Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
Ketika langit berawan, tidak semua awan adalah awan petir. Hanya awan cumulonimbus yang menghasilkan petir. Petir terjadi karena pelepasan muatan listrik dari satu awan cumulonimbus ke awan lainnya, atau dari awan langsung ke bumi.
ADVERTISEMENT
Kilat petir terjadi dalam bentuk setidaknya dua sambaran. Pada sambaran pertama muatan negatif (-) mengalir dari awan ke permukaan tanah.
Ketika sambaran pertama ini mencapai permukaan tanah, sebuah muatan berlawanan terbentuk pada titik yang akan disambarnya dan arus kilat kedua yang bermuatan positif terbentuk dari dalam jalur kilat utama tersebut langsung menuju awan.
Dua kilat tersebut biasanya beradu sekitar 50 meter di atas permukaan tanah. Arus pendek terbentuk di titik pertemuan antara awan dan permukaan tanah tersebut, dan hasilnya sebuah arus listrik yang sangat kuat dan terang mengalir dari dalam jalur kilat utama itu menuju awan.
Perbedaan tegangan pada aliran listrik antara awan dan permukaan tanah ini memiliki litrik dengan jutaan volt. Satu sambaran petir memiliki energi sebesar kira-kira 20000 Ampere.
ADVERTISEMENT
Energi petir ini dapat digunakan untuk menyalakan bola lampu 100 watt dalam waktu tiga bulan lebih. Dalam sekali sambaran saja energi listrik petir dapat digunakan untuk menerangi ratusan rumah sekaligus.
Energi listrik petir yang sangat besar ini berpotensi dikembangkan sebagai pembangkit listrik alternatif. Energi petir ini menyusul beberapa energi yang sebelumnya sudah ada seperti geothermal, tenaga surya, microhydro maupun tenaga angin.
Menurut Kukuh Ribudiyanto, Kepala Subbidang Peringatan Dini Cuaca Ekstrem BMKG, sejauh ini belum ada yang memanfaatkan energi listrik yang dihasilkan oleh petir.
Hal ini dikarenakan belum adanya alat yang bisa menampung dan menyimpan energi yang dihasilkan oleh petir.
ADVERTISEMENT
"Sejauh ini belum ada yang memanfaatkan aliran listrik yang dihasilkan oeh petir. Karena energi yang dihasilkan sangat besar dan belum ada alat yang bisa menyimpan atau menampung energi tersebut," kata Kukuh saat dihubungi kumparan (kumparan.com).
Saat ini krisis energi tengah terjadi. Banyak cara dilakukan untuk menciptakan energi listrik alternatf untuk mencukupi kebutuhan energi listrik yang dibuat dari fosil dimana cadangannya segera habis kurang diperkirakan kurang dari seratus tahun.
Beberapa negara bahkan sudah membuat listrik tenaga surya berkapasitas raksasa untuk beralih dari listrik konvensionalnya. India, bahkan negara dengan tingkat polusi terbesar bertekad untuk menjadi negara dengan konsumsi listrik tenaga surya terbesar di dunia. Selain karena dorongan krisis energi, upaya ini juga karena menjaga kelestarian bumi.
ADVERTISEMENT
Selain energi surya kemudian hari, energi petir kemungkinan besar bisa dimanfaatkan untuk cadangan listrik yang abadi. Seiring perkembangan teknologi tentunya.