news-card-video
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Menulis dalam Bayang-bayang Kritikan: Sebuah Pembelajaran Kehidupan

Aditya Andela Pratama
Mahasiswa Magister Hukum Fakultas Hukum Universitas Diponegoro/Mahasiswa Hukum Kenegaraan UNDIP
12 Maret 2025 11:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aditya Andela Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi orang yang sedang menulis teks berita, sumber foto dari Cetty Images/PeopleImages
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang yang sedang menulis teks berita, sumber foto dari Cetty Images/PeopleImages
ADVERTISEMENT
Menulis dalam bayang-bayang kritikan merupakan suatu pekerjaan yang pasti terjadi dalam setiap prosesnya. Akan ada masukan, saran dan pendapat pembaca. Itu semua harus diletakkan serta diterima dengan lapang dada serta suasana hati yang gembira. Menulis tidak langsung hebat, lantas dari mana kita memulai menulis? pertanyaan tersebut relevan diajukan, untuk mengawali kegundahan seseorang yang bingung untuk memulai menulis dari mana.
ADVERTISEMENT
Menulis adalah pekerjaan yang mulia, abadi, ungkapan rasa dan hati sampai pada titik paling ekstrem yaitu sebagai bentuk perlawanan atas ketidakadilan pada negeri. Menulis harus diawali dengan niat tulus, kejujuran, moral, etika, kepekaan pada masyarakat terdampak, jauh dari itu menulis harus dimulai dengan suasana pikiran yang sejuk, sunyi, penuh dengan ketenangan. lebih jauh mengabdi pada kepentingan rakyat banyak.
Dalam menulis akan ada interaksi antara akal pikiran, perasaan dan hati yang saling bercengkrama ditambah adanya komunikasi batin dalam setiap kata hingga jari-jemari ikut merasakan kehadirannya. Ketika menuliskan sesuatu hal, ada baiknya meletakkan niat untuk siap dikritik dan legowo atas saran dan masukan dari pembaca yang budiman, seorang penulis harus meletakkan pembaca tulisan bukan sebagai lawan akan tetapi sebagai kawan perbincangan ide dari hati ke hati. Walaupun harus disadari kehidupan menulis sangat dekat dalam bayang-bayang kritikan.
ADVERTISEMENT
Menulis tidak Langsung Hebat
Menulis tidak langsung hebat merupakan prinsip awal dalam menulis. Prinsip tersebut harus menjadi sahabat dalam merangkai setiap kata dalam sebuah tulisan. Menulis artinya memulai perjalanan, akan ada perjalanan panjang yang harus dilalui seseorang ketika ingin menjadi penulis yang hebat, akan ada banyak rintangan yang ditemui, akan ada banyak kritikan, akan selalu dihantui ketakutan untuk memulai hingga berujung pada kemalasan dalam menulis. Pesan moral yang disampaikan ketika menulis bukan untuk dikenang sebagai orang yang hebat, orang berilmu, ataupun pakar dalam segala bidang apalagi ingin diakui sebagai intelektual agung, itu semua bukan tujuan menulis.
Gambar Ilustrasi seseorang lagi menulis sebuah artikel ilmiah, sumber foto: Kumparan com.
Tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan perasaan, isi hati dan membuka pintu kegundahan diri agar dibebaskan dalam ruang-ruang kehidupan sosial. Menulis juga berarti belajar, artinya belajar mendengarkan orang-orang di sekeliling kita, terutama suara-suara ketidakadilan. Kita harus mengakui menulis dengan sempurna, itu mustahil. Namun tugas kita hanyalah berikhtiar memperbaikinya, walaupun banyak hambatan seperti rasa lelah, kebingungan memulai dan memilih kata serta kesulitan merangkai kata menjadi kalimat sempurna pasti menjadi tantangan setiap orang sebelum memulai menulis. Tanamkan dalam hati bahwa setiap kegagalan dan kelelahan dalam menulis adalah langkah awal dalam perjalanan kehidupan.
ADVERTISEMENT
Menulis dalam Bayangan Kritikan
Sadar atau tidak pekerjaan menulis sangat dekat dengan bayang-bayang kritikan, mulai dari bentuk format hingga materi yang terdapat dalam isi kepala seorang penulis. Kita harus mengedepankan kesabaran terhadap kritikan tersebut. Setiap kritikan menghadirkan ide untuk menulis kembali, memperbaiki, tidak heran dari kritikan berubah menjadi kebiasaan dalam menulis.
Banyak-banyaklah membaca buku, menulis apa yang ada dalam pikiran, lihatlah situasi di sekeliling kita dan menulis artinya membuka peta solusi. Alergi terhadap kritikan dalam menulis sama halnya mengunci tulisan untuk tidak dibaca khalayak ramai. Menulis tidak langsung hebat, ini adalah pekerjaan kesabaran, ketenangan, kalimat yang dirangkai adalah wujud nyata apa yang sedang dipikirkan.
Menulis penuh dengan tantangan, tetapi juga peluang untuk mengungkapkan pikiran dan hati nurani. Jalan sunyi dalam menulis merupakan bentuk apresiasi tertinggi dalam sebuah perjalanan hidup. Jasad yang telah dikubur sampai dengan sekarang masih berinteraksi dengan peradaban modern, ia akan selalu menjadi gagasan yang menarik lagi mengalir.
ADVERTISEMENT
Siapa yang tidak kenal Buya Hamka, Moh Natsir, Hatta dan tokoh republik lainnya, mereka semua sudah lama meninggalkan republik ini. Namun, setiap ada persoalan yang menimpa bangsa ini tidak sedikit jalan keluarnya berasal dari gagasan-gagasan mereka. Kehebatan seorang penulis hanya bisa didapatkan apabila kesendirian menjadi teman yang merangkai kata menjadi kalimat utuh dan penuh hikmah. Bayang-bayang kritikan dalam menulis akan selalau hadir. Namun, hal itu bukan suatu ancaman dan ketakutan yang mematahkan semangat dalam memulai sebuah tulisan.