Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Awal Perkembangan Sosialisme di Indonesia & Beberapa Pengaruhnya di Indonesia
30 Oktober 2024 10:30 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Adnan Sebastian Pratama tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Awal Masuk Sosialisme
Perkembangan sosialisme di Indonesia muncul di awal abad 20. Ideologi ini juga masuk sebagai upaya melawan kolonialisme, gerakan sosialisme di Indonesia banyak dipelopori dan dibawa oleh partai dan organisasi-organisasi tertentu. Seperti Vereniging van Spoor en Tranweg Personeel (VSTP) atau Serikat Pekerja KA Semarang, Indische Social Democratische Vereniging (ISDV), Serikat Islam (SI), Partai Komunis Indonesia (PKI), dll.
ADVERTISEMENT
Perkembangan ideologi sosialisme di Indonesia juga dibawa masuk oleh tokoh- tokoh Barat seperti Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet, H.W Dekker, dam J.A Brandsteder. Tiga orang ini datang ke Indonesia untuk mengajarkan rakyat cara berpikir secara radikal dan progresif. Mayoritas rakyat Indonesia saat itu bekerja sebagai buruh, hal ini membawa angin segar bagi para kaum buruh, karena mereka diajarkan pendidikan dan mendapat istilah-istilah baru ditengah tindasan yang sedang mereka alami.
Hendricus Josephus Franciscus Marie Sneevliet adalah seorang tokoh barat asal Belanda yang menjadi ketua partai Sociaal Democratische Arbeiders Partij (SDAP), juga dikenal Partai Buruh Demokrat Sosial. Alasan Sneevliet datang ke Indonesia karena ia merasa mayoritas anggota SDAP sudah “terlalu” radikal dan dia tidak setuju akan hal itu. Sneevliet tidak datang sendiri ke Indonesia, dia datang bersama Peter Bergsma dan Adolf Baars, mereka bertiga akhirnya bergabung ke dalam serikat yakni, Vereniging van Spoor en Tranweg Personeel (VSTP) atau Serikat Pekerja KA yang ada di Semarang, di tanggal 09 Mei 1914.
ADVERTISEMENT
Cara Sneevliet Melebarkan Sayap Sosialisme
Setahun aktif di VSTP, Sneevliet kemudian membuat organisasi baru yaitu Indische Social Democratische Vereniging (ISDV). Sneevliet dan kedua kawannya, Adolf Baars dan Peter Bergsma merilis bacaan yang berjudul Het Vrije Woord atau Suara Kebebasan sebagai media penyebaran ideologi marxisme. Dari bacaan inilah bibit-bibit marxisme masuk ke Indonesia. Bacaan atau majalah ini memuat ideologi sosialis, berfokus pada kelas buruh dan kritik terhadap pemerintahan kolonial. Melalui bacaan atau majalah ini ISDV masuk ke dalam organisasi Sarekat Islam (SI) dengan cara menyebarkan majalah dan juga bebebrapa anggota ISDV masuk menjadi anggota Sarekat Islam. Hal ini dilakukan karena Sarekat Islam memiliki banyak anggota pada saat itu.
Langkah ISDV untuk menyusup ke dalam Sarekat Islam (SI) menjadi strategi penting dalam menyebarkan paham sosialisme di Indonesia. Dengan memanfaatkan jaringan luas SI yang memiliki basis massa kuat, terutama di kalangan pedagang dan kaum buruh. ISDV secara perlahan mempengaruhi ideologi organisasi tersebut. Meskipun Sarekat Islam pada awalnya berfokus pada perjuangan ekonomi dan keagamaan, kehadiran anggota ISDV membawa nuansa baru yang lebih politis.
ADVERTISEMENT
Mereka mulai menyuarakan gagasan perjuangan kelas dan menyoroti ketidakadilan yang dialami oleh kaum pekerja akibat sistem kapitalisme yang didukung oleh pemerintahan kolonial. Seiring berjalannya waktu, ketegangan antara fraksi yang pro-marxisme dan kelompok moderat dalam Sarekat Islam semakin memuncak, yang kemudian mengarah pada perpecahan di tubuh organisasi tersebut.
Terpecahnya Sarekat Islam
Hal ini terbukti dengan terbentuknya pecahan dari Sarekat Islam yaitu Sarekat Islam Merah, dipimpin oleh Semaun, Sarekat Islam Merah melakukan tindakan yang lebih revolusioner dan radikal terhadap kolonialisme Belanda. Semaun melancarkan pemogokan buruh secara besar-besaran, terutama di sektor perkebunan dan transportasi, serta mengorganisir aksi-aksi protes melawan kebijakan kolonial yang dianggap merugikan kaum pekerja.
Di bawah pimpinan Semaun, Sarekat Islam Merah—atau dikenal sebagai SI Merah—mengambil sikap tegas dalam menentang eksploitasi tenaga kerja oleh perusahaan- perusahaan Belanda. Mereka juga semakin vokal dalam menyuarakan perjuangan untuk menggulingkan sistem kolonial melalui metode yang lebih militan. Langkah-langkah radikal ini mencakup agitasi langsung kepada para buruh, propaganda anti-kapitalis, dan upaya membentuk aliansi dengan organisasi internasional sosialis, seperti Komintern.
ADVERTISEMENT
Dampak Positif Masuknya Sosialisme di Indonesia
Gerakan ini menjadi bagian penting dalam pembentukan kesadaran kelas pekerja di Indonesia dan mendorong kemunculan gerakan kiri yang lebih terorganisir.
Hadirnya sosialisme di Indonesia banyak didasarkan dengan gagasan-gagasan Marxisme, seperti perjuangan kelas, pendidikan sebagai alat emansipasi, gagasam kolektivisme dan kerja sama, kritik kepada kapitalisme, pendidikan untuk merubah kelas sosial, mendorong peroganisasian rakyat. Gagasan-gagasan ini dijadikan dasar dari pembangunan pendidikan dan mempersiapkan perjuangan rakyat.
Pada masa ini hadir kaum-kaum progresif yang membangun Sekolah Rakyat, sekolah ini mengajarkan banyak hal seperti calistung, kesadaran politik, pengajaran nilai sosialisme dan kolektivisme, kritik sosial, dan juga kebudayaan dan identitas guna memperkuat solidaritas rakyat. Sekolah ini sangatlah bermanfaat karena pada saat itu rakyat Indonesia sangatlah tunduk pada raja atau pemerintah setempat. Masuknya pendidikan dari sekolah rakyat memupuk kesadaran akan penjajahan dan perampasan hak hidup, baik dari sisi hak asasi atau perekonomian rakyat. Pandangan baru yang rakyat dapat dari sini membuat mereka lebih teroganisir dan ingin melakukan perlawanan.
ADVERTISEMENT
Pada masa ini hadir kaum-kaum progresif membangun Sekolah Rakyat, sekolah ini mengajarkan banyak hal seperti calistung (baca, tulis, hitung), kesadaran politik, pengajaran nilai sosialisme dan kolektivisme, kritik sosial, dan juga kebudayaan dan identitas guna memperkuat solidaritas rakyat. Sekolah ini sangatlah bermanfaat karena pada saat itu rakyat Indonesia sangatlah tunduk pada raja atau pemerintah setempat.
Masuknya pendidikan dari sekolah rakyat memupuk kesadaran akan penjajahan dan perampasan hak hidup, baik dari sisi hak asasi atau perekonomian rakyat. Pandangan baru yang rakyat dapat dari sini membuat mereka lebih teroganisir dan ingin melakukan perlawanan.
Salah satu bentuk perlawanan yang yang dimaksud adalah pengakomodiran gerakan sosialisme oleh Serikat Islam Merah, diadakannya pemogokan-pemogokan kerja. Gerakan ini diakomodir oleh Semaoen yang membuat gerakan bernama Persatuan Vakbonden Hindia yang disingkat PVH. Arti dari nama gerakan ini adalah Serikat-Serikat Buruh di Indonesia. Perlawanan buruh ini merupakan goncangan bagi ideologi kapitalisme pada saat itu.
ADVERTISEMENT