Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Saatnya PTS Berinovasi atau Tenggelam?
12 Agustus 2024 12:05 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Adnan Zulkarnain tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta, minat calon mahasiswa untuk mendaftar di perguruan tinggi swasta (PTS) terus mengalami penurunan, dengan angka yang cukup mengkhawatirkan, yakni sekitar 15 persen per tahun (Sumber: https://bisnis.hallo.id/nasional/7313271085/minat-jadi-mahasiswa-penguruan-tinggi-swasta-turun-15-persen-per-tahun ).
ADVERTISEMENT
Penurunan ini seolah menjadi alarm bagi para pemangku kepentingan di dunia pendidikan tinggi swasta untuk segera berbenah diri.
Sebagai bangsa yang tengah berusaha membangun sumber daya manusia berkualitas, tren ini patut menjadi perhatian serius. Apakah penurunan minat ini hanya sebuah anomali sementara, atau ada sesuatu yang lebih mendasar yang perlu diperbaiki dalam sistem pendidikan kita? Mari kita telaah dari beberapa sudut pandang.
Transformasi Preferensi Pendidikan
Di era yang serba digital ini, perubahan preferensi pendidikan menjadi salah satu faktor yang signifikan. Generasi muda kini lebih tertarik pada pendidikan non-formal yang menawarkan fleksibilitas, biaya lebih terjangkau, dan hasil yang cepat terlihat. Program-program seperti kursus online, bootcamp, dan sertifikasi khusus kian diminati karena mereka fokus pada keterampilan praktis yang langsung relevan dengan kebutuhan industri.
ADVERTISEMENT
PTS, dengan struktur kurikulum yang sering kali kurang fleksibel, mungkin dianggap kurang mampu menjawab kebutuhan ini. Jika tidak segera beradaptasi, PTS berisiko semakin ditinggalkan oleh calon mahasiswa yang kini memiliki lebih banyak pilihan dalam mengejar pendidikan dan keterampilan.
Biaya Pendidikan yang Membebani
Aspek ekonomi juga menjadi pertimbangan penting bagi calon mahasiswa dan keluarganya. Dengan biaya pendidikan yang terus meroket, banyak keluarga lebih memilih jalur pendidikan yang lebih ekonomis. Perguruan tinggi negeri (PTN) sering kali menjadi pilihan pertama karena biaya yang relatif lebih rendah dibandingkan PTS.
Namun, alih-alih memandang ini sebagai ancaman, PTS seharusnya melihat peluang untuk mereformasi sistem pembiayaan pendidikan mereka. Program beasiswa, pembiayaan dengan skema yang lebih fleksibel, hingga kerja sama dengan pihak industri untuk membantu biaya pendidikan bisa menjadi solusi untuk menarik kembali minat calon mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Adaptasi Terhadap Teknologi
Pandemi COVID-19 telah memaksa dunia pendidikan beradaptasi dengan pembelajaran jarak jauh. Mereka yang cepat beradaptasi dengan teknologi melihat peluang besar dalam model pembelajaran baru ini. Sayangnya, tidak semua PTS siap atau mampu beradaptasi secepat itu. Ketertinggalan dalam adopsi teknologi pendidikan bisa menjadi salah satu alasan mengapa minat terhadap PTS menurun.
Ke depan, PTS harus lebih agresif dalam memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Kolaborasi dengan platform e-learning, pengembangan kurikulum berbasis teknologi, dan pendekatan blended learning bisa menjadi jalan keluar dari permasalahan ini.
Relevansi Kurikulum dan Kebutuhan Industri
Ada juga pertanyaan besar mengenai relevansi kurikulum di PTS dengan kebutuhan industri saat ini. Seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan dinamika pasar kerja, kurikulum yang tidak diperbarui sesuai kebutuhan zaman akan semakin ditinggalkan.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, PTS perlu secara aktif melibatkan industri dalam pengembangan kurikulumnya. Dengan demikian, lulusan PTS tidak hanya memiliki pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang langsung bisa diaplikasikan di dunia kerja.
Penurunan Jumlah Lulusan SMA/SMK
Tidak bisa diabaikan pula bahwa penurunan jumlah lulusan SMA/SMK yang melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi turut berperan dalam tren ini. Mungkin sebagian lulusan merasa lebih tertarik untuk langsung bekerja atau berwirausaha daripada melanjutkan pendidikan ke PTS.
Hal ini menjadi tantangan sekaligus peluang bagi PTS untuk menawarkan program-program yang lebih menarik, seperti pendidikan vokasional yang berfokus pada keterampilan praktis, atau program dual degree yang memungkinkan mahasiswa untuk langsung bekerja sembari kuliah.
Penutup
Penurunan minat calon mahasiswa ke PTS bukanlah sekadar statistik, tetapi sebuah refleksi dari tantangan yang dihadapi dunia pendidikan tinggi di Indonesia. Agar tetap relevan, PTS perlu berinovasi, menyesuaikan diri dengan perubahan zaman, dan menawarkan sesuatu yang benar-benar dibutuhkan oleh generasi muda saat ini.
ADVERTISEMENT
Jika tidak, maka masa depan pendidikan tinggi swasta di Indonesia akan semakin suram, dan kita akan kehilangan salah satu pilar penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas.