Jurusan Ilmu & Teknologi Pangan
Konten dari Pengguna
30 Desember 2022 18:32 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adisti Wahyu Alifiah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi mom shaming
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi mom shaming
ADVERTISEMENT
Peran orang tua dalam keluarga sangatlah penting, apalagi untuk pembentukan mental serta karakter pada anak. Setiap orang tua pasti memiliki cara mendidik anaknya dengan pola asuh yang berbeda-beda tergantung prinsip dari orang tua itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Para orang tua yang baru memiliki momongan, pasti akan mengalami masa-masa sulit dalam menghadapi seorang anak dan peran barunya sebagai orang tua, terlebih sosok ibu. Sudah begitu, banyak ibu yang mengalami mom-shaming di dunia ini, terutama di Indonesia. Perilaku mengkritik atau mempermalukan atas pilihan cara asuh ini kerap terjadi pada ibu muda, yang membuat kesehatan mental para ibu milenial terganggu.
Sebagian contoh dari mom shaming yaitu mengkritik pola asuh, mulai dari cara pemberian ASI, berkomentar tentang perkembangan sang anak, dan yang paling menyayat hati biasanya sampai menilai fisik atau tampilan sang ibu. Kebanyakan dari mereka juga menanyakan pilihan melahirkan, sehingga akan memberi kesan jika pilihan dari sang ibu tidak sesuai dengan bayangan mereka, pasti akan dipandang sebelah mata atau belum menjadi ibu yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT
Ibu muda atau ibu milenial cenderung memiliki persepsi yang sama dalam mengasuh anak. Kebanyakan dari mereka tak mau untuk melakukan pola asuh yang telah dilakukan pada orang tua mereka sebelumnya. Mungkin hal itu didasari dengan trauma di masa lalu, atau kekhawatiran menjadi orang tua yang kuno. Ketakutan yang berlebih akan berdampak besar bagi kesehatan fisik maupun mental sang ibu. Secara tidak langsung, sang anak akan mengalami hal yang sama.
Untuk meminimalkan hal tersebut, ada baiknya kita menjaga lisan dan perkataan kepada orang yang baru menyandang peran sebagai ibu. Jika berhadapan dengan ibu milenial, sebaiknya tidak perlu menakut-nakuti mereka dengan mitos atau info hoaks yang beredar dan tidak mengkritik terhadap cara mengasuh anak dengan kalimat cacian. Sehingga kasus mom shaming ini, tidak merambah luas ke ibu lainnya.
ADVERTISEMENT
Tak selamanya kritikan itu buruk, tergantung pada nada bicara dan kata yang digunakan. Apabila kritikan tersebut berisi hal-hal yang baik, maka ibu muda seharusnya dapat menerima dengan hati yang lapang meskipun itu tidak sesuai dengan cara dia dalam mengasuh anak. Cukup ambil sisi baik dan tinggalkan sisi buruknya. Agar tidak menjadi beban dalam pikiran ketika mengasuh anak.
Dukungan dari suami akan sangat bermanfaat demi menjaga kestabilan emosi istrinya. Menjadi ibu atau istri memang bukanlah hal yang mudah, terlebih lagi pada generasi muda atau milenial. Setiap ibu atau orang tua juga memiliki pola asuh yang berbeda, dan hal tersebut lumrah adanya. Tidak perlu ada kritikan atau perasaan sombong karena cara merawat yang paling baik atau benar, sebab akan berpengaruh pada kesehatan mental sang ibu.
ADVERTISEMENT
Referensi
https://www.orami.co.id/magazine/bentuk-mom-shaming-pada-ibu-rumah-tangga
https://visecoach.com/articles/read/realita-pola-asuh-anak-orangtua-milenial-masa-kini
https://www.republika.co.id/berita/rccn26457/cara-dokter-anak-menghadapi-ibu-milenial-yang-mudah-khawatir