Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Virtual Reality: Risiko Minimal dengan Hasil Maksimal
12 Mei 2021 13:43 WIB
Tulisan dari Adi Tara tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Evolusi dari virtual reality memberi kemungkinan tidak terbatas dalam pengaplikasiannya. Pada awalnya lebih banyak dipakai dalam dunia permainan, kini mendapat perhatian dari perusahaan dalam mengimplementasikan metode baru untuk melatih karyawan. Perusahaan seperti Telkom Corpu dan Angkasa Pura II menggunakan virtual reality untuk melatih pekerja yang berada di lapangan. Dengan menggunakan virtual reality, pelatihan kepada karyawan dipandang sebagai solusi bagi hasil yang maksimal dengan risiko minimal.

Tentu kalian bertanya, kenapa pelatihan secara fisik bisa berbeda dengan pelatihan virtual? Yang paling terlihat adalah lokasi yang berubah menjadi virtual dari latihan di lapangan. Dipandang sebagai risiko minimal, karena bagi para teknisi yang berhubungan langsung dengan bagian teknis tidak berlaku sistem trial and error ketika terjadi masalah. Sehingga kesempatan untuk melakukan latihan berkelanjutan sangatlah penting untuk keamanan karyawan, sekitarnya, dan alat yang digunakan. Karena butuh untuk latihan berkali-kali dengan tingkat yang berbeda, virtual reality juga membawa kemungkinan yang lebih “hemat”. Dengan kemungkinan itu perusahaan bisa menghindari konsekuensi yang timbul seperti penggantian alat atau menghindari terjadinya kecelakaan kerja.
ADVERTISEMENT
Di indonesia sendiri sudah ada beberapa perusahaan yang menggunakan virtual reality sebagai metode pelatihan bagi karyawannya, seperti Telkom CorpU dan Angkasa Pura II. Airport Digital Expedition Academy merupakan sebuah pelatihan berbasis virtual yang diperkenalkan pada pertengahan 2020. Program pelatihan yang disusun untuk membangun kemampuan para personel bandara, dalam menjaga keamanan dan keselamatan di bandara. Metode pelatihan ini dikatakan lebih efektif dibandingkan metode konvensional seperti diskusi, demonstrasi, dan audio visual.
ARUTALA menjadi salah satu startup di Indonesia yang bekerjasama dengan Matador, perusahaan alat berat dari Myanmar, dalam membentuk sebuah simulasi latihan menggunakan VR bernama ARULAB Excav VR. Melalui proyek ini tujuan ARUTALA adalah untuk memberikan dampak maksimal dalam pelatihan mekanisnya seperti membantu mekanik mereka memahami bagian internal dan menunjukkan cara melakukan pemecahan masalah yang tepat.
Tidak hanya kedua bagian itu, latihan menggunakan Virtual Reality juga sudah digunakan dalam bidang kesehatan. Penggunaan Cadaver (Jenazah yang digunakan dalam dunia medis), selain langka, juga merupakan media pembelajaran yang mahal, selain itu hanya dapat digunakan dalam satu kali praktek. Tentu membutuhkan waktu yang lama, serta menghambat peserta lain untuk memperoleh kesempatan yang sama. Dengan alat VR, satu alat dapat digunakan oleh banyak siswa dan dokter, dengan kata lain dapat digunakan pula untuk latihan berkali-kali. Selain itu, pengguna juga dapat berhadapan langsung dengan komplikasi yang mungkin muncul selama operasi. Meningkatkan pengetahuan para dokter sehingga dapat mencari solusi dengan cepat untuk menolong pasiennya.
ADVERTISEMENT
Aryaguna, startup yang fokus pada pengembangan teknologi dalam dunia kesehatan. Merancang proyek untuk pelatihan bagi para tenaga kesehatan menggunakan alat VR. Pelatihan VR dalam kesehatan dapat meningkatkan efisiensi dalam bekerja, tetap berorientasi pada detail, tanpa mengurangi nilai dari ilmu kesehatan. Sederhana, mudah diakses, namun tetap memberi pelatihan berkualitas bagi para tenaga kesehatan.
Berdasarkan proyek yang telah diluncurkan, serta penggambaran dalam dunia medis manfaat dari pelatihan menggunakan VR tentu mengarah pada tingkat efektivitas dari latihan yang diberikan. Setiap individu dapat mengikuti proses latihan berdasarkan kemampuannya masing-masing, tentu berbeda dari model pelatihan konvensional yang lebih menyamaratakan kemampuan setiap karyawan. Perusahaan dapat mengukur kemampuan secara individu yang kemudian dapat dikelompokkan sesuai dengan kebutuhan para karyawan.
ADVERTISEMENT
Meminimalisir berarti mengurangi, bukan menghilangkan. Virtual Reality bukan menjadi solusi untuk menghilangkan risiko dari kecelakaan yang mungkin terjadi di area kerja. Namun dengan latihan VR, karyawan dapat mempersiapkan diri dan berpikir cepat dalam mencari solusi untuk masalah yang dihadapi. Karyawan dapat meningkatkan keterampilan nya karena latihan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu melalui rangkaian modul latihan yang diberikan. Melansir dari artikel Harvard Business Review, pelatihan menggunakan VR membawa keuntungan, simulasi yang diberikan beserta gambarannya sesuai dengan skenario di lapangan atau skenario yang dibayangkan dapat terjadi.
Metode ini tidak hanya berlaku dalam bidang pekerjaan, untuk pembelajaran seperti sekolah vokasi, menjadi solusi bagi metode pembelajaran baru. Bagaimana menurut kalian, apakah lebih efektif latihan menggunakan VR atau lebih efektif latihan konvensional? Bidang apa saja yang dapat diuntungkan dari kemungkinan ini? Dan Bisakah kalian bayangkan jenis pelatihan apa yang bisa dihasilkan dengan Virtual Reality?
ADVERTISEMENT