Menyongsong Pilkada Banyumas 2024, Menyelesaikan Isu Ekonomi dan Pembangunan

Aditya Hera Nurmoko
Dosen, Pengamat, Peneliti, Konsultan, Pegiat di Ahli dan Dosen Republik Indonesia (ADRI), Komisaris PT Indo Asia Internasional Solusi, Lead Auditor ISO 9001 2015, Instruktur Pelatihan
Konten dari Pengguna
31 Mei 2024 10:20 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aditya Hera Nurmoko tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Suasana Banyumas dengan Pemandangan Gunung Slamet.   Sumber : design pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Banyumas dengan Pemandangan Gunung Slamet. Sumber : design pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pilkada Banyumas 2024 bukan sekadar perhelatan politik lima tahunan, namun juga momen krusial untuk menentukan arah kebijakan dan pembangunan daerah ke depan. Isu-isu strategis terkait ekonomi dan pembangunan akan menjadi sorotan utama. Beberapa isu penting yang dihadapi Kabupaten Banyumas menjelang Pilkada 2024 beserta dampaknya terhadap pembangunan ekonomi dan sosial, akan diulas dalam artikel ini.
ADVERTISEMENT
Pariwisata Potensi Besar yang Perlu Dimaksimalkan
Pengembangan pariwisata di Banyumas menempati posisi utama dalam rencana pembangunan daerah. Menurut Budhi Setiawan, Pelaksana Tugas Bupati Banyumas, pariwisata ditargetkan untuk menciptakan masyarakat yang sejahtera, maju, dan berdaya saing. Fokusnya adalah pada peningkatan sarana dan prasarana menuju destinasi wisata, serta peningkatan daya saing produk wisata, citra, dan promosi wisata.
Salah satu proyek penting adalah pembangunan jalan tembus dari Lokawisata Baturraden menuju Kebun Raya Baturraden sepanjang 2 kilometer. Proyek ini bertujuan meningkatkan aksesibilitas dan konektivitas kawasan wisata, serta menarik lebih banyak wisatawan domestik dan internasional.
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah telah menunjukkan komitmen serius terhadap pengembangan pariwisata. Berbagai program dan kebijakan diluncurkan untuk mendukung sektor ini, termasuk pembangunan infrastruktur wisata, promosi wisata, dan pengembangan desa wisata. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan menjadi indikator kesuksesan program-program tersebut.
ADVERTISEMENT
Namun, masih ada sejumlah permasalahan yang perlu diatasi. Sarana dan prasarana wisata di Banyumas, seperti jalan, toilet, dan tempat sampah, masih kurang memadai. Selain itu, kualitas layanan di beberapa destinasi wisata belum optimal, dan inovasi dalam produk wisata masih kurang.
Infrastruktur dan Konektivitas; Fondasi Pembangunan Ekonomi
Infrastruktur yang memadai merupakan kunci utama dalam mendukung pembangunan ekonomi. Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Banyumas 2024-2026 menyoroti pentingnya peningkatan infrastruktur transportasi untuk mendukung aktivitas ekonomi dan pariwisata. Pembangunan jalan dan fasilitas pendukung lainnya menjadi prioritas untuk memperlancar arus barang dan jasa, serta meningkatkan mobilitas penduduk.
Menurut data Renstra, anggaran untuk infrastruktur transportasi mengalami peningkatan sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan infrastruktur yang berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi daerah.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan masih ada. Jalan rusak dan berlubang menjadi masalah kronis di beberapa ruas jalan di Banyumas. Kondisi jalan yang buruk seringkali menyebabkan kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Selain itu, banyak jembatan yang sudah tua dan rawan ambruk, terutama saat musim hujan. Transportasi umum yang belum memadai juga menyulitkan akses masyarakat ke berbagai tempat. Insiden seperti kecelakaan di Jalan Raya Purwokerto-Ajibarang dan ambruknya Jembatan Kalibawang menyoroti urgensi perbaikan infrastruktur.
Kesenjangan infrastruktur masih terjadi di Banyumas. Infrastruktur di daerah perkotaan umumnya lebih baik dibandingkan dengan infrastruktur di daerah pedesaan. Pemeliharaan infrastruktur di Banyumas masih belum memadai. Hal ini menyebabkan banyak infrastruktur yang cepat rusak dan tidak dapat digunakan. Kemacetan lalu lintas semakin menjadi masalah di Banyumas. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, seperti peningkatan jumlah kendaraan bermotor, sempitnya jalan, dan kurangnya disiplin para pengguna jalan.
ADVERTISEMENT
Pemanfaatan Dana Desa Mendorong Pembangunan Ekonomi Lokal
Pemanfaatan dana desa menjadi isu strategis yang penting dalam pembangunan ekonomi lokal. Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Perdesaan mengidentifikasi beberapa prioritas penggunaan dana desa untuk tahun 2024, termasuk pembangunan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat. Dana desa digunakan untuk mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pengembangan pertanian berkelanjutan.
Pada tahun 2023, alokasi dana desa untuk Banyumas mencapai Rp 200 miliar, dengan sekitar 40% dialokasikan untuk pengembangan ekonomi lokal. Program-program ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat desa dan mengurangi tingkat kemiskinan.
Tantangan dan Peluang: Kemiskinan, Pengangguran, dan Penguatan SDM
Tantangan utama dalam pembangunan Banyumas meliputi kemiskinan dan pengangguran. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tingkat kemiskinan di Banyumas pada tahun 2023 mencapai 11,5%, sementara tingkat pengangguran terbuka berada di angka 5,2%. tingkat kemiskinan di Banyumas lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu 9,70%. Sementara tingkat pengangguran terbuka di Banyumas mencapai 6,10%, lebih tinggi dari rata-rata nasional yaitu 5,84%. Permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya lapangan pekerjaan, upah minimum yang rendah, dan akses terhadap pendidikan dan pelatihan yang rendah. Program pengentasan kemiskinan dan penciptaan lapangan kerja menjadi prioritas utama dalam agenda pembangunan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pembangunan berkelanjutan yang memperhatikan aspek lingkungan juga menjadi perhatian penting. Program penghijauan, pengelolaan sampah yang baik, dan penggunaan energi terbarukan merupakan beberapa langkah yang harus diambil untuk menjaga kelestarian lingkungan Banyumas.
Pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas melalui pendidikan dan pelatihan menjadi kunci keberhasilan pembangunan daerah. Pemerintah daerah perlu fokus pada peningkatan kualitas pendidikan, baik formal maupun informal, serta menyediakan pelatihan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Ekonomi Kreatif Potensi yang Harus Diberdayakan
Ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk menjadi lokomotif baru bagi kemajuan Banyumas. Pemerintah telah memberikan perhatian lebih terhadap ekonomi kreatif melalui berbagai program dan kebijakan, seperti pelatihan, pendanaan, dan pemasaran. Dukungan ini telah mendorong munculnya pelaku ekonomi kreatif baru dengan berbagai ide dan inovasi kreatif.
ADVERTISEMENT
Namun, tantangan masih ada. Akses pasar yang terbatas, keterampilan yang kurang memadai, dan kurangnya inovasi masih menjadi kendala bagi pelaku ekonomi kreatif di Banyumas. Pemerintah perlu memberikan akses modal dan pelatihan bagi pelaku ekonomi kreatif serta membantu pemasaran produk-produk mereka melalui berbagai platform.
Pengembangan SDM Investasi untuk Masa Depan
Kualitas SDM merupakan faktor utama bagi kemajuan Banyumas. Meningkatkan kualitas SDM di berbagai bidang melalui pelatihan, pendidikan, dan pengembangan kompetensi adalah investasi strategis untuk membangun Banyumas yang maju dan sejahtera. Pemerintah telah meluncurkan berbagai program untuk mendukung pengembangan SDM, seperti program wajib belajar 12 tahun, pelatihan vokasi, dan beasiswa pendidikan.
Namun, kesenjangan kualitas pendidikan masih menjadi masalah. Sekolah-sekolah di daerah perkotaan umumnya memiliki kualitas pendidikan yang lebih baik dibandingkan dengan sekolah-sekolah di daerah pedesaan. Selain itu, keterampilan yang dimiliki lulusan sekolah seringkali belum relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Pelatihan vokasi yang memadai juga masih minim.
ADVERTISEMENT
Pilkada Banyumas 2024 akan menjadi ajang penting untuk menentukan arah kebijakan dan pembangunan daerah. Isu-isu strategis seperti pengembangan pariwisata, peningkatan infrastruktur, pemanfaatan dana desa, pemberdayaan UMKM, pengentasan kemiskinan, pembangunan berkelanjutan, penguatan SDM, dan ekonomi kreatif, akan menjadi fokus utama. Dengan kebijakan yang tepat, Banyumas memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi daerah yang lebih sejahtera dan berdaya saing.
Referensi:
Antara News. (2018). Banyumas jadikan pengembangan pariwisata isu strategis (https://jateng.antaranews.com/berita/191382/banyumas-jadikan-pengembangan-pariwisata-isu-strategis)
Kemendesa. (2023). 7 Isu Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2024 (https://ditjenpdp.kemendesa.go.id/berita/2023-06-26/7-isu-prioritas-penggunaan-dana-desa-tahun-2024/).