Ekonomi Indonesia: Antara Data dan Kritik

Aditya Hera Nurmoko
Dosen, Pengamat, Peneliti, Konsultan, Pegiat di Ahli dan Dosen Republik Indonesia (ADRI), Komisaris PT Indo Asia Internasional Solusi, Lead Auditor ISO 9001 2015, Instruktur Pelatihan
Konten dari Pengguna
16 Maret 2024 19:55 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aditya Hera Nurmoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi ekonomi Indonesia. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ekonomi Indonesia. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Meskipun beberapa prediksi menunjukkan potensi perlambatan, prospek ekonomi Indonesia di tahun 2024 masih cukup optimis. Para ekonom memprediksi pertumbuhan ekonomi di kisaran 4,8% hingga 5,2%. Optimisme ini didasari oleh beberapa faktor, antara lain Konsumsi domestik yang kuat, Investasi yang meningkat, Belanja pemerintah akan terus menjadi salah satu motor penggerak ekonomi terutama dalam bidang infrastruktur dan pendidikan.
ADVERTISEMENT
Namun, di balik optimisme tersebut, terdapat beberapa kritik yang perlu diwaspadai, antara lain perlambatan ekonomi global yang berdampak pada permintaan ekspor Indonesia, kenaikan suku bunga global yang dapat menekan investasi dan konsumsi domestik, serta ketidakpastian politik. Tahun 2024 merupakan tahun politik di Indonesia, di mana pemilihan presiden dan wakil presiden diadakan. Ketidakpastian politik dapat berdampak pada stabilitas ekonomi.
Pemerintah Indonesia perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut, antara lain meningkatkan daya saing produk dan jasa Indonesia di pasar global, meningkatkan kualitas SDM Indonesia untuk meningkatkan produktivitas, serta menjaga stabilitas politik untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif.
Dengan langkah-langkah yang tepat, diharapkan ekonomi Indonesia di tahun 2024 dapat tumbuh secara stabil dan berkelanjutan.
ADVERTISEMENT

Outlook Ekonomi Indonesia 2024, Jalan Bergelombang Menuju Pertumbuhan Moderat

Perekonomian Indonesia pada tahun 2024 adalah kisah optimisme yang hati-hati. Sementara beberapa prediksi menunjukkan perlambatan. Beberapa yang menunjukkan optimisme di antaranya seperti yang disampaikan oleh World Bank dan ADB. Para ekonom masih memperkirakan pertumbuhan moderat berkisar antara 4,8% hingga 5,2%
Optimisme ini berasal dari beberapa poin data positif yaitu konsumsi domestik yang kuat didasari oleh pengeluaran rumah tangga merupakan pendorong utama pertumbuhan Indonesia. Dengan kelas menengah yang berkembang dan urbanisasi yang berkelanjutan, konsumsi domestik diperkirakan akan meningkat.
Pemerintah Indonesia secara aktif bekerja untuk memperbaiki iklim investasi, dengan harapan dapat menarik lebih banyak investasi swasta pada tahun 2024. Belanja publik akan terus menjadi mesin pertumbuhan, terutama di bidang-bidang seperti infrastruktur dan pendidikan.
ADVERTISEMENT

Kritik Ekonomi Indonesia 2024

Namun, pandangan optimis ini bukannya tanpa kritik. Meskipun terdapat optimisme tentang prospek ekonomi Indonesia di tahun 2024, terdapat beberapa kritik yang perlu dipertimbangkan untuk memberikan gambaran yang lebih lengkap.
Pertama adalah ketidakpastian politik. Tahun 2024 merupakan tahun politik di Indonesia dengan pemilihan presiden dan wakil presiden. Ketidakpastian politik dapat berdampak pada stabilitas ekonomi dan menghambat investasi. Kritikus menyoroti kurangnya fokus pemerintah pada reformasi struktural dan birokrasi yang lamban, yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Ketidakjelasan kebijakan dan regulasi juga dapat menjadi hambatan bagi investor dan pelaku usaha.
Kedua, ketergantungan pada komoditas. Ekonomi Indonesia masih terikat pada ekspor komoditas seperti batubara dan minyak kelapa sawit. Fluktuasi harga komoditas global dapat memengaruhi stabilitas ekonomi. Kritikus mendorong diversifikasi ekonomi untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas dan meningkatkan ketahanan terhadap guncangan eksternal.
ADVERTISEMENT
Ketiga, kesenjangan ekonomi. Kesenjangan antara kaya dan miskin di Indonesia masih lebar. Pertumbuhan ekonomi yang moderat dikhawatirkan tidak akan merata dan memperparah kesenjangan. Kritikus menuntut pemerintah untuk fokus pada program-program pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan masyarakat miskin.
Kritik keempat yaitu kualitas SDM. Kualitas sumber daya manusia (SDM) di Indonesia masih perlu ditingkatkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Kritikus menyoroti kurangnya investasi pemerintah dalam pendidikan dan pelatihan vokasi.
Kelima, Infrastruktur. Infrastruktur di Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara lain di kawasan. Kemacetan dan logistik yang tidak efisien dapat menghambat pertumbuhan ekonomi. Kritikus mendorong pemerintah untuk meningkatkan investasi di bidang infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara.
Keenam, ketidakadilan pajak. Sistem perpajakan di Indonesia dianggap tidak adil, dengan beban pajak yang lebih berat pada masyarakat kelas menengah dan bawah. Kritikus mendorong reformasi perpajakan untuk menciptakan sistem yang lebih adil dan progresif.
ADVERTISEMENT
Kritik yang ketujuh adalah keberlanjutan lingkungan. Pertumbuhan ekonomi harus diiringi dengan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan. Eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan dapat merusak lingkungan dan menghambat pembangunan berkelanjutan. Kritikus mendorong pemerintah untuk menerapkan kebijakan ekonomi hijau dan mendorong investasi di sektor energi terbarukan.
Kesimpulan secara umum, potensi ekonomi Indonesia di tahun 2024 cukup menjanjikan, namun terdapat beberapa tantangan yang perlu di addressed. Kritik yang konstruktif dapat membantu pemerintah untuk merumuskan kebijakan yang tepat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan adil.