Kunci Sukses JETP: Revisi Kebijakan Energi

Yayasan Indonesia Cerah
Akun resmi Yayasan Indonesia Cerah, organisasi nonprofit yang fokus mendorong transisi dari energi fosil ke energi bersih dan terbarukan.
Konten dari Pengguna
22 Desember 2022 14:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Yayasan Indonesia Cerah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi. Energi terbarukan dan sumber-sumber energi di dunia. Foto: Jittawit21 | Canva.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi. Energi terbarukan dan sumber-sumber energi di dunia. Foto: Jittawit21 | Canva.
ADVERTISEMENT
Setelah Indonesia, Vietnam bersama kelompok mitra negara maju juga telah meluncurkan skema pendanaan transisi energi berkeadilan (Just Energy Transition Partnership/JETP) yang menyasar investasi US$ 15,5 miliar. Dengan transformasi kebijakan energi, inisiatif pendanaan ini dinilai bakal memantapkan langkah kedua negara meninggalkan batu bara.
ADVERTISEMENT
Menurut Peneliti Trend Asia Andri Prasetiyo, dana JETP akan membantu Vietnam mempercepat langkah transisi dari energi fosil batu bara. Meski demikian, aspek transparansi, akuntabilitas, dan inklusivitas harus diperhatikan agar inisiatif pendanaan tersebut dapat berjalan lancar.
“Vietnam juga harus bisa mengubah kebijakan energinya agar dapat segera keluar dari batu bara dan bertransisi menuju energi bersih terbarukan, guna menghindari jebakan utang dan kegagalan memangkas level emisi. Mereka juga harus berhenti mendukung solusi palsu dan mahal, seperti energi gas dan advanced coal technology,” ujar Andri.
Skema pendanaan JETP Vietnam terdiri dari pembiayaan publik dan swasta dengan porsi masing-masing 50%. Beberapa anggota Glasgow Financial Alliance for Net Zero (GFANZ), seperti HSBC, Bank of America dan Mizuho, akan secara langsung mengkoordinasi sumber swasta tersebut. Terkait porsi pinjaman dan hibah dalam pembiayaan JETP Vietnam, hingga kini belum diketahui.
ADVERTISEMENT
Asia Electricity Analyst EMBER Achmed Shahram Edianto menuturkan, Vietnam sebelumnya masih mempertimbangkan peran batu bara dalam kebijakan dan peta jalan energinya. Dalam dua tahun, Vietnam telah lima kali merevisi rencana energi, yang rancangan terakhirnya mengisyaratkan peran besar batu bara. Kesepakatan JETP akan menjadi penentu langkah Vietnam berikutnya.
“Dengan pembiayaan sebesar US$ 15,5 miliar ini, Vietnam diharapkan dapat mengubah arah peta jalur transisi energinya dan meningkatkan bauran energi bersih terbarukan dan memprioritaskan penurunan bauran batu bara pada sistem ketenagalistrikannya,” ujar Achmed.
Dengan target penyelesaian paling lambat November 2023, Vietnam akan menyusun rencana investasi JETP, yang disebut Resource Mobilisation Plan. Rencana ini fokus pada identifikasi permasalahan terkait hambatan investasi dan peluang untuk meningkatkan sumber energi terbarukan seperti angin dan solar, isu pekerjaan, dan kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
Vietnam telah memiliki beberapa rencana yang dibiayai menggunakan dana JETP. Target puncak emisi Vietnam akan dipercepat menjadi pada 2030, dari sebelumnya 2035. Kemudian, negara tersebut juga akan secara bertahap menghentikan penggunaan batu bara setelah 2030 dan menegosiasikan PLTU batu bara yang sudah tua. Selain itu, Vietnam bakal meningkatkan pembangkitan listrik energi terbarukan dari 36% menjadi 47% pada 2030.
Sebagai informasi, pada 2020, sekitar setengah dari kebutuhan listrik Negeri Naga Biru itu berasal dari PLTU batu bara. Namun, Vietnam telah berkomitmen mencapai nol emisi pada 2050 dan menandatangani komitmen Global Coal to Clean Power Transition di KTT Iklim COP 26 pada November 2021.
Sama seperti Vietnam, Indonesia juga masih harus merampungkan sejumlah pekerjaan rumah agar sukses menggerakkan dana JETP dan menjadi contoh bagi negara-negara lain di Asia Tenggara. Salah satunya, menurut analisis Sustainable Fitch, harus ada keseimbangan antara pengurangan (phase down) aset batu bara dan dukungan isu ketenagakerjaan dan ekonomi lokal. Hal ini akan mendorong peningkatan aktivitas pasar obligasi berwawasan Green, Social, Sustainable and Sustainability-linked (GSSS+).
ADVERTISEMENT
Sebagaimana diketahui, Indonesia telah mendapatkan komitmen dana JETP mencapai US$ 20 miliar atau setara Rp 311 miliar, memecahkan rekor sebagai investasi iklim terbesar untuk sebuah negara. Jika Indonesia dapat memanfaatkan dana ini untuk benar-benar lepas dari batu bara, negara lain akan terdorong untuk mempercepat proses dekarbonisasi.
Sementara itu, Filipina sudah teridentifikasi mendapatkan pembiayaan melalui skema Energy Transition Mechanism (ETM). Sejenis dengan JETP, ETM dan Climate Investment Fund (CIF) juga merupakan skema pendanaan transisi energi berkeadilan yang diluncurkan oleh Asian Development Bank (ADB) dan World Bank.