Konten dari Pengguna

Emosi yang Terjadi pada Usia Lansia

ADISTYA BUNGA RAMADHAN
Mahasiswa Psikologi-Universitas Brawijaya
4 Desember 2022 11:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ADISTYA BUNGA RAMADHAN tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setiap manusia pasti akan mengalami yang namanya perubahan melalui berbagai tahap perkembangan. Menurut Hurlock (2001) tahap perkembangan itu meliputi periode prenatal, bayi, masa dewasa awal, dewasa madya, dan lanjut usia. Ketika seseorang menjadi semakin tua, mereka cenderung mengalami atau berpotensi mengalami masalah kesehatan (Papalia, Old, et al., 2008). Nah, saat kita mengalami penuaan atau lanjut usia apakah kita masih mengalami emosi? Kalau iya, bagaimana sih gambaran emosi pada seseorang yang sudah memasuki usia lansia? Dan bagaimana cara nya seorang lansia tersebut meningkatkan emosi yang positif? Yuk mari simak penjelasan berikut.
Ilustrasi lanjut usia foto; shutterstock.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi lanjut usia foto; shutterstock.com
Lansia dan Emosi
ADVERTISEMENT
Usia tua atau lansia adalah periode penutupan dalam rentang hidup seseorang, yaitu suatu periode dimana seseorang telah beranjak jauh dari periode terdahulu yang lebih menyenangkan, atau beranjak dari waktu yang penuh manfaat (Hurlock, (2006). Masa lansia dimulai ketika seseorang beusia 60 tahun ke atas. Menua atau aging ini melalui proses alami yang dialami manusia, proses ini ditandai dengan adanya perubahan baik fisik, sosial, mental, dan spiritual. Menurut Padila (2013) perubahan tersebut mempengaruhi kesehatan jiwa maupun psikologis, yang mana hal tersebut bisa beresiko mengalami gangguan mental emosional.
Emosi yang tejadi pada diri sendiri dapat kita ketahui melalui rentang respon emosional. Emosi yang dirasakan pada lansia merupakan salah satu permasalahan yang tidak jarang dialami oleh usia lanjut, terutama jika emosi positif maupun emosi negatif memuncak maka akan mengakibatkan berbagai masalah yang nantinya akan membuat lansia mengalami ketidakstabilan emosi (NIH, 2011).
ADVERTISEMENT
Karakter Lansia
Menurut Hurlock (2006), ciri-ciri lanjut usia adalah:
a. Periode kemunduran
b. Perbedaan individual pada efek menua
c. Dinilai dengan kriteria yang berbeda
d. Stereotipe pada orang lanjut usia
e. Sikap sosial terhadap lanjut usia
f. Menua membutuhkan peran
g. Penyesuaian yang buruk merupakan ciri-ciri lanjut usia
h. Keinginan ingin muda sangat kuat pada lanjut usia
Gambaran Emosi pada Lansia
Tingkah laku yang terjadi ketika individu merasakan emosi yaitu disertai dengan ekspresi atau gerak tubuh serta pola perubahan individu yang kompleks dan menyangkut pembangkitan fisiologis, perasaan subjektif, proses kognitif, dan reaksi tingkah laku. Menurut Prismoro (2021) bahwa emosi pada lansia muncul akibat dari permasalahan intren maupun ekstren ketika seseorang lansia tersebut masih bekerja atau sudah tidak bekerja. Menurut data World health Organization 2019 menunjukan sebanyak 20% dari orang dewasa yang berusia 60 tahun mengalami gangguan mental emosional dan 6.6% hingga 17,4%. Lalu, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Indonesia 2018 menyebutkan data stastik bahwa masalah gangguan kesehatan mental emosional berdasarkan umur jumlah presentase tertinggi usia 65-75 tahun keatas sebanyak 28,6%, dan diikuti usia 55-64 tahun sebanyak 11%.
ADVERTISEMENT
Cara Meningkatkan Emosi Positif
Nilai emodiversitas manusia dibagi menjadi 13 kategori emosi positif dan 14 kategori emosi negatif. Emosi positif ini yang diperoleh yaitu rasa puas, tenang, ceria, sangat bahagia, antusias, penuh perhatian, bangga, aktif, dekat degan orang lain, dan memiliki rasa percaya diri. Menurut Nadhiroh (2015) menyebutkan bahwa adapun bentuk upaya pengendalian emosi pada lansia diantaranya adalah pengendalian pikiran yang timbul akibat adanya emosi negatif, pada aspek religi lebih mendekatkan diri pada keyakinannya, menghindari stress seperti mengalihkan dengan berkumpul bersama orang-orang terdekat (keluarga), berinteraksi sosial sesama lansia dalam mengikuti terapi relaksasi dan kegiatan kebugaran jasmani. Para peneliti juga mengungkapkan bahwa lebih banyak aktivitas dengan cara melakukan banyak hobi dan kegiatan yang berbeda akan menimbulkan emosi yang lebih seimbang.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Suyanta. (2012). Pengalaman Emosi dan Mekanisme Koping Lansia yang Mengalami Penyakit Kronis. Jurnal Psikologi. 39(2). 208-221. https://media.neliti.com/media/publications/130087-ID-pengalaman-emosi-dan-mekanisme-koping-la.pdf
Anggraini, Yulanda. (2022). GAMBARAN PENGENDALIAN EMOSI LANSIA DALAM LINGKUNGAN PADAT PENDUDUK PERUM GARDENIA KABUPATEN MALANG. Nursing Information Journal. 1(2). 42-47. DOI https://doi.org/10.54832/nij.v1i2.211
Bakara, Devita. (2019). GANMARAN EMOSIONAL LANSIA DALAM AKTIVITAS SEHARI-HARI BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI PUSKESMAS PANCUR BATU MEDAN. https://repo.poltekkes-medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2111/1/jurnal%20-%GAMBARAN%20EMOSIONAL%20LANSIA520DALAM%20AKTIVITAS%SEHARI-HARI%20BERDASARKAN%20KARAKTERISTIK%20%20-%20devit.pdf
HERMAWAN, KIKI SEPTIANA. (2017). HUBUNGAN SOSIALISASI, KESEPIAN DENGAN DEPRESI PADA LANJUT USIA DI FORUM KESEHATAN DESA KARANGTENGAH KECAMATAN BATU RADEN. Bachelor thesis, UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO. https://repository.ump.ac.id/4167/