Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Cerita Soal Kebiasaan Makan Orang Indonesia Viral di Media Sosial
22 April 2017 7:57 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Jepang memang dikenal sebagai negara yang sangat rapi, semua orang di sana seolah sudah paham bagaimana menjaga ketertiban dan kerapihan di kondisi apapun dan di manapun. Semua orang sepertinya menjaga kebersihan lingkungan mereka.
ADVERTISEMENT
Salah satu contoh dari kebiasaan ini terlihat dari etika makan mereka di tempat makan umum, di mana seperti kebanyakan negara di dunia barat, orang-orang membersihkan nampan makanan dari meja mereka sendiri setelah makan, bahkan kalaupun tempat sampah itu sangat jauh dari meja mereka. Hal ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan pelanggan berikutnya.
Namun apa yang terjadi di Jepang nampaknya tidak terjadi di Indonesia, di mana sebagian besar food court dan restoran cepat saji mengandalkan karyawan mereka untuk membersihkan meja usai makan. Dengan sistem yang seperti ini, dapat dipastikan bahwa kebanyakan orang Indonesia terbiasa meninggalkan atau membiarkan meja makan mereka setelah makan.
Beberapa waktu ini, seorang pengguna Facebook asal Indonesia dengan nama Tyas Palar menceritakan sebuah kisah tentang turis Indonesia yang menunjukkan etiket post-meal lokal mereka di Jepang. Tyas menulis bahwa dia berada di terminal keberangkatan Bandara Haneda di Tokyo untuk menunggu penerbangannya kembali ke Jakarta. Saat itulah dia melihat ada sekelompok turis Indonesia yang membiarkan meja makan mereka berantakan di area makan umum setelah sarapan.
ADVERTISEMENT
Pada postingannya tersebut, Tyas berujar mungkin para wisatawan Indonesia berpikir bahwa petugas pembersih akan datang dan membersihkan meja mereka. Tyas mencatat sekitar 30 menit ia berada di dekat meja yang ditingalkan oleh wisatawan Indonesia tadi, namun tidak ada satupun petugas pembersih yang datang dan meja itu tetap berantakan.
"Bukannya membuang sampah sendiri ke meja makan dan mengembalikan baki ke restoran awal seperti seharusnya. Mungkin mereka berpikir ini seperti di Indonesia, akan ada pelayan atau petugas yang membersihkan. Padahal tidak ada. Sampai lebih dari setengah jam kemudian ketika saya dan ibu akhirnya meninggalkan tempat tersebut, tidak ada yang membereskan meja mereka. Karena memang sebetulnya tidak ada petugasnya," tulis Tyas.
Tidak disangka, hal serupa malah terjadi kembali saat Tyas dan Ibunya duduk menikmati sarapan. Dua pria Indonesia duduk disamping mejanya. Ketika mereka bangun untuk pindah ke meja lain, Tyas mengatakan bahwa mereka meninggalkan sampah di atas meja begitu saja. Tyas pun sontak menegur kedua pria tersebut untuk membuang sampah mereka ke tempat sampah.
ADVERTISEMENT
Namun, bukan senyuman ramah atau kesadaran diri yang dimunculkan. Salah seorang pria itu malah menjawab dengan senyum mengejek "Terus kenapa? Nanti juga ada yang beresin!”. Tyas tak mau mengalah, ia tetap meminta pria tadi membuang sampah ke tempatnya. Akhirnya dengan dibalut gerutuan dan wajah tidak rela, pria tadi membuang sampahnya ke tempat sampah.
"Saya tetap menunjuk sampah di meja yang ia tinggalkan, nggak ada yang beresin. Lihat itu dari tadi meja-meja itu nggak ada yang beresin," tulis Tyas.
Melihat kejadian tersebut terlebih dilakukan oleh orang-orang yang berasal dari negara tempat ia tinggal, membuat Tyas bertanya-tanya mengapa orang Indonesia menegah ke atas yang notabene lebih terdidik dan tertib tetap melakukan hal demikian.
ADVERTISEMENT
"Kenapa ya, banyak orang Indonesia, kelas menengah dan berduit sekalipun yang dalam harapan kita tentunya lebih terdidik dan tahu adat, yang susah tertib? Padahal tertib itu sesungguhnya memudahkan bagi diri kita sendiri dan juga semua orang," tulisnya.
Postingan Tyas kemudian menjadi viral dan telah dibagikan lebih dari dua ribu kali. Banyak juga yang kemudian berkomentar tentang kebisaan turis Indoneisa yang terbawa meskipun berada luar negeri.
"Nggak ngefek lah ini mau kelas bawah, tengah atau atas. Namanya orang sini (Indonesia), yang kesadarannya cukup itu sangat minimal sejauh ini saya lihat," tulis akun Teguh Li.
Hal senada disampaikan oleh akun Nadia Pramita Utari. "Jangankan di Jepang mbak. Di kita Indonesia kan tau sendiri self service, habis makan harus dirapikan sendiri dan piring kotor dibawa ke tempat yang disediakan, tulisan pemberitahuan pun sudah terpampang jelas tapi sampai sekarang pun tetap masih ada yang habis makan ditinggal gitu aja," tulisnya.
ADVERTISEMENT
Namun ada pula netizen yang berpendapat bahwa tidak semua restoran di Jepang memperlakukan sistem membuang sampah sendiri.
"Jangan berlebihan dulu menilai nya, 3 tahun saya tinggal disana, sering juga pindah tempat makan. Nggak semua tempat makan memberlakukan sistem yang ibu maksud. Banyak juga yang menyediakan pramusaji, seperti di Yoshinoya, Tsukiya ataupun Matsuya. Dan beberapa restoran Indonesia yg ada di sanapun tetap menyediakan pramusaji utk servis tamunya," tulis akun See Ras Tohani.
Terlepas dari cerita Tyas ataupun respon para netizen. Akan lebih baik jika mulai dari sekarang turis Indonesia belajar bersikap lebih tertib agar mereka tidak mendapatkan reputasi buruk. Namun tidak perlu jauh-jauh memulai di luar negeri, dengan memperbaiki sikap dan kebiasaan kita di negeri sendiri tentunya akan lebih baik dan bermanfaat.
ADVERTISEMENT
Anda bisa berbagi cerita soal ulah turis Indonesia di luar negeri di kumparan. Caranya: download aplikasi kumparan di Play Store atau App Store. Lalu buat akun menggunakan email atau akun facebook Anda. Selanjutnya, silakan tulis story dan jangan lupa memasukkan tag topik 'Ulah Turis Indonesia' di dalamnya.
Info lengkap menulis story di kumparan dapat diakses di sini. Atau follow akun product kumparan untuk info lebih lengkap dan update fitur-fitur kumparan. Selamat berbagi!