Konten dari Pengguna

Palestina adalah Saudara Kita

Aditya Ardiansyah
Mahasiswa Administrasi Publik FISIP UMJ
30 Mei 2021 20:42 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aditya Ardiansyah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada beberapa orang yang mengatakan bahwasanya “Palestina itu bukan urusan kita”, “Hamas bersalah”, “Hamas itu syiah”, “Israel tidak salah”, “Israel bela diri”, dan lain macam alibinya.
Ilustrasi Aditya Ardiansyah
Alibi yang menyudutkan bahwasanya kita tak boleh ikut membela Palestina. Kita membela Palestina, akan digenelisir dengan kalimat “Di Negara sendiri saja masih banyak kesusahan, ngapain jauh-jauh ngurusin Palestina”. Kalimat itu yang digunakan untuk menyerang orang-orang yang membela Palestina.
ADVERTISEMENT
Heran saja orang seperti itu tidak tahu terima kasih terhadap orang-orang Palestina dan tak tahu sejarah bangsa Indonesia dahulu yang di bantu oleh salah dua orang palestina, yakni Syeikh Muhammad Amin Al-Husaini seorang Mufti Besar Palestina yang berinisiatif menyebarkan berita kemerdekaan Indonesia melalui siaran radio berbahasa arab yang dilakukan selama dua hari ke seluruh dunia.
Dan, M Ali Taher seorang Raja Media dan saudagar yang berasal dari Tepi Barat, Palestina yang membantu mensosialisasikan perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui media-media yang dimilikinya dan ikhlas menyumbangkan semua tabungannya demi suksesnya perjuangan kemerdekaan Indonesia.
“Selama kemerdekaan Bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah Bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel”. Itulah ucapan dari seorang Founding Father negara kita, yaitu Bung Karno. Jika kita merujuk pernyataan dari Bung Karno ini, maka penindasan atas Bangsa Palestina hari ini, adalah urusan kita.
ADVERTISEMENT
Dan juga dalam Pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa “Sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan”. Itu jelas sekali di dalam Pembukaan UUD 1945, bagaimana sikap kita terhadap bangsa yang masih terjajah.
Jika kita merasa dan percaya bahwa Bung Karno itu salah satu Founding Father negara Indonesia dan Pembukaan UUD 1945 sebagai Pembukaan UUD negara Indonesia, maka seharusnya sikap kita adalah mendukung penuh saudara kita Palestina terhadap penjajahan zionis Israel. Penjajahan yang ditentang oleh Bung Karno dan Pembukaan UUD 1945 sendiri, tapi mengapa masih banyak yang tidak mendukung Palestina itu. Katanya mereka Soekarnois dan NKRI Harga Mati, tapi sikapnya tidak menggambarkan hal itu.
ADVERTISEMENT