Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Saya Sekolah di Swasta Tetapi Percaya Dengan Kemampuan Sendiri
18 Maret 2021 20:13 WIB
Tulisan dari Adis Setiawan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Waktu SMP, saya sekolah di SMP Muhammadiyah 04 Sukorejo, yang berada di Desa Sumber kebumen. Ketika masih sekolah SMP rumah saya pindah dari Tlangu Tengah ke Tlangu Barat, jadi lebih dekat dengan kebumen.
ADVERTISEMENT
Walaupun berangkat sekolah jalan kaki lewat Papringan (kebun bambu) dan kuburan serta menyebrang kali. Tapi masih masuk kategori dekat, jalan kaki juga sampai. Karena pada saat itu saya berangkat sekolah jalan kaki, sudah saya buktikan tidak menganggu proses pendidikan.
Waktu sekolah Di SMP Muhammadiyah 4 Sukorejo dari situ saya bisa mendapatakan pendidikan mental--Revolusi Mental.
Pada waktu itu, setelah sholat dzuhur berjama’ah dimasjid komplek SMP Muhammadiyah ada kegiatan Kultum dan peserta yang mengisi kultum adalah siswanya, sudah di jadwal. Maka, selain saya harus berani maju kemimbar melatih mental--Revolusi Mental ala Pak Hokowi, saya juga harus punya ilmu untuk ceramah. Ya mau tidak mau, saya harus banyak membaca dan mengaji agar mendapatkan ilmu baru dan nantinya saya sampaikan dimimbar Masjid Sekolahan.
ADVERTISEMENT
Kenapa saya harus banyak belajar ceramah, karena terkadang siswa yang lain ketika mentalnya belum siap dan mereka tidak berani maju kemimbar untuk kultum, akhirnya mereka menemui saya dan meminta bantuan kepada saya untuk kultum. Ada tawaran seperti itu saya harus siap, makanya saya harus menyesuaikan diri kalau begitu saya harus mampu memback up keadaan seperti itu, ya secara otomatis saya harus banyak belajar dan membaca, Begitu Rojer.
Banyak wali murid yang menganggap bahwa ketika anaknya tidak diterima sekolahan Negeri maka akan sia-sia--tidak favorite malu dengan tetangganya--memangnya tidak ada sekolah swasta yang bisa mendidik ? memangnya tidak ada sekolah swasta yang berkualitas ? Soal bertambahnya ilmu memangnya hanya faktor dari sekolahan saja, bisa jadi dari individunya masing-masing. Punya kemampuan untuk berkembang menjadi lebih baik apa tidak.
ADVERTISEMENT
Tapi pola pikir saya sekarang berubah, mau saya didikan sekolah negeri ataupun saya didikan sekolah swasta saya percaya diri dengan kemampuan saya. Karena terinspirasi dengan cara pendidikan dibangku kuliah, jadi kitalah yang bergerak mencari ilmu bukan kita di gerakan sekolahan untuk belajar. Agar kemampuan kita terus bertambah bukan karena faktor di mana kita sekolah. Percoyo kono ura yow kono.
Dari kecil saya memang bersekolah di sekolahan swasta milik ormas Islam Muhammadiyah, tidak tahu kenapa orang tua saya tidak pernah memasukan saya di sekolahan yang punya label negeri milik negara. Saya mau menanyakan takut dikira tidak sopan tidak tau diri sudah disekolahkan tapi sekarang sudah besar sok pengen ngajari orang tua. Dalam benak saya.
ADVERTISEMENT
Cerita dari saya ini adalah menandakan bahwa saya punya jiwa bodo amat dengan sekolahan berlabel negeri favorit itu. Saya bangga dan percaya diri dengan kemampuan saya walaupun hasil dari pendidikan Swasta. Sombong Sithik.
Terima kasih kepada guru bahasa Indonesia Bu Dyah Rohmiatun awal dari sinilah saya belajar tentang EYD dan sesuai KBBI dalam menulis pemilihan kata. Juga terima Kasih kepada guru Fekih Saya Bu Kodriyati . Tak lupa juga kepada Pak Guru Boso Enggres Pak Soleh Handoyo dan Guru-Guru yang lain. Semoga SMP Mupat Sukorejo terus menciptakan kader yang berkemajuan dan terus berkesinambungan Uswah dalam Bertaqwa Berkahlak Mulia dan Berprestasi Unggul.