Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Tren Mode Berkain dan Berkebaya: Upaya Adaptasi Budaya di Era Digitalisasi
5 Februari 2025 18:00 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari adlu akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Kemajuan digital mendorong tren mode terus mengalami perkembangan, bahkan dalam penggunaan kain tradisional dan kebaya. Dahulu, berkain dan berkebaya identik dengan acara formal atau adat. Namun, kini generasi muda mulai mengadopsi busana tradisional ini dalam keseharian mereka. Fenomena ini terlihat dari semakin banyaknya anak muda yang mengenakan kain dan kebaya dalam berbagai kesempatan, mulai dari acara kasual, perkantoran, hingga pertemuan sosial.
Media sosial berperan besar dalam memperkenalkan kembali kain tradisional dan kebaya kepada generasi muda. Platform seperti Instagram, TikTok, dan YouTube menjadi wadah bagi para kreator konten dan influencer mode untuk membagikan inspirasi gaya berkain dan berkebaya yang lebih relevan dengan selera anak muda. Tren seperti "Kamis Berkain" dan gerakan mencintai budaya lokal semakin menginspirasi banyak orang untuk mengenakan pakaian tradisional dengan gaya yang lebih modern.
ADVERTISEMENT
Perkembangan e-commerce juga turut mendukung tren ini dengan menyediakan akses yang lebih mudah terhadap kain dan kebaya dari berbagai daerah. Generasi muda kini dapat dengan mudah membeli kain batik, lurik, tenun, dan kebaya dengan berbagai model melalui marketplace daring. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengeksplorasi lebih banyak pilihan gaya dan desain yang sesuai dengan preferensi masing-masing.
Desainer mode pun mulai menyesuaikan desain kebaya agar lebih cocok dengan gaya hidup aktif generasi muda. Kebaya kutu baru dengan sentuhan minimalis, kebaya kasual dengan bahan nyaman, serta paduan kebaya dengan celana atau sneakers menjadi pilihan yang populer. Kombinasi ini membuat berkain dan berkebaya terasa lebih santai dan dapat dikenakan dalam berbagai aktivitas sehari-hari tanpa kehilangan esensi budayanya.
ADVERTISEMENT
Selain tren mode, kesadaran akan pentingnya keberlanjutan dan identitas budaya juga mendorong anak muda untuk lebih memilih kain dan kebaya sebagai bagian dari gaya hidup mereka. Kampanye mode berkelanjutan yang banyak digaungkan di media sosial mengajak generasi muda untuk mendukung produk lokal dan pengrajin kain tradisional. Dengan membeli dan mengenakan kain serta kebaya buatan tangan, mereka turut berkontribusi dalam pelestarian budaya dan ekonomi kreatif lokal.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan komunitas budaya, semakin memperkuat eksistensi kain dan kebaya di kalangan generasi muda. Berbagai acara mode, seperti Indonesia Fashion Week dan Jakarta Fashion Week, memberikan ruang bagi desainer muda untuk mengeksplorasi desain kain dan kebaya yang lebih kontemporer. Komunitas seperti "Berkain Bersama" juga rutin mengadakan kegiatan yang mengajak generasi muda untuk mengenakan kain dalam berbagai suasana.
ADVERTISEMENT
Tren mode berkain dan berkebaya sebagai upaya adaptasi budaya di era digitalisasi membuktikan bahwa nilai budaya dapat terus bertahan dengan inovasi yang tepat. Dengan memanfaatkan teknologi dan media digital, generasi muda semakin antusias mengenakan busana tradisional dalam berbagai kesempatan. Kedepannya, kolaborasi antara pelaku industri mode, pemerintah, dan masyarakat diharapkan dapat terus memperkuat eksistensi kain dan kebaya sebagai bagian dari identitas bangsa yang tetap relevan dan membanggakan di era modern.
Live Update