Fasilitasi Fasilitator Kampung Batik Giriloyo dengan Buku Panduan SOP K3

I Ketut Aditya Prayoga
Tulisan-tulisan ini tidak akan jauh-jauh dari penugasan saya sebagai mahasiswa Prodi Pariwisata FIB UGM
Konten dari Pengguna
6 Desember 2022 15:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari I Ketut Aditya Prayoga tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Buku Panduan SOP K3 Fasilitator Membatik Kampung Batik Giriloyo Wukirsari | Sumber: Dokumen Pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Buku Panduan SOP K3 Fasilitator Membatik Kampung Batik Giriloyo Wukirsari | Sumber: Dokumen Pribadi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Empat mahasiswa Program Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada angkatan 2021 yakni I Ketut Aditya Prayoga, Jihan Fitri Husniyah, Aulia Risma Oktaviani, dan Dewi Andini Yudiati berhasil merancang dan membuat buku panduan Standard Operational Procedure (SOP) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi fasilitator membatik di Kampung Batik Giriloyo Wukirsari.
ADVERTISEMENT
Buku panduan SOP K3 ini memiliki struktur penulisan yang sama dengan buku-buku panduan (guidebook) pada umumnya. Namun, yang membedakan buku panduan ini adalah isinya yang khusus mengangkat topik mekanisme kerja yang aman dan sehat dari kegiatan kepemanduan ibu-ibu paguyuban batik Kampung Batik Giriloyo Wukirsari sebagai fasilitator wisatawan dalam atraksi wisata praktik membatik.

Terdiri dari 5 Subbab yang Membangun Kesadaran Pentingnya Keamanan dan Kesehatan Kerja

1. Panduan Persiapan, Pelaksanaan, Alat, dan Bahan bagi Fasilitator

Pada subbab ini, membahas persiapan yang mesti dilakukan ibu-ibu fasilitator mulai dari kedatangan ke Kampung Batik Giriloyo Wukirsari yang mesti awal untuk menerima briefing serta mempersiapkan alat dan bahan untuk praktik.
Selan itu, fasilitator dituntut untuk mampu berkomunikasi secara aktif kepada wisatawan yang diawali dengan storytelling terkait sejarah singkat Kampung Batik Giriloyo Wukirsari. Fasilitator juga mengenalkan alat dan bahan membatik serta fungsinya kepada wisatawan serta tak lupa menyampaikan tata cara membatik yang baik dan benar.
ADVERTISEMENT
Pada proses pelaksanaan praktik membatik, fasilitator hendaknya siap siaga dan menghimbau wisatawan untuk berhati-hati. Begitu pula, saat fasilitator melakukan pewarnaan batik hendaknya menggunakan alat pelindung seperti masker, sarung tangan karet, sepatu boots.

2. Panduan Kelengkapan Alat Pelindung Diri bagi Fasilitator

Alat Pelindung Diri Fasilitator Membatik Kampung Batik Giriloyo Wukirsari | Sumber: Dokumen pribadi
Penggunaan APD saat bekerja bertujuan untuk menjaga kesehatan dan keselamatan pekerja dengan mencegah timbulnya gangguan serta memberikan perlindungan di berbagai kondisi sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerja.
Pada gambar, disebutkan alat pelindung diri yang direkomendasikan untuk digunakan oleh para ibu-ibu fasilitator baik saat memandu proses pembatikan maupun pewarnaan.

3. Panduan Keselamatan Diri Fasilitator di Beberapa Situasi

Subbab ini membagi SOP K3 dalam tiga situasi berbeda yang kemungkinan dapat terjadi sewaktu-waktu pada saat fasilitator memandu praktik membatik. Situasi tersebut meliputi penanganan saat anggota tubuh terkena malam atau lilin batik, penanganan saat terjadi kebakaran, dan penanganan saat terjadi kesurupan.
ADVERTISEMENT

4. Panduan Kesehatan Fasilitator

Panduan kesehatan bagi fasilitator ditujukan untuk memberikan pemahaman bahwa upaya medical check-up bagi fasilitator mesti dilakukan secara rutin sebelum melakukan pemanduan praktik membatik dan berkala sekurang-kurangnya 1 tahun sekali.

5. Daftar Fasilitas Kesehatan dan Pemadam Kebakaran Terdekat

Subbab terakhir ini menjadi serius dan penting guna memudahkan fasilitator dalam menghubungi fasilitas kesehatan serta pemadam kebakaran pada saat terjadinya situasi yang tidak diinginkan. Pada daftar yang ditampilkan, disebutkan setidaknya lima fasilitas kesehatan terdekat baik itu puskesmas maupun rumah sakit. Sedangkan, pemadam kebakaran disebutkan tiga daftar baik tingkat kapanewon sampai kabupaten dan kota.

Pentingnya SOP K3 bagi Fasilitator Membatik

Fasilitator memandu wisatawan dalam praktik membatik | Sumber: Dokumen pribadi
Digaungkannya model one village one product sebagai produk unggulan dan prioritas dari suatu destinasi wisata, sangat membantu branding kepada wisatawan. Begitu pula yang dilakukan oleh Kampung Batik Giriloyo Wukirsari yang terletak di Kapanewon Imogiri, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan mengangkat atraksi praktik membatik sebagai unggulan.
ADVERTISEMENT
Namun, tak selamanya atraksi wisata ini berjalan dengan lancar sesuai harapan. Beberapa kondisi kecelakaan pernah terjadi yang melibatkan fasilitator dan wisatawan.
Selain itu, pajanan asap lilin batik juga mempunyai risiko untuk mengalami kelainan fungsi paru 4,67 kali lebih besar dalam penelitian Eva Lydia Munthe dan kawan-kawan 2014. Peneliti Hartina dan Faji tahun 2020 juga mengungkapkan pewarna sintetis indigosol dan napthol yang digunakan di Kampung Batik Giriloyo Wukirsari dapat menimbulkan efek negatif seperti iritasi mata dan saluran pernapasan, berbahaya jika tertelan atau terhirup karena akan menyebabkan darah menjadi tidak normal serta diikuti kerusakan hati dan ginjal.
Maka dari itu, didasarkan pada SOP dengan Nomor Dokumen: 005/SPO-DWW/X/22 yang terbit tertanggal 22 Oktober 2022 oleh Pengelola Desa Wisata Wukirsari, dianalisis untuk kemudian dibangun ulang SOP K3 yang lebih kompleks dan berfokus pada fasilitator membatik. Hasil luaran analisis tersebut dibuatkan buku panduan yang diharapkan mampu mempermudah pemahaman ibu-ibu fasilitator guna mewujudkan lingkungan kerja pariwisata yang aman dan sehat.
ADVERTISEMENT