Belum 3G dan Bukan Android, Berapa Harga yang Pantas untuk Nokia 3310?

1 Maret 2017 11:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Nokia 3310 warna merah dan kuning (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)
zoom-in-whitePerbesar
Nokia 3310 warna merah dan kuning (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)
Jika ada pertanyaan begini, apakah Nokia 3310 masuk dalam daftar gadget yang wajib kamu punya di tahun 2017 ini? Kamu bakal jawab apa? Buat yang pernah merasakan masa-masa kejayaan merek ponsel Nokia pada akhir 1990 sampai awal 2000, mungkin bakal tertarik dengan Nokia 3310 edisi 2017 ini. Ada faktor nostalgia yang kuat untuk memilikinya, tetapi juga dihalangi oleh faktor fungsi, karena perlu diingat, ini bukan ponsel pintar. Boro-boro 4G, mendukung 3G saja belum, karena ini baru sampai level 2,5 GB. Sementara sistem operasi yang dipakai adalah S30+. Yakin mau beli ponsel zaman sekarang cuma untuk telepon dan SMS? Harga yang dibanderol HMD Global selaku pemegang lisensi merek ponsel Nokia, bisa dibilang tinggi untuk Nokia 3310 edisi reborn ini. Sekitar 49 euro, atau 52 dolar AS, atau Rp 700.000-an. Dua pengamat gadget kenamaan di Indonesia, Herry SW dan Lucky Sebastian, memiliki pendapat yang tak jauh berbeda seputar perkiraan harga dari Nokia 3310 versi baru jika nanti sudah masuk Indonesia. Meski tidak ada fitur yang istimewa dari Nokia 3310, tapi ponsel ini dianggap memiliki nilai jual pada unsur nostalgianya. Herry yang merupakan seorang blogger teknologi asal Surabaya, memperkirakan harga Nokia 3310 saat dijual di Indonesia mentok di angka Rp 800.000. Syukur-syukur bisa berada di bawah itu. "Maksimal Rp 800 ribu, sekadar buat iseng dan nostalgia," ujar Herry kepada kumparan, Rabu (1/3). Dia sendiri mengaku bersedia membayar uang maksimal Rp 2 juta untuk mendapatkan Nokia 3310 dan jadi pengguna awal ponsel tersebut, karena itu menjadi kebanggan tersendiri bagi Herry. Dia berkata mengincar warna merah atau kuning. Sementara Lucky Sebastian memberi perkiraan harga yang beda tipis dengan pendapat Herry. Menurut Lucky, kemungkinan Nokia 3310 akan tetap dijual sekitar Rp 700.000 di Indonesia. "Kalau melihat harga resmi launching di MWC, Nokia 3310 jadi Rp 700 ribu, ya. Harusnya harganya nanti tidak akan jauh dari angka segitu," kata Lucky. MWC (Mobile World Congress) sendiri adalah pameran teknologi bergengsi di Barcelona, Spanyol, yang tahun ini dimanfaatkan HMD Global sebagai ajang untuk meluncurkan Nokia 3310 dan tiga ponsel berbasis Android, yaitu Nokia 3, Nokia 5, dan Nokia 6.
ADVERTISEMENT
Nokia 3310 dan Nokia 6. (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)
zoom-in-whitePerbesar
Nokia 3310 dan Nokia 6. (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)
Lucky berpendapat, harga Rp 700 ribu saja sebenarnya terbilang mahal untuk ponsel seperti Nokia 3310 yang tidak mendukung 4G LTE, bahkan 3G sekalipun. Itu berarti Nokia 3310 mengikuti jejak edisi orisinalnya yang cuma bisa telepon dan SMS. Mengakses Internet, bisa, tetapi tentu kecepatannya terbatas. "Sebenarnya harga Rp 700 ribu untuk dumb phone seperti Nokia 3310 sekarang sudah sangat tinggi. Brand-brand lain sudah 300-400 ribuan saja. Dan sekarang smartphone sudah bisa didapat di angka yang sama atau lebih mahal sedikit saja, dengan fungsi yang lebih komplet," jelas Lucky. Dua pakar gawai itu berpendapat Nokia 3310 hanya akan menjadi euforia sesaat untuk bernostalgia dengan ponsel legendaris tersebut yang dikenal tangguh, juga sebagai sarana pemasaran untuk menarik perhatian masyarakat agar mereka sadar jika Nokia telah kembali. Harus diakui strategi HMD Global merilis ulang Nokia 3310 berhasil membuat merek ponsel Nokia jadi buah bibir media sosial. Itu strategi yang keren. Mungkin bisa diikuti oleh vendor lain yang pernah punya kejayaan di masa lalu untuk meningkatkan kesadaran merek di tengah masyarakat saat ini. Meski begitu, kans Nokia untuk kembali berjaya lagi di pasaran ponsel global masih abu-abu. Lucky menuturkan, merek Nokia masih kuat di ingatan banyak orang, tetapi untuk bisa mengulang kembali kejayaan seperti dulu akan bergantung pada banyak faktor. "Kembali itu memang tidak mudah, banyak faktor sekarang yang menentukan dari sekadar kekuatan brand, inovasi, ketersediaan barang, distribusi, marketing, dan lain-lain. Semua punya pengaruh," jelas Lucky, yang juga mengelola situs forum teknologi Gadtorade. Apalagi, merek-merek ponsel asal China saat ini sudah semakin kuat dengan beragam fitur unggulan, spesifikasi yang cukup mumpuni, dan dengan harga terjangkau. Strategi semacam inilah yang harus dilawan HMD Global lewat ponsel Nokia-nya, bahkan ini juga harus dilawan vendor-vendor lokal jika mau tetap relevan di pasar Indonesia. HMD Global sendiri sedang mempersiapkan tim untuk masuk ke Indonesia. Sudah banyak desas-desus yang mengatakan mereka akan ekspansi ke Indonesia untuk membawa jajaran ponsel Android. Nokia 3310 sendiri dapat masuk ke Indonesia lebih dulu dan dengan mudah karena dia masih 2G, jadi tidak perlu ikut aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 30 persen untuk ponsel 4G, yang selama ini sering menghalangi gerak bebas vendor asing di sini. Dengan kemudahan Nokia 3310 edisi modern masuk ke Indonesia seperti ini, kembali lagi ke pertanyaan awal, apakah ia masuk daftar gadget yang kamu incar di tahun 2017 ini? Mari berbagi alasan kamu di kolom komentar!
ADVERTISEMENT