Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Konten dari Pengguna
Drama Realis sebagai Refleksi bagi Kaum Milenial
26 November 2021 8:43 WIB
Tulisan dari Adisti Anastasya Oktaviani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Drama realis merupakan salah satu jenis dari aliran drama, drama ini merupakan drama yang menyajikan suatu cerita seperti layaknya kehidupan nyata. Maka dari itu, hal ini sangat erat kaitannya bagi kehidupan kaum milenial. Kaum milenial pasti tidak akan asing dengan cerita-cerita yang ditampilkan pada suatu pementasan drama realis, karena hal tersebut pasti ada di sekitar mereka atau bahkan mereka pernah mengalaminya. Dari drama realis ini kita bisa merefleksikannya, salah satunya yaitu dapat digunakan sebagai reminder atau pengingat yang dapat digunakan bagi kaum milenial, namun tidak hanya kaum milenial tetapi dapat digunakan pula bagi semua orang.
ADVERTISEMENT
Kita biasanya mendapatkan sebuah pengingat dari petuah-petuah atau nasihat dari orang tua, atau ketika mendengar ceramah keagamaan, dan juga dari hal-hal kecil yang ada di sekitar kita yang dapat menyentuh hati nurani serta menjadi pengingat bagi diri sendiri. Namun selain itu, ternyata melalui pertunjukan drama realis hal ini juga dapat menjadi pengingat bagi kita semua dan tidak kalah penting bagi para milenial. Sebagai pengingat, drama realis menyajikan cerita yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan nyata sehari-hari, seperti tentang percintaan, hubungan persahabatan, pertemanan atau kekeluargaan, konflik sosial dan lain sebagainya.
Suatu pertunjukkan drama beberapa di antaranya diangkat dari kisah nyata. Hal tersebut menandakan bahwa apa yang dipentaskan merupakan hal yang wajar dan biasa terjadi di kehidupan sehari-hari. Maka dari itu ada banyak hal yang bisa diambil untuk dijadikan pembelajaran dan juga refleksi bagi kaum milenial seperti sebagai pengingat, motivasi, teguran, pujian dan lain sebagainya. Pembelajaran yang dapat diambil tersebut nantinya dapat membuat para generasi muda menjadi lebih siap, lebih berhati-hati untuk menghadapi segala hal di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
Beberapa pementasan drama realis yang dapat diambil pelajarannya yang dapat dijadikan sebagai refleksi serta reminder atau pengingat bagi kaum milenial adalah sebagai berikut:
1. Musikal Calon Arang
Pementasan Musikal Calon Arang merupakan sebuah pementasan yang dibawakan oleh Teater Keliling Indonesia. Pementasan ini merupakan adaptasi dari cerita rakyat Jawa-Bali yang dikemas dalam bentuk drama musikal, sehingga selain bermain peran pementasan ini juga diimbangi dengan nyanyian dan tarian. Karena pementasan ini merupakan adaptasi dari cerita rakyat Jawa-Bali maka tidak heran pementasan ini kental akan budaya dari daerah setempat.
Musikal Calon Arang menceritakan tentang seorang janda yang memiliki satu orang anak perempuan, yang biasa dipanggil dengan Calon Arang. Calon Arang memiliki kesaktian dan juga menguasai ilmu hitam yang kemudian menyalahgunakan kemampuan dan ilmunya untuk merusak hasil panen dari para petani, dan kemudian ketika marah maka ia akan menyantet penduduk desa dan menyebabkan datangnya penyakit-penyakit. Karena hal tersebut maka anak dari Calon Arang yaitu Ratna Manggali terkena imbasnya. Anak satu-satunya dari Calon Arang ini belum juga mendapatkan jodoh atau masih perawan. Hal tersebut dikarenakan tidak ada satu orang pun yang berani mendekati Ratna Manggali dikarenakan takut dengan ibunya.
ADVERTISEMENT
Dibalik cerita yang ada yaitu mengenai tanggapan negatif terhadap Calon Arang dari lingkungan sekitar, di sisi lain ada pelajaran yang dapat kita ambil yang bisa dijadikan sebagai pengingat serta refleksi untuk kita semua terutama untuk para milenial. Dari kisah ini sebagai anak generasi muda kita dapat melihat bagaimana besarnya perjuangan seorang ibu untuk anaknya. Calon Arang sebagai ibu dari Ratna Manggali melakukan apapun agar anaknya bisa bahagia, ia menurunkan egonya, merelakan segalanya, dan semua itu hanya untuk anaknya yaitu Ratna Manggali. Dari hal ini pembelajaran yang dapat diambil adalah kita mendapatkan reminder atau pengingat serta refleksi untuk kita semua agar senantiasa menyayangi, menghargai, menghormati orang tua. Begitu besar perjuangan orang tua terutama ibu untuk anaknya, maka dari itu hargai selagi ada, dan bahagiakan semaksimal mungkin yang kita bisa.
ADVERTISEMENT
2. Musikal Bagindo Azizchan
Pementasan Musikal Bagindo Azizchan merupakan sebuah pementasan yang kembali dibawakan oleh Teater Keliling Indonesia. Pementasan ini belum lama dilakukan yaitu pada tanggal 9 November 2021 kemarin sekaligus sebagai peringatan hari pahlawan. Karena sebagai peringatan hari pahlawan maka pementasan ini menceritakan tentang kisah perjuangan seorang pahlawan dari kota Padang yaitu Bagindo Azizchan. Pementasan ini banyak mengisahkan perjalanan hidup seorang Bagindo Azizchan, dengan semangat nasionalisme yang membara dan juga ke khasannya terhadap kampung halamannya yaitu Minangkabau.
Di pementasan Musikal Bagindo Azizchan ini tidak hanya kental akan perjuangan dan semangat nasionalisme menghadapi sekutu, tetapi diceritakan pula mengenai kisah percintaan dari Bagindo Azizchan. Di balik perjuangan sang suami melewati segala rintangan yang ada, pasti ada istri yang selalu mendukungnya. Begitupun juga yang dialami oleh Bagindo Azizchan ini, beliau memiliki istri-istri yang selalu mendukungnya kapan pun, dimana pun, dan dalam hal apa pun.
ADVERTISEMENT
Yang terpenting dalam pementasan ini adalah sangat kental akan nuansa semangat heroisme dari anak-anak muda, semangat mencintai kemerdekaan bangsa dan negeri ini. Tidak lupa pula alam, adat dan budaya terutama budaya Minangkabau yang tak luput dari dasar pemikiran dibuatnya pementasan ini. Dari pementasan ini kita semua dan khususnya para milenial dapat mengambil pembelajaran yang penting dan dapat dijadikan sebagai refleksi terutama untuk bangsa ini yaitu semangat perjuangan dalam menghadapi apapun harus tetap dikobarkan, jangan mudah putus asa, jangan mudah menyerah, hadapi segalanya sekuat dan semampu yang kita bisa. Dari pementasan ini pula kita dapat merefleksikan diri kita bahwa dimana pun kita berada kita harus bisa untuk bergaul dan beradaptasi dengan yang lain, namun tidak menghilangkan kebudayaan luhur dari kampung halaman.
ADVERTISEMENT
3. Pementasan Drama “Ayahku Pulang” Karya Usmar Ismail
Pementasan Ayahku Pulang mengisahkan tentang seorang ayah yang meninggalkan anak dan istrinya demi mencari pundi-pundi uang. Sang ayah ini pergi merantau ke Singapura, dan sesampainya di sana pekerjaannya pun berhasil dan sukses. Namun, keberhasilannya tersebut membuat ia lupa akan keluarga yang telah ditinggalkannya dan lebih memilih untuk menikah kembali dengan seorang janda yang kaya raya.
Namun pada suatu hari, ternyata usaha dari si ayah ini bangkrut karena semuanya habis dilalap oleh si jago merah. Sehingga membuatnya lontang-lantung dan dengan keadaanya yang semakin tua akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke keluarganya yang dulu pernah ia tinggalkan. Kepergiannya yang begitu lama, membuat semua keadaan telah berubah termasuk anak-anaknya yang mulai tumbuh dewasa. Ketika ia masuk ke dalam rumah dan menceritakan semua kejadian yang dialaminya, si anak sulung yaitu Gunarto merasa tidak bisa menerima akan kembalinya sang ayah dan mengusir ayahnya untuk pergi dari rumah.
ADVERTISEMENT
Kepergian sang suami membuat si istri kembali bersedih lalu ia hanya bisa menangis. Melihat hal tersebut Maimun adik dari Gunarto tidak tega dan berusaha menentang keputusan sang kakak dengan mengejar dan memanggil kembali ayahnya untuk kembali ke rumah. Di tengah perjalanan saat mengejar ayahnya, sampailah ia di pinggir jembatan. Di situ ia hanya melihat baju dan peci kepunyaan sang ayah. Dan ternyata ayahnya bunuh diri dengan melompat ke sungai dari atas jembatan.
Maimun pun kembali ke rumah dengan membawa peci dan baju kepunyaan sang ayah, lalu menunjukkan kepada semuanya. Mengetahui hal tersebut Gunarto pun menyesal lalu mencari serta memanggil-manggil nama ayahnya, namun usahanya tersebut tidak membuahkan hasil apa-apa.
Begitu menariknya kisah yang ditampilkan dalam pementasan drama Ayahku pulang ini membuat beberapa pegiat seni tertarik untuk menggarapnya. Beberapa pegiat seni yang menggarap pementasan drama “Ayahku pulang” ini yaitu Teater Muda Berkibar, Teater Dza ‘Izza, Teater Yudhistira dan masih banyak yang lainnya.
ADVERTISEMENT
Dari pementasan ini pembelajaran yang dapat kita ambil yang bisa dijadikan sebagai refleksi, reminder atau pengingat bagi para milenial adalah seburuk apapun perlakuan orang tua kepada kita, kita tetap harus menghargainya, dan menyayanginya. Karena bagaimanapun itu, kita tidak akan bisa hadir ke dunia ini tanpa adanya mereka. Masa-masa remaja merupakan masa yang emosionalnya masih naik-turun, sehingga bagimanapun caranya kita tetap harus bisa meredam segala amarah dan emosi tersebut terutama kepada orang tua. Jangan sampai kita melakukan hal yang fatal yang di kemudian hari akan menjadi suatu penyesalan.
Dari pementasan drama realis ini kita menjadi tahu bahwa banyak pembelajaran yang dapat kita ambil dan terapkan di kehidupan sehari-hari. Untuk itu pementasan drama realis bukan sekadar sebagai suatu pementasan saja, namun di dalamnya banyak mengandung pelajaran kehidupan. Karena itu diharapkan bagi siapa saja yang menonton pementasan drama realis tidak sekadar menontonnya, namun dapat mengambil pembelajaran yang positif, kemudian diaplikasikan ke kehidupan sehari-hari. Dapat pula diajarkan kembali kepada anak, adik, cucu atau siapa pun yang tentunya dengan pengawasan dari orang dewasa atau orang tua.
ADVERTISEMENT