Konten dari Pengguna

Solusi Gigi Digital: Tingkatkan Kemampuan Kedokteran Gigi dengan AR

Adi Tara
Content Writer di IVRA, Memberikan informasi mengenai teknologi imersif Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR) khususnya yang ada di Indonesia.
20 Oktober 2021 20:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adi Tara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penggunaan teknologi imersif seperti Augmented Reality dan Virtual Reality sudah banyak diterapkan sebagai alat bantu pelatihan dalam inovasi digital, seperti di bidang kedokteran. Karena masih minimnya perangkat teknologi sebagai penunjang pembelajaran maka diperlukan inovasi dalam kedokteran untuk meningkatkan tingkat keberhasilan dan mengurangi risiko prosedur operasi. Penggunaan augmented reality dalam dapat menghadirkan pengalaman belajar yang menarik dan realistis. Siswa mendapat kesempatan untuk melakukan praktek pada pasien “virtual” yang dapat dilakukan secara berulang, dengan tingkat kesulitan yang berbeda guna meningkatkan kompetensi masing-masing partisipan.
Penggunaan Augmented Reality menghadirkan gambaran yang lebih realistis untuk meningkatkan kualitas pelatihan para calon doktek. Gambar: Jonathan Borba on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Penggunaan Augmented Reality menghadirkan gambaran yang lebih realistis untuk meningkatkan kualitas pelatihan para calon doktek. Gambar: Jonathan Borba on Unsplash
Cakupan bidang kedokteran yang dapat mengimplementasikan teknologi tersebut juga bervariasi, kedokteran gigi menjadi salah satu subjek yang akan dibahas dalam artikel ini. Sebagai alat penunjang, augmented reality memberikan platform pelatihan bagi para dokter dan calon dokter untuk melakukan berbagai prosedur bedah. Dengan kemudahan dalam memodifikasi dunia virtual, program dapat menghadirkan reaksi yang sesungguhnya dari pasien “virtual” sebagaimana yang mungkin akan dirasakan dalam prosedur sebenarnya.
ADVERTISEMENT
eTypodont merupakan salah satu inovasi augmented reality yang dibentuk sebagai alat bantu pelatihan simulasi implan gigi. Markus Santoso dan Cortino Sukotjo, dua profesor asal Indonesia di universitas Amerika Serikat, mengembangkan program tersebut agar dapat digunakan untuk mengajar mahasiswa kedokteran gigi.
Di Indonesia sendiri, inovasi bidang kedokteran sudah dikembangkan oleh Arutala. Startup yang fokus mengembangkan produk-produk imersif ini bekerja sama dengan FKKMK UGM dalam membentuk sebuah simulasi pelatihan bagi para calon ners. Kondisi pandemi yang membatasi interaksi fisik serta meningkatkan risiko penularan virus menjadi tantangan dalam menyediakan pelatihan dan pembelajaran yang layak kepada para siswa. Program rancangan Arutala dibentuk dengan susunan prosedur yang memungkinkan siswa belajar tata cara perawatan pasien, yang juga dilengkapi fitur interaktif dengan pasien bagi para siswa.
ADVERTISEMENT
Selain Arutala, Aryaguna juga menjadi salah satu startup nasional yang fokus mengembangkan produk teknologi imersif di bidang kedokteran. Pelatihan menggunakan augmented reality memungkinkan siswa untuk melihat riwayat kesehatan dan perawatan sebelumnya. Dengan augmented reality, pengawas dapat memantau kinerja mahasiswa kedokteran gigi dari jarak jauh, memberi masukan dan juga memperbaiki prosedur perawatan mereka jika diperlukan.
Ketika terjadi kegagalan atau kerusakan pada peralatan para dokter gigi, dengan bantuan teknologi AR, dapat menghubungi teknisi untuk memperbaiki peralatan dengan cepat, sehingga tidak perlu menunggu teknisi datang. Dengan memakai perangkat augmented reality, dokter gigi dapat berkoordinasi dengan teknisi dan melakukan reparasi terhadap peralatan kedokteran giginya sendiri.
Kehadiran teknologi AR dan VR mampu memicu indera manusia dan membenamkannya dalam lingkungan buatan. Memberikan kesempatan kepada para siswa dan dokter untuk belajar dengan praktek secara langsung. Sebuah teknik pembelajaran yang lebih memicu memori partisipan terutama dalam subjek yang membutuhkan pelatihan dalam meningkatkan kemampuan. Sebuah inovasi dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dengan memberikan hasil yang maksimal.
ADVERTISEMENT
Ikuti terus pembahasan inovasi teknologi imersif dalam berbagai bidang sebagai pendorong kompetensi dan kemampuan para praktisi.