Xiaomi 'Made in Batam' Serbu Indonesia

Xiaomi Redmi 4A. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)

Komitmen Xiaomi untuk berinvestasi di Indonesia demi memenuhi aturan TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) telah dimulai dengan hadirnya ponsel ekonomis, Redmi 4A, di pasar ponsel pintar Indonesia. Nantinya, sejumlah ponsel Xiaomi model lain juga akan diproduksi di Indonesia.

Redmi 4A menjadi ponsel pertama Xiaomi yang dirakit di Indonesia, tepatnya di PT Sat Nusapersada, Batam. Perusahaan ini merupakan salah satu rekan Xiaomi dalam membantu perusahaan China untuk memenuhi TKDN yang diberlakukan pemerintah Indonesia mulai 2016 lalu.

Seperti diketahui, aturan TKDN di Indonesia mulai awal tahun 2017 sudah diberlakukan angka baru, yaitu 30 persen, dibandingkan pada 2016 yang sebesar 20 persen. Aturan yang berlaku untuk ponsel 4G LTE ini membuat Xiaomi mencari cara untuk memenuhinya, baik dari segi perangkat keras, lunak, riset, atau investasi.

Dua perusahaan lain yang menjadi rekan Xiaomi dalam mengejar aturan TKDN adalah PT TSM (Tata Sarana Mandiri) dan PT Erajaya Swasembada.

Untuk manufaktur ponsel yang dilakukan di Batam, kapasitas produksinya diprediksi mencapai 100 ribu unit per bulan, menurut Johan Sutanto selaku COO Erajaya Swasembada, yang sejak awal telah menjadi mitra distribusi, penjualan, serta layanan purnajual Xiaomi di Indonesia.

"Di PT Sat Nusapersada bisa produksi ratusan ribu. Bukan hanya model ini, tapi bakal ada model-model baru nantinya," ujar Johan dalam acara pelucuran Redmi 4A di Jakarta, Jumat (10/2).

Johan mengungkapkan, untuk saat ini kapasitas produksi ponsel Xiaomi di Sat Nusapersada mencapai angka di atas 100 ribu per bulannya. Untuk ke depannya mereka menargetkan peningkatan, apalagi dengan adanya tiga line produksi.

"Untuk saat ini kami fokus pada kapasitas produksi dulu, kita perlu tingkatin dulu, baru kita bisa ukur berapa besar target penjualan. Kemungkinan akhir Maret baru tahu berapa target penjualannya," jawab Johan, ketika ditanya soal target penjualan Redmi 4A.

Xiaomi Redmi 4A. (Foto: Jofie Yordan/kumparan)

Redmi 4A sendiri merupakan produk untuk segmen bawah yang mendapatkan sertifikat TKDN di bulan Desember 2016, sehingga kandungan lokalnya masih 20 persen dari aspek peranti keras dan manufaktur. Di tahun 2017 ini, Johan berkata Xiaomi bakal mengejar TKDN 30 persen pada produk flagship yang sampai sekarang belum diungkap nama serinya.

Ponsel Redmi 4A akan dipasarkan di Indonesia mulai akhir Februari mendatang. Dengan harga Rp 1,5 juta, masyarakat Indonesia bisa membeli ponsel ini di toko-toko jaringan Erafone dan TAM.