Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Jangan Berani Lawan Spanyol, Kalau Tak Mau Kalah dengan Konyol
6 Juli 2021 14:11 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:49 WIB
Tulisan dari YULIA WIDAYANTI tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Laga Piala Eropa 2020/2021 merupakan momen yang sangat ditunggu. Setelah tertunda karena adanya wabah, akhirnya liga EURO 2020/2021 dapat terlaksana lagi pada tanggal 12 Juni hingga 12 Juli 2021. Ada 24 tim bersaing menjadi yang terbaik di Benua Biru. Pertandingan demi pertandingan digelar di 11 stadion di 11 negara. Dari sekian banyak negara yang bertanding diantaranya adalah Spanyol. Spanyol telah bertanding dengan Swiss di Saint Petersburg, Rusia, Jumat (2/7/2021) malam dan mendapatkan poin 3 : 1. Pertandingan Spanyol dengan Swiss merupakan pertandingan yang sengit hingga akhirnya pertandingan dimenangkan oleh Spanyol setelah babak tos-tosan. Spanyol langsung menekan pada awal babak pertama. La Furia Roja yang bisa dibilang lebih baik dalam komposisi pemain terlihat cukup menguasai sisi lapangan tengah. Tim asuhan Luis Enrique juga lebih dominan dalam penguasaan bola. Dengan diawali sebuah skema tendangan sudut pada menit 8’. Jordi Alba mendapat ruang untuk melepaskan sebuah sepakan keras dari luar kotak penalti, yang lantas berusaha dihalau Denis Zakaria tapi malah masuk ke gawangnya sendiri. Spanyol memimpin 0-1 lewat gol bunuh diri Denis Zakaria. Meski dalam posisi tertinggal, Swiss tetap kesulitan untuk mengambil alih kendali lapangan tengah dari tangan Spanyol. Alhasil Timnas berjuluk La Nati itu masih tetap mengandalkan upaya serangan balik. Menit 23’ gelandang serang Breel Embolo ditarik keluar keluar oleh pelatih Vladimir Petkovic. Posisi pemain milik Borussia M’Gladbach tersebut lantas digantikan oleh Ruben Vargaz. Namun hingga turun minum skor tak berubah, Swiss masih tetap defisit 1 gol dari Spanyol. Awal babak kedua Spanyol merombak barisan depan dengan menarik keluar Pablo Sarabia dan memasukkan Daniel Olmo menit 46’, kemudian mengganti Alvaro Morata dengan Gerard Moreno menit 54’. Timnas Swiss yang masih mengandalkan solidnya lini belakang dan pola serangan balik, akhirnya berhasil menyamakan skor pada menit 68’ lewat aksi sang bintang Xherdan Shaqiri. Gelandang serang milik Liverpool tersebut sukses mengarahkan sepakan ke pojok kanan bawah gawang Spanyol yang dijaga Unai Simon, usai memanfaatkan assist Remo Freuler. Sayang beberapa saat kemudian atau pada menit 77’, Freuler harus diusir keluar lapangan, usai mendapat hadiah kartu merah dari wasit. Dengan hanya menyisakan 10 pemain, maka Swiss kian fokus untuk memperkuat pertahanan. Xherdan Shaqiri ditarik keluar digantikan Djibril Sow menit 81’, begitu pula dengan ujung tombak Haris Seferovic digantikan Mario Gavranovic menit 82’. Hingga peluit pajang tanda akhir waktu normal 90 menit dan 2 kali babak perpanjangan waktu, duel Swiss vs Spanyol berjalan sama kuat 1-1.La Furia Roja lantas memastikan langkah ke semifinal lewat pertarungan adu penalti yang berakhir 1-3. Mario Gavranovic menjadi satu-satunya eksekutor Swiss yang berhasil mencetak gol. Sementara 3 penendang sukses milik Spanyol adalah: Daniel Olmo, Gerard Moreno, dan Mikel Oyarzabal. La Furia Roja juga unggul jauh dalam jumlah upaya mencetak gol, yakni dengan melepaskan 28 kali usaha tembakan, berbanding 8 kali milik Swiss. Spanyol dapat memenangkan pertandingan tersebut karena spanyol memiliki permainan yang baik, dihuni pemain-pemain yang masih muda, namun memiliki satu kelemahan yakni strikernya masih kurang ganas. Akan tetapi kelemahan tersebut tidak menjadi penghalang bagi Spanyol untuk melemah. Spanyol sendiri memiliki gelandang yang sangat lincah yakni Sergio Busquets yang bermain simpel tapi tetap mampu merebut bola dan juga mengatur tempo. Dia unik di posisi tersebut, Busquets tahu membaca timing dan ruang, melihat bola dan posisi pemain. Pemain idola saya itu sangat baik mengambil keputusan dalam waktu seperseribu detik, kapan harus mengumpan ke depan, bagaimana melihat posisi rekannya, dia mengambil keputusan sebelum jalur umpan tersebut menghilang. Lelaki yang dilahirkan 16 Juli 1988 tersebut memiliki umpan yang dapat mempengaruhi timnya dimana ia bermain. Ia mengumpan bola ketika temannya dalam posisi terbaik sehingga tidak akan berpikir panjang lebar terhadap perilaku yang akan dilakukan ketika mendapatkan bola dari Busquets. Besar harapan Spanyol akan memenangkan liga EURO 2020/2021 dilihat dari licahnya para pemain tersebut. Mari kuat bersama Spanyol, dengan minum Kuku Bima. BIAR KUAT MINUM KUKU BIMA, ROSO !!!
Live Update