Upaya Pencarian Orang Pendek di Indonesia

26 Maret 2017 19:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ilustrasi Orang Pendek Suamtera. (Foto: Ant Wallis/Centre for Fortean Zoology)
Ekspedisi mencari jejak Orang Pendek di Sumatera pernah dilakukan oleh seorang ahli ilmu hewan, Richard Freeman. Dikutip dari The Guardian, Richard Freeman menceritakan bagaimana perjalanannya mencari jejak Orang Pendek di Sumatera.
ADVERTISEMENT
Sebagai direktur dari Centre For Fortean Zoology, Richard telah berkeliling dunia untuk mencari hewan-hewan misterius seperti anakonda raksasa, almasty (mirip dengan Bigfoot), dan cacing kematian dari Mongolia. Tapi Orang Pendek di Sumatera selalu menarik baginya.
Pada 1999, dirinya melakukan ekspedisi ke Sumatera bersama Dr. Chris Clark, Jhon, Adam Davies, dan Dave Acher. Mereka dipandu oleh Sahar Dimus. Perjalanan mencari jejak Orang Pendek mereka mulai dari Danau Gunung Tujuh, Taman Nasional Kerinci Seblat, Jambi. Hutan di sekitar danau ini diyakini sebagai tempat bagi Orang Pendek.
Mereka pun mengunjungi Desa Sungi-Khuning di bagian lain dari Taman Nasional Kerinci Seblat. Setahun sebelum kedatangan mereka, seorang pemburu yang memasang jerat untuk rusa mengaku pernah menangkap Orang Pendek.
ADVERTISEMENT
"Dengan tubuh yang terlihat kekar, Orang Pendek itu berjuang untuk keluar dari jerat, pemburu tersebut mencoba menusuk makhluk itu dengan tombak, namun kayu tombak itu dipatahkan, dan makhluk itu berteriak kepada pemburu tersebut," tulis Richard.
Mereka tidak berhasil mewawancarai si pemburu, lalu mereka menjelajahi desa lain di luar hutan.
Penjelajahan itu memungkinkan Richard untuk mengeksplorasi tempat-tempat terpencil di sekitar Taman Nasional Kerinci Seblat. Mereka berhasil mewawancarai saksi mata yang mengaku melihat makhluk Orang Pendek sedang mengambil tebu dan tanaman lainnya di lahan mereka.
Setelah beberapa hari melakukan perjalanan dengan medan yang sulit, Richard akhirnya pindah ke wilayah Bangko, hutan di dataran rendah yang dihuni oleh Suku Kubu. Mereka bertemu dengan Nylam, Kepala Suku Kubu. Nylam menceritakan bahwa Orang Pendek memiliki tinggi sekitar 1,25 meter dan dipenuhi rambut berwarna hitam kemerahan
ADVERTISEMENT
"Ia memiliki mulut yang besar, berjalan dengan posisi tegak, dan memiliki lengan seperti seorang pria. Dia mengeluarkan suara bising weeeehp a! weeeehp! Nylam memperhatikan makhluk itu selama setengah jam," tulisnya Richard selanjutnya.
Di hari berikutnya, mereka bangun pagi-pagi untuk melakukan perjalanan ke Gunung Tujuh. Di sana mereka membagi ke dalam dua kelompok, masing-masing memasang tenda dan kamera tersembunyi.
Dave membawa empat kamera tersembunyi dan Chris membawa papan lengket yang dilapisi perekat (biasanya digunakan untuk menjebak tikus). Mereka bermaksud menggiring Orang Pendek untuk masuk ke jalur hutan menggunakan umpan buah-buahan. Mereka berharap bisa mendapatkan beberapa helai rambut Orang Pendek dari jebakan tersebut.
Adam bergerak melewati hutan, sementara Sahar dan Dave merangkak perlahan untuk melihat kondisi. Mereka menemukan pemandangan yang menakjubkan.
ADVERTISEMENT
Sekitar 100 kaki di depan mereka, tampak sosok Orang Pendek sedang berada di atas pohon. Mereka tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas. Namun, Dave merasa makhluk itu memperhatikan mereka.
Mata makhluk itu seperti sebuah alarm bahaya dengan gigi besar di rahang bawah. Bahunya terlihat lebar dan memiliki lengan yang panjang, seluruh tubuhnya dipenuhi bulu berwarna cokelat gelap. Bentuk kepalanya menyerupai gorila, tapi memiliki dahi yang tinggi seperti orang utan.
Dave yakin itu bukan beruang madu atau siamang.
Tapi dia tidak bisa mendapatkan hasil gambar yang bagus karena terhalang daun dan cabang pohon. Saat Dave mencoba mencari sudut yang lebih baik, Sahar melihat makhluk itu turun dari pohon dan berjalan dengan dua kaki.
ADVERTISEMENT
Ilustrasi Orang Pendek Sumatera (Foto: Ant Wallis/Centre for Fortean Zoology)
Keesokan harinya, mereka kembali memeriksa kamera tersembunyi. Di perjalanan, mereka menemukan beberapa jejak Orang Pendek.
Mereka yakin jika jejak yang mereka temukan ialah jejak Orang Pendek karena tidak ada hewan lain yang mampu meninggalkan jejak seperti itu. Bentuk tumit yang tampak seperti manusia tetapi bagian depannya lebih mirip kera.
Meskipun banyak yang beranggapan bahwa itu adalah jejak kaki beruang madu, tapi jejak itu sama sekali tidak menunjukan bentuk kaki beruang madu yang memiliki cakar panjang.
Sementara tim Richard tidak mendapatkan apapun, akhirnya memutuskan untuk mendaki ke daerah di mana Dave dan Sahar melihat Orang Pendek.
Setelah seluruh tim berkumpul, mereka sempat mendengar suara. Namun ketika mereka merespon suara tersebut tidak ada jawaban apapun.
ADVERTISEMENT
Karena tak kunjung mendapatkan hasil, mereka memutuskan untuk berpencar lagi dan memasang beberapa perangkap dan kamera di tempat yag berbeda. Namun, mereka tetap tidak mendapatkan hasil apapun.
Rombongan Richard memutuskan untuk menyeberangi danau dan mencari di sana. Hanya Adam yang pernah ke sana sebelumnya. Setelah beberapa meter masuk hutan, mereka menemukan serangkaian jejak Orang Pendek yang lebih jelas dari jejak yang ditemukan sebelumnya. Jari-jari kaki yang semua terlihat secara jelas.
Setelah melakukan ekspedisi ini, Richard mengirimkan sampel yang mereka dapatkan kepada Lars Thomas peneliti dari Universitas Kopenhagen dan Profesor Todd Disotell dari New York University.
Lars menemukan bahwa struktur rambut yang dikirimkan oleh Richard mirip namun jauh berbeda dari Orang Utan.
ADVERTISEMENT
Banyak hal yang mungkin belum diketahui tentang spesies primata di Sumatera yang begitu luas. Seorang koleganya, Dr Tom Gilbert, menemukan DNA lain yang justru mirip dengan manusia.
Jadi, dia tidak bisa menguji sampel keduanya karena bisa jadi sampel tersebut telah tercemar.
Sampai saat ini keberadaan Orang Pendek masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Banyak penelitian dan ekspedisi telah dilakukan, namun belum bisa membuktikan secara nyata keberadaan Orang Pendek.