Konten dari Pengguna

Gastrodiplomasi: Kekuatan Kuliner Indonesia dalam Hubungan Internasional

Adisty Variza
Mahasiswi Hubungan Internasional di Universitas Udayana
27 Mei 2024 10:09 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adisty Variza tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Photo by Fahrizal Saugi on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Photo by Fahrizal Saugi on Unsplash
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Makanan selalu menjadi kekuatan nomor satu Indonesia. Dengan jutaan varian makanan dari seluruh penjuru nusantara, tidak mengherankan jika Indonesia memiliki potensi yang sangat besar dalam hal gastrodiplomasi. Keragaman kuliner Indonesia menjadikannya alat yang ampuh untuk diplomasi budaya.
ADVERTISEMENT
Namun, pertama-tama, apa itu gastrodiplomasi? Gastrodiplomasi adalah sebuah konsep yang cukup baru dalam hubungan internasional yang melibatkan penggunaan makanan dan budaya kuliner sebagai alat untuk berdiplomasi. Menurut Paul Rockower dalam “Recipes for Gastrodiplomacy, Place Branding and Public Diplomacy” (2012), gastrodiplomasi adalah praktik strategis yang menggabungkan diplomasi publik, diplomasi budaya, dan nation branding untuk membuat budaya asing menjadi nyata di negara lain melalui cita rasa dan sensasi. Ini adalah tentang menciptakan hubungan yang melampaui ikatan politik dan ekonomi, menumbuhkan rasa pemahaman dan apresiasi melalui bahasa universal makanan.
Konsep ini semakin populer di seluruh dunia karena berbagai negara menyadari potensinya untuk meningkatkan soft power dan membina hubungan internasional. Makanan, bagaimanapun juga, adalah aspek fundamental dalam kehidupan yang dapat menjembatani kesenjangan budaya dan menyatukan orang-orang. Negara-negara seperti Korea Selatan, Thailand, dan Meksiko telah berhasil menggunakan kuliner mereka untuk meningkatkan pengaruh budaya mereka secara global. Indonesia, dengan warisan kulinernya yang kaya, telah secara aktif menggunakan pendekatan ini untuk mempromosikan budayanya dan memperkuat hubungan diplomatiknya dengan negara lain.
ADVERTISEMENT
Penerapan gastrodiplomasi dalam kebijakan luar negeri Indonesia memiliki banyak aspek. Salah satu contoh penting adalah strategi “Indonesia Spice Up the World” (ISUTW), yang bertujuan untuk meningkatkan ekspor rempah-rempah hingga USD 2 miliar pada tahun 2024 dan mendukung pendirian 4.000 restoran Indonesia di luar negeri (Yayusman dkk., 2023). Inisiatif ini menggarisbawahi pentingnya rempah-rempah dalam masakan Indonesia, yang secara historis memainkan peran penting dalam perdagangan global. Inisiatif ini menekankan peran penting yang dimainkan oleh diaspora Indonesia, dengan kelompok-kelompok seperti IDN Task Force Culinary di Prancis yang membantu mempromosikan masakan Indonesia secara global (Yayusman et al., 2023).
Pemerintah Indonesia juga mempromosikan sektor kuliner melalui berbagai acara dan inisiatif. Sebagai contoh, Kedutaan Besar Indonesia di Belanda telah mengimplementasikan program gastrodiplomasi yang mencakup acara budaya dan lokakarya kuliner untuk memperkenalkan kuliner Indonesia kepada masyarakat Belanda (Huwaidaa, 2022). Acara-acara ini berfungsi sebagai platform untuk pertukaran budaya, di mana orang-orang dapat belajar tentang bahan-bahan makanan Indonesia, metode memasak, dan kisah-kisah di balik setiap hidangan. Demikian pula, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia menyelenggarakan acara tahunan seperti “Festival Makanan Indonesia” di Amerika Serikat, yang menampilkan makanan Indonesia kepada khalayak internasional (Pereira, 2021). Festival-festival ini menarik perhatian para penggemar makanan, koki, dan media, menciptakan gebrakan seputar kuliner Indonesia dan menghasilkan liputan yang positif.
ADVERTISEMENT
Indonesia telah secara aktif mempromosikan warisan kulinernya yang beragam melalui upaya gastrodiplomasi. Beberapa hidangan khas Indonesia yang telah disorot dan dipromosikan melalui inisiatif ini termasuk tempe, gado-gado, asinan, gudeg, rendang, sate ayam, soto, dan nasi goreng (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, 2021). Hidangan-hidangan tersebut merupakan bagian dari keragaman kuliner Indonesia yang telah dipromosikan melalui inisiatif gastrodiplomasi seperti strategi “Indonesia Spice Up the World”. Strategi gastrodiplomasi Indonesia telah diterima dengan baik oleh beberapa negara, terutama di Eropa, dan telah berkontribusi pada pertumbuhan soft power dan hubungan internasional Indonesia. Keberhasilan inisiatif ini menyoroti bagaimana makanan dapat menjadi duta besar yang menarik bagi budaya suatu bangsa.
Salah satu contohnya adalah popularitas makanan Indonesia di Prancis, di mana rendang telah mendapatkan pengakuan yang signifikan dan menjadi tren. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Perancis telah secara aktif mempromosikan masakan Indonesia melalui media sosial dan inisiatif lainnya. Pendekatan ini telah menciptakan komunitas online yang dinamis bagi para penggemar makanan yang berbagi resep, tips memasak, dan pengalaman mereka dengan makanan Indonesia. Demikian pula, di Belanda, tempe dan hidangan Indonesia lainnya seperti gado-gado, asinan, dan gudeg diterima dengan baik dan ditampilkan secara mencolok di restoran-restoran Indonesia (Juliana, 2022). Hubungan historis antara Indonesia dan Belanda, yang sudah ada sejak zaman penjajahan, juga berperan dalam penerimaan dan apresiasi yang luas terhadap masakan Indonesia di masyarakat Belanda.
ADVERTISEMENT
Upaya-upaya ini juga telah diakui secara global, dengan inisiatif “Indonesia Spice Up the World” yang dianggap sebagai langkah penting dalam mempromosikan masakan dan budaya Indonesia. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah restoran Indonesia di luar negeri, tetapi juga untuk meningkatkan persepsi global tentang masakan Indonesia. Dengan berfokus pada kualitas dan keaslian, Indonesia berharap dapat memastikan bahwa tradisi kulinernya terwakili secara akurat dan dihargai di seluruh dunia.
Strategi gastrodiplomasi Indonesia telah secara signifikan berdampak pada upaya diplomasi budaya negara dengan meningkatkan representasi budaya, memfasilitasi pertukaran budaya, berkontribusi pada kekuatan lunak, mendukung pencitraan bangsa, dan menerima dukungan pemerintah (Trihartono et al., 2020). Strategi ini telah membantu menampilkan tradisi kuliner Indonesia, mendorong pemahaman dan kerja sama lintas budaya, dan membangun identitas nasional yang berbeda. Rencana masa depan untuk strategi gastrodiplomasi Indonesia meliputi perluasan program “Indonesia Spice Up the World”, meningkatkan fokus pada media digital, meningkatkan pendidikan dan pelatihan kuliner, berpartisipasi dalam acara-acara kuliner internasional, membentuk kemitraan strategis dengan organisasi kuliner internasional, dan mengembangkan peta jalan gastrodiplomasi yang komprehensif (Nurwahdini & Pahlawan, 2023). Rencana-rencana ini diharapkan dapat lebih meningkatkan upaya gastrodiplomasi Indonesia dan berkontribusi pada kekuatan lunak dan hubungan internasional Indonesia di sektor kuliner.
ADVERTISEMENT
Perluasan program “Indonesia Spice Up the World” bertujuan untuk meningkatkan kehadiran restoran Indonesia di tingkat global, yang berfungsi sebagai duta budaya. Meningkatkan fokus pada media digital dengan memanfaatkan platform online untuk berbagi tutorial memasak, resep, dan cerita tentang makanan Indonesia, sehingga dapat menjangkau audiens yang lebih luas. Meningkatkan pendidikan dan pelatihan kuliner agar para chef dapat secara konsisten menyajikan hidangan Indonesia yang berkualitas tinggi, dengan tetap menjaga keaslian dan standar. Berpartisipasi dalam acara dan festival kuliner internasional yang memberikan panggung bagi kuliner Indonesia, menarik perhatian media dan kritikus makanan, yang selanjutnya meningkatkan profil global. Kemitraan strategis dengan organisasi kuliner internasional akan membantu mempromosikan seni kuliner Indonesia dan menciptakan peluang untuk pertukaran budaya dan kolaborasi. Terakhir, mengembangkan peta jalan gastrodiplomasi yang komprehensif akan memberikan strategi dan arah yang jelas, memastikan upaya yang terkoordinasi di seluruh inisiatif yang berbeda dan memaksimalkan dampaknya.
ADVERTISEMENT
Referensi
Huwaidaa, M. (2022). THE GASTRODIPLOMACY: INDONESIA’S CULINAIRY PUBLICITY IN THE NETHERLANDS. Jurnal Sosial Humaniora Dan Pendidikan, 1(1), 74–78.
Juliana, C. (2022, December 14). Indonesia’s Gastrodiplomacy as a Tool of Introduction to Indonesian-Specific Culinary. Modern Diplomacy. https://moderndiplomacy.eu/2022/12/14/indonesias-gastrodiplomacy-as-a-tool-of-introduction-to-indonesian-specific-culinary/
Ministry of Education, Culture, Research, and Technology of the Republic of Indonesia. (2021, February 18). Jalur Rempah Nusantara. Jalurrempah.kemdikbud.go.id. https://jalurrempah.kemdikbud.go.id/en/article/the-role-of-spices-for-indonesian-gastrodiplomacy-3955
Nurwahdini, & Pahlawan, I. (2023). GASTRODIPLOMASI INDONESIA MELALUI INDONESIA SPICE UP THE WORLD DI AMERIKA SERIKAT TAHUN 2021-2022. JOM FISIP, 10(11).
Pereira, S. F. A. (2021). THE IMPLEMENTATION OF INDONESIA’S GASTRODIPLOMACY IN THE UNITED STATES (2017-2020). Repository.president.ac.id. http://repository.president.ac.id/xmlui/handle/123456789/9466
Rockower, P. S. (2012). Recipes for gastrodiplomacy. Place Branding and Public Diplomacy, 8(3), 235–246. https://doi.org/10.1057/pb.2012.17
ADVERTISEMENT
Trihartono, A., Purwowibowo, Santoso, B., Pamungkas, F., & Nisya, C. (2020). The early stage of Indonesia’s gastrodiplomacy: in the middle of nowhere? IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 485, 012008. https://doi.org/10.1088/1755-1315/485/1/012008
Yayusman, M. S., Yaumidin, U. K., & Mulyasari, P. N. (2023). On considering Australia: exploring Indonesian restaurants in promoting ethnic foods as an instrument of Indonesian gastrodiplomacy. Journal of Ethnic Foods, 10(1). https://doi.org/10.1186/s42779-023-00207-1