Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Penyebab dan Dampak dari Krisis Energi Terhadap Perekonomian Dunia
7 Januari 2024 12:13 WIB
Tulisan dari Balqhis Adisha Kamila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT

Krisis energi telah menjadi salah satu isu global yang terus memanas dan kompleks dalam beberapa dekade ini, hal tersebut karena krisis energi memberikan dampak signifikan pada berbagai sektor salah satunya yaitu perekonomian dunia. Energi memiliki peran utama dalam pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dunia. Namun berjalannya kehidupan selama ini tentunya sumber energi dunia mengalami berbagai perubahan, hal ini terjadi karena energi merupakan bahan atau sumber daya yang dibutuhkan oleh seluruh manusia. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lebih luas penyebab krisis energi, bagaimana hal itu mempengaruhi perekonomian dunia, dan upaya yang dapat diambil untuk mengatasi segala tantangan yang menjadi penyebab dari krisis energi tersebut.
ADVERTISEMENT
Penyebab Terjadinya Krisis Energi Dunia
Seperti yang dikatakan sebelumnya, energi merupakan sumber daya yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Dengan kuantitas energi yang tidak bertambah sedangkan populasi manusia yang makin hari kian melesat, hal tersebut akan menjadi penyebab terjadinya ketidakseimbangan pasokan dan permintaan energi di seluruh dunia. Sebelum kita dapat mengambil langkah dan solusi atas masalah tersebut, pemahaman lebih lanjut tentang penyebab krisis ini penting untuk diidentifikasi agar dapat terpilihnya solusi yang efektif dan efisien.
1. Pertumbuhan Populasi dan Urbanisasi
Populasi dunia kian melesat, proyeksi populasi dunia pada 1 Januari 2024 adalah 8.019.876.189 jiwa, naik 75.162.541 jiwa (0,95 persen) dibandingkan Tahun Baru 2023 (Reditya, 2023). Pertumbuhan populasi yang pesat dan urbanisasi yang terus berkembang tentunya akan meningkatkan permintaan energi dunia. Kebutuhan seperti listrik, transportasi, dan energi lainnya di daerah perkotaan melebihi kemampuan infrastruktur untuk menyediakan pasokan yang memadai.
ADVERTISEMENT
2. Ketergantungan pada Bahan Bakar Fosil
Menurut proyeksi Badan Energi Dunia (International Energy Agency-IEA), hingga tahun 2030 permintaan energi dunia meningkat sebesar 45% atau rata-rata mengalami peningkatan sebesar 1,6% per tahun. Sebagaian besar atau sekitar 80% kebutuhan energi dunia tersebut dipasok dari bahan bakar fosil (KESDM, 2008). Berdasarkan data analisa tersebut ketergantungan yang tinggi pada bahan bakar fosil adalah penyebab utama krisis energi yang terjadi saat ini maupun di masa yang akan datang. Sumber daya ini terbatas dan non-daur ulang, sehingga penggunaannya secara berlebihan menyebabkan depleksi sumber daya dan meningkatkan emisi gas rumah kaca, yang berkontribusi pada perubahan iklim.
3. Kurangnya Diversifikasi Energi
Diversifikasi energi merupakan upaya penganekaragaman penyediaan dan pemanfaatan energi dalam rangka optimasi penyediaan energi (Rahmayanti, et al., 2021). Diversfikasi bertujuan untuk mengontrol agar penggunaan energi dapat dilakukan secara efektif dana tidak berlebihan. Oleh karena itu, kurangya diversfikasi energi merupakan salah satu faktor dari terjadinya krisis energi dunia. Beberapa negara yang sangat bergantung pada satu jenis energi atau pemasok tunggal, menjadi rentan terhadap gangguan pasokan dan fluktuasi harga dari energi tersebut.
ADVERTISEMENT
4. Kurangnya Investasi dalam Infrastruktur Energi
Pembangunan Infrastruktur selalu menjadi kunci utama atas kesuksesan berkembangnya suatu hal. Begitu juga dengan infrastruktur yang dibangun dalam upaya mengontrol penggunaan energi dunia. Kurangnya investasi dalam infrastruktur energi ini dapat menjadi penyebab lain terjadinya krisis energi. Proyek-proyek pembangunan pembangkit listrik dan jaringan distribusi energi seringkali tidak memadai di berbagai negara, padahal hal tersebut sangat penting untuk mengakomodasi pertumbuhan permintaan energi yang ada di dunia. Infrastruktur yang berjalan dengan kurang baik akan mengakibatkan pemadaman listrik, penurunan kapasitas produksi, dan ketidakstabilan pasokan.
5. Perubahan Iklim dan Bencana Alam
Faktor selanjutnya yang tidak dapat diprediksi yaitu berubahnya iklim di suatu wilayah dan terjadinta bencana-bencana alam. Perubahan iklim dan bencana alam tak pernah lepas dari tantangan segala hal yang ada di dunia. Pasalnya perubahan iklim akan menyebabkan meningkatnya kemungikinan terjadi bencana alam yang lebih ekstrem, seperti badai, banjir, dan kekeringan. Segala gangguan tersebut dapat mengakibatkan kerusakan pada fasilitas energi, termasuk pembangkit listrik serta infrastruktur minyak dan gas yang ada. Selain itu ketidakstabilan iklim juga dapat mengganggu produksi dan distribusi sumber daya energi yang efektif dan efisien.
ADVERTISEMENT
6. Konflik dan Geopolitik
Selanjutnya yaitu permasalahan yang cukup besar pengaruhnya terhadap pengelolaan energi dari suatu wilayah atau negara. Adanya konflik beserta ketegangan akan geopolitik di daerah produksi energi akan membuat kemampuan dan fokus daya pengelola energi di wilayah atau negara tersebut menurun. Hal ini akan menjadi salah satu alasan terjadinya krisis energi dunia. Pada saat terjadinya konflik bahkan sampai kepada peperangan, seperti yang terjadi pada konflik Rusia-Ukraina pada tahun 2022 lalu yang menyebabkan guncangan pasokan energi dan akan berujung pada kenaikan harga energi global (Dano, 2022). Hal tersebut dapat menghambat produksi dan ekspor sumber daya energi, terabaikannya pengelolaan energi tersebut, hingga kepada hancurnya infrastruktur danupaya pengelolaan energi yang ada.
ADVERTISEMENT
Dampak Krisis Energi Dunia pada Perekonomian
1. Kenaikan Harga Energi
Salah satu dampak utama dan yang sering kita hadapi dari krisis energi adalah kenaikan harga energi tersebut. Hal ini dapat terjadi diakibatkan ketidaklarasan antara sumber energi yang terbatas dengan permintaan yang kian tinggi, oleh karena itu hal tersebut dapat menyebabkan lonjakan harga bahan bakar fosil, listrik, dan sumber energi lainnya. Ini berdampak langsung pada biaya produksi dan transportasi perusahaan, meningkatkan inflasi, dan memberikan tekanan pada daya beli konsumen. Sebagai contoh jika harga bahan bakar di dunia naik karena biaya produksi yang kian naik, hal tersebut juga akan berpengaruh pada harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price(ICP) yang per 24 Februari 2022 sudah mencapai 95,45 dollar AS per barrel. Padahal asumsi ICP dalam APBN 2022 hanya sebesar 63 dollar AS per barrel (Dano, 2022).
ADVERTISEMENT
2. Pengurangan Aktivitas Ekonomi
Krisis energi yang kian terjadi cenderung akan mengurangi aktivitas ekonomi di berbagai perusahaan. Hal tersebut bukan tanpa alasan, beberapa perusahaan terpaksa mengurangi produksi atau menghentikan operasi mereka untuk mengatasi keterbatasan pasokan energi. Tentunya dengan berhenti beroperasinya beberapa perusahaan, hal tersebut dapat berpengaruh banyak pada perekonomian suatu negara dalam lingkup besar maupun kecil. Beberapa dampak tersebut seperti turunnya pendapatan negara, hilangnya lapangan kerja bagi masyarakat, dan penurunan pertumbuhan ekonomi yang ada.
3. Ketidakpastian Investasi
Investasi dari beberapa perusahaan adalah hal yang dibutuhan dalam membantu membangun infrastruktur dan pengelolaan energi yang lebih baik. Namun dengan adanya krisis energi yang terjadi, hal tersebut akan menyebabkan ketidakpastian jumlah pasokan energi dan keuntungan yang dapat diperoleh para investor. Ketidakpastian pasokan energi tersebut dapat menurunkan kepercayaan investor dan menghambat investasi dalam sektor-sektor terkait energi. Perusahaan mungkin enggan melakukan investasi jangka panjang ketika mereka dihadapkan pada risiko pasokan energi yang tidak stabil dan memperoleh keuntungan yang tidak stabil pula.
ADVERTISEMENT
4. Meningkatnya Biaya Produksi
Seperti yang dikatakan sebelumnya, kenaikan harga energi dan pengurangan pasokan dapat menyebabkan peningkatan biaya produksi di berbagai sektor ekonomi. Dengan naiknya biaaya produksi energi, tentunya akan memberikan tekanan tambahan pada perusahaan untuk menjaga daya saing mereka. Beberapa tekanan yang akan dialami oleh beberapa perusahaan dalam waktu dekat atau jauh yaitu dapat mengakibatkan pemangkasan anggaran yang diberikan oleh negara, pemutusan hubungan kerja secara terpaksa dalam perusahaan tersebut, atau bahkan penutupan usaha yang dikarenkan tak mampunya untuk beroperasi lagi.
5. Gangguan Rantai Pasokan
Dikutip dari CNBC, krisis energi menambah daftar panjang gangguan rantai pasokan global yang telah terjadi secara besar-besaran(Sandria, 2021). Oleh karena itu krisis energi yang terus menerus terjadi dapat menyebabkan gangguan serius pada rantai pasokan, terutama dalam sektor-sektor yang sangat bergantung pada energi. Sebagai contoh pada tahun 2019 lalu ketika covid melanda china, kemunculan wabah coronavirus disease 2019 (Covid-19) sejak akhir Desember 2019 juga telah mengganggu rantai pasokan barang teknologi dan elektronik dunia (Wisanggeni, 2020). Keterlambatan dalam pengiriman bahan baku dan barang jadi dapat merugikan bisnis, menyebabkan kekurangan pasokan, dan memicu penurunan produksi. Oleh karenanya pada saat itu beberapa perusahaan manufaktur di china belum sepenuhnya beroperasi.
ADVERTISEMENT
Bahan Bacaan
Kompas. Diakses pada tanggal 03 Januari 2024
https://www.kompas.com/global/read/2023/12/30/133000670/populasi-dunia-meningkat-75-juta-pada-tahun-2023.
Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Diakses pada tanggal 03 Januari 2024
https://www.esdm.go.id/id/media-center/arsip-berita/hingga-2030-permintaan-energi-dunia-meningkat-45-
Rahmayanti L., Rahmah D. M., Larashati. (2021). Analisis Pemanfaatan Sumber Daya Energi Minyak dan Gas Bumi di Indonesia. Jurnal Sains Edukatika Indonesia, 3(2), 9-16
Dano D. (2022). Analisis Dampak Konflik Rusia–Ukraina Terhadap Harga Bahan Bakar Minyak di Indonesia. Jurnal Ilmu Pengetahuan, 2(3), 261-269
Consumer News and Business Channel (CNBC) Indonesia. Diakses pada tanggal 04 Januari 2024
https://www.cnbcindonesia.com/market/20211014083926-17-283774/sektor-ri-ini-bisa-terimbas-krisis-energi-dunia-waspadalah
Kompas. Diakses pada tanggal 04 Januari 2004
https://www.kompas.id/baca/ekonomi/2020/03/13/covid-19-ganggu-rantai-pasokan-barang-teknologi-dari-china