Konten dari Pengguna

Cermin Kehidupan dalam Serat Kridhawasita

Adisti Anastasya Oktaviani
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
24 Oktober 2022 16:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adisti Anastasya Oktaviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Pixabay.com
ADVERTISEMENT
Serat Kridhawasita merupakan salah satu bagian dari naskah Piwulang. Naskah Piwulang merupakan naskah yang berisikan ajaran hidup yang bermanfaat untuk masyarakat di dalam kehidupan sehari-hari. Hingga kini naskah tersebut masih tersimpan dengan baik di Yayasan Sastra Lestari dengan judul Kridhawasita, Purbadarsana, 1946 dengan nomor katalog 1196. Adanya cerita atau kisah di dalam naskah tersebut dapat dijadikan sebagai cerminan hidup atau pedoman hidup di dalam kehidupan sehari-hari, segala hal baik dapat kita ambil dan terapkan sedangkan semua hal buruk dapat kita jadikan sebagai bahan pembelajaran untuk dapat menghindarinya dan agar dapat dijdikan sebagai bahan untuk lebih bisa mawas diri.
ADVERTISEMENT
Cermin kehidupan, apabila diuraikan satu per satu makna dari kata tersebut yaitu cermin merupakan kaca bening yang biasanya digunakan untuk melihat wajah ketika bersolek, selain itu bermakna pula sesuatu yang menjadi teladan atau pelajaran. Sedangkan kehidupan merupakan cara (keadaan, hal) hidup (KBBI Daring). Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dimaknai bahwa cermin kehidupan adalah suatu hal atau cara yang dapat dijadikan sebagai teladan atau pembelajaran di dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, apabila seseorang menjadikan suatu ajaran sebagai cermin di dalam kehidupannya, diharapkan apa yang telah diterapkannya tersebut dapat memberikan hasil yang baik untuk bisa terus menjalani kehidupan.
Salah satu naskah yang di dalamnya mengandung ajaran-ajaran atau pesan mengenai tuntunan hidup untuk manusia agar manusia secara lahir dan batin dapat hidup selaras sehingga tidak salah arah dalam menjalani kehidupan serta menjadi manusia yang sempurna, naskah tersebut adalah Serat Kridhawisata yang merupakan salah satu bagian dari naskah Piwulang. Di dalam naskah ini disampaikan beberapa ajaran kehidupan yang dapat kita jadikan sebagai pedoman hidup. Salah satu ajaran tersebut berupa nilai moral. Nilai moral merupakan nilai yang mengandung standar baik atau buruk seseorang dalam berinteraksi dengan manusia yang lainnya. Pada zaman sekarang, terkadang nilai moral ini sudah mulai terkikis bahkan terlupakan oleh sebagian orang. Untuk itu berikut ini akan disampaikan nilai-nilai moral yang terkandung di dalam Serat Kridhawisata yang nantinya diharapkan dapat dijadikan sebagai pengingat untuk semua orang terkhusus untuk anak-anak muda yang berada di zaman sekarang. Berikut nilai-nilai moral tersebut :
ADVERTISEMENT
1. Menjadikan sebuah Pembelajaran untuk Selalu Berbakti kepada Orang Tua
Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu kewajiban bagi setiap manusia. Hal ini pula terkandung dalam ajaran agama Islam bahwa untuk selalu bisa mendapatkan ridha orang tua salah satunya adalah dengan berbakti kepadanya. Sebagai orang tua pun hal ini biasanya sudah ditanamkan sedari dini mungkin agar anak dapat selalu berbakti kepada orang tuanya. Misalnya saja sedari kecil kita sudah diajarkan untuk membantu pekerjaan di rumah, seperti merapikan tempat tidur sendiri setelah bangun tidur, menyapu dan mengepel lantai, mencuci piring, dan kegiatan yang lainnya. Hal ini diajarkan oleh orang tua sebagai bentuk bakti seorang anak kepada orang tuanya yang telah diajarkan sedari anak masih kecil.
ADVERTISEMENT
Ajaran mengenai berbakti kepada orang tua juga terdapat di dalam Serat Kridhawisata. Hal ini terdapat di bagian kedua yaitu Pangkur dan bagian ke sembilan yaitu Kinanthi. Pada bagian Pangkur berisikan mengenai ajaran untuk tidak melupakan kedua orang tua, kita harus selalu berbakti dan mengingat semua hal yang telah orang tua kita lakukan untuk kita. Dengan begitu diharapkan hal tersebut dapat dijadikan sebagai bekal dalam menjalani kehidupan (Serat Kridhawisata, Pangkur bait 1, 1946: 4).
Kemudian di dalam bagian Kinanthi, naskah ini sama halnya seperti Pangkur yaitu berisikan tentang ajaran untuk tidak melupakan kedua orang tua, kemudian dijelaskan mengenai dari mana seorang anak itu berasal kalau tidak dari ayah dan ibunya. Untuk itu berbaktilah kepada kedua orang tua yang telah berkorban melahirkan dan membesarkan anak-anaknya (Serat Kridhawisata,Kinanthi bait 1-2, 1946: 26-27).
ADVERTISEMENT
2. Meingatkan Arti Kejujuran
Kejujuran merupakan suatu hal yang seharusnya berada di setiap diri manusia. Dengan kejujuran semua hal akan terasa begitu berarti. Hidup akan terasa tenang jika selalu dikeliling oleh kejujuran. Kejujuran ini lah yang terkandung pula di dalam Serat Kridhawisata. Di dalam naskah ini nilai kejujuran mengandung makna pentingnya setiap orang memiliki dan menerapkan sikap kejujuran baik kepada diri sendiri ataupun terhadap orang lain. Nilai kejujuran di dalam naskah ini terdapat di bagian Pangkur dan Pocung.
Di dalam bagian Pangkur nilai kejujuran berisikan tentang bahwa jujur harus apa adanya di dalam diri sendiri, tidak berpura-pura dan tidak juga suka menyembunyikan suatu kesalahan. Bersikap lah jujur karena dengan kejujuran dapat memperkuat atau memperteguh pendirian, agar pendirian selalu kuat dan tidak mudah berubah-ubah (Serat Kridhawisata, Pangkur bait 5-7, 1946: 5-6).
ADVERTISEMENT
Kemudian pada bagian Pocung berisikan tentang bahwa sebagai seorang manusia janganlah ragu untuk bersikap jujur, baik pada diri sendiri ataupun orang lain. Dan janganlah menutupi kekurangan apa yang kita miliki (Serat Kridhawisata, Pocung bait 5-7, 1946: 15).
Berdasarkan nilai kejujuran yang terdapat naskah tersebut dapat disimpulkan bahwa arti kejujuran begitulah penting di dalam kehidupan ini. Dengan kejujuran dapat selalu mendatangkan ketenangan dan selalu mengantarkan kita pada kebaikan-kebaikan.
3. Mengingatkan untuk Tidak Terlena dengan Kehidupan (Tidak Serakah)
Di dunia ini, gaya hidup dari tahun ke tahun semakin meningkat. Apalagi jika kita hidup di daerah perkotaan, gaya hidup untuk sebagian orang di perkotaan sudah menjadi life style, bukan lagi sebagai suatu kebutuhan. Masyarakat di perkotaan sebagian orang berlomba-lomba untuk menampilkan gaya hidup semewah mungkin, hal ini biasanya terjadi hanya untuk sebagai ajang pamer kepada sesama teman di dalam suatu lingkup pertemanan. Untuk itu disampaikan bahwa bagaimana kita sebagai manusia agar tidak terlena dengan dunia ini terutama dengan gaya hidup dan tidak juga untuk bersikap serakah dalam menjalani kehidupan ini, hal ini terkandung di dalam Serat Kridhawisata pada bagian Sinom pada bait 9-10.
ADVERTISEMENT
Berikut adalah makna yang terkandung di dalam naskah tersebut. Di dalam naskah ini terdapat pengibaratan sifat serakah yang diceritakan melalui cerita tentang perwira yang menjarah harta benda musuh. Diceritakan bahwa ada seorang perwira yang sedang berkeliling mencari teman sesama perwiranya, di tengah perjalanan perwira ini melihat teman perwiranya yang lain di mana sedang menggeledah barang-barang yang dimiliki oleh musuh, barang-barang berharga milik musuh tersebut diambil bahkan perwira ini terlena sampai membongkar setiap ruangan untuk diambil pula barang-barang berharga yang lainnya. Begitu terlenanya dengan kesempatan emas yang didapatkan perwira ini sampai melupakan identitas awalnya sebagai perwira dan memperlihatkan sifat barunya yang mungkin sudah terpendam sejak lama yaitu serakah (Serat Kridhawisata, Sinom bait 9-11, 1946: 9-10).
ADVERTISEMENT
Dari cerita tersebut dapat diambil pembelajarannya bahwa janganlah terlena dengan dunia ini. Semakin hari kekerasan atau kekejaman di dunia semakin terlihat. Untuk itu marilah semakin mendekatkan diri kita kepada Sang Khalik, hal ini dilakukan agar diri kita tidak mudah terlena dengan hal apapun, termasuk sifat serakah ini.
Itulah beberapa nilai moral yang terkandung di dalam Serat Kridhawisata, dari nilai-nilai moral ini banyak pembelajaran yang dapat kita ambil untuk dijadikan sebagai pegangan di dalam kehidupan kita. Nilai-nilai moral yang telah dijelaskan tadi dapat diibaratkan sebagai cermin kehidupan, apabila kita berkaca yaitu menerapkan segala hal baik dan menghindari dari segala hal buruk maka kehidupan kita akan berjalan dengan baik dan lancar. Hidup akan merasa tenang karena apa yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar dan pastinya selalu dalam lingkup kebenaran dan kebaikan.
ADVERTISEMENT