Konten dari Pengguna

Teknologi Akuatik: Tingkatkan Kompetensi Pengelasan Bawah Laut dengan VR

Adi Tara
Content Writer di IVRA, Memberikan informasi mengenai teknologi imersif Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), dan Mixed Reality (MR) khususnya yang ada di Indonesia.
30 Oktober 2021 22:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adi Tara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada Minggu, 19 September 2021, pengguna internet Indonesia sempat ramai memprotes di sosial media akibat terganggunya koneksi internet dari Indihome. Dari kasus yang terjadi, dikabarkan bahwa gangguan koneksi disebabkan oleh putusnya kabel bawah laut milik TelkomGroup yang menimbulkan gangguan koneksi Indihome dan Telkomsel. Hal ini datang dari putusnya sistem komunikasi laut Jawa, Sumatera, dan Kalimantan untuk ruas Batam-Pontianak.
ADVERTISEMENT
Dalam upaya menangani masalah tersebut TelkomGroup mengerahkan tim untuk melakukan perbaikan kabel fiber optik yang berada di bawah laut. Bidang pekerjaan ini lebih dikenal sebagai las bawah laut. Pekerjaan yang memiliki jaminan menjanjikan tentu datang dengan risiko dan tantangannya tersendiri. Diperlukan pelatihan khusus yang tidak hanya berhubungan dengan pengelasan namun juga penyesuaian lingkungan bekerja yaitu di bawah air.
Pengelasan merupakan salah satu bidang yang membutuhkan ketepatan. Kecepatan menjadi unsur tambahan dalam pengelasan bawah laut .Gambar: Syd Mills on Unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Pengelasan merupakan salah satu bidang yang membutuhkan ketepatan. Kecepatan menjadi unsur tambahan dalam pengelasan bawah laut .Gambar: Syd Mills on Unsplash
Risiko yang dihadapi oleh pekerja las bawah laut antara lain sengatan listrik yang berasal dari alat yang kurang sesuai untuk pekerjaan bawah laut; Ledakan dari kantong gas yang terbentuk atas hidrogen dan oksigen; Penyakit Dekompresi yang dapat terjadi ketika penyelam naik terlalu cepat dari zona bertekanan tinggi ke zona bertekanan rendah; Tenggelam yang dapat disebabkan oleh alat yang rusak atau usang; Hipotermia dapat terjadi karena terlalu lama berada di air dingin, menyebabkan hilangnya panas tubuh secara ekstrem, gangguan pendengaran, kehidupan laut yang tertarik dengan cahaya pengelasan dapat menghambat pekerjaan menimbulkan risiko lainnya yang sebelumnya disebutkan.
ADVERTISEMENT
Dengan latihan yang sudah dilakukan, tentunya kejadian di lapangan seringkali tidak dapat dihindari dari risiko yang terjadi. Lalu bagaimana perkembangan teknologi dapat menghadirkan solusi dalam latihan kesigapan bidang pekerjaan dengan risiko yang tinggi? Tentunya dengan penggunaan teknologi imersif, virtual reality. Deep Sea VR merupakan salah satu pengalaman VR yang dirancang untuk menghadirkan modul pelatihan dalam mengajarkan pengguna tentang tanggung jawab dan bahaya menjadi tukang las/penyelam bawah air. Pengalaman ini juga menggabungkan sistem gerak renang gestural berbasis fisika canggih yang dikembangkan menggunakan cetak biru UE4*
Pelatihan Deep Sea VR membutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk diselesaikan dan mencakup sistem navigasi terpadu untuk membantu pengguna dalam menyelesaikan susunan modul pelatihan. Dalam dunia virtual tersebut pengguna akan dibawa berenang di sekitar bagian bawah rig minyak dan memperbaiki pipa yang retak/rusak dengan gudang peralatan standar industri.
ADVERTISEMENT
Terkait pelatihan, Arutala menjadi salah satu startup yang berkontribusi dalam menghadirkan inovasi virtual reality yang dirancang khusus untuk simulasi pelatihan sektor-sektor berisiko tinggi. Hal tersebut dihadirkan melalui produk-produk ARULAB yang terdiri dari modul hingga alur pelatihan yang dapat diimplementasikan untuk berbagai sektor. Solusi pelatihan yang aman dan dapat merangsang pemikiran kritis dan kemampuan pemecahan masalah dalam situasi bertekanan tinggi.
Dengan keberhasilannya menghadirkan berbagai solusi pelatihan ikuti terus perkembangan startup dalam bidang teknologi imersif. Dengan inovasi-inovasi produk guna menunjang peningkatan kompetensi dalam pelatihan yang memiliki risiko minimal dalam lingkungan yang aman dan termonitor.