Konten dari Pengguna

VR dan AR: Revolusi Pembelajaran Masa Depan untuk Pendidikan Indonesia

Adnan Zulkarnain
Koord. Lab Pengembangan Sistem STIKI Malang
11 November 2024 11:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adnan Zulkarnain tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: unsplash
ADVERTISEMENT
Kemajuan teknologi membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR), yang awalnya berkembang di dunia hiburan, kini mulai diterapkan dalam proses pembelajaran di berbagai institusi pendidikan di seluruh dunia. Di Indonesia, teknologi ini telah mulai diadopsi secara bertahap. Teknologi VR dan AR menawarkan solusi menarik bagi pembelajaran yang lebih interaktif dan mampu menghidupkan materi pelajaran di luar keterbatasan ruang kelas. Meski masih terbilang baru dan menghadapi tantangan implementasi, VR dan AR memiliki potensi untuk merevolusi pendidikan di Indonesia, membuatnya lebih inklusif dan efektif.
ADVERTISEMENT
Indonesia memiliki tantangan besar dalam pemerataan pendidikan. Ketimpangan akses dan kualitas pembelajaran antara daerah perkotaan dan pelosok masih menjadi masalah yang belum sepenuhnya teratasi. Sebagian besar sekolah di daerah terpencil kekurangan fasilitas, dan keterbatasan sumber daya sering kali membuat siswa di daerah ini tertinggal dalam mengakses materi pelajaran yang sama kaya dan berkualitasnya seperti yang diperoleh siswa di kota besar.
Di sinilah peran teknologi VR dan AR menjadi sangat penting. VR memungkinkan siswa “mengunjungi” lokasi yang mungkin tidak bisa mereka jangkau dalam kehidupan nyata, seperti museum internasional atau laboratorium sains canggih, sementara AR memperkaya pengalaman belajar dengan menambahkan elemen visual interaktif pada bahan ajar konvensional. Di Universitas Islam Indonesia, misalnya, penggunaan VR untuk simulasi dalam pelajaran sains telah memperlihatkan peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang rumit seperti fotosintesis dan anatomi sel.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan Pemahaman Melalui Pengalaman Visual Salah satu kekuatan utama dari VR dan AR adalah kemampuannya untuk menyajikan materi abstrak secara visual dan interaktif. Studi dari Stanford menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis VR bisa meningkatkan retensi hingga 75%, karena siswa bisa belajar dengan cara yang lebih imersif dan langsung. Siswa tidak hanya membaca atau mendengar informasi tetapi bisa melihat, bahkan "merasakan" materi yang mereka pelajari. Hal ini sangat bermanfaat untuk pelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal atau tertulis, seperti sains dan teknik.
Memberikan Akses yang Setara kepada Semua Siswa VR dan AR dapat menjembatani kesenjangan antara sekolah di kota besar dan di daerah terpencil. Melalui teknologi ini, sekolah-sekolah yang minim fasilitas dapat menghadirkan simulasi laboratorium, kunjungan virtual ke lokasi-lokasi bersejarah, atau bahkan pengalaman internasional, yang biasanya hanya bisa diakses di daerah perkotaan atau sekolah dengan anggaran besar. Potensi ini mendapat sorotan khusus dalam Seminar Nasional Pendidikan Teknik Elektronika dan Informatika 2024 yang digelar oleh Universitas Negeri Yogyakarta, di mana para ahli menunjukkan bahwa VR dan AR mampu membuka akses pendidikan berkualitas secara lebih merata di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melatih Keterampilan Praktis dan Profesional sejak Dini Teknologi VR menawarkan simulasi untuk pelatihan praktis di bidang seperti kedokteran dan teknik. Di jurusan kedokteran, misalnya, simulasi VR memungkinkan mahasiswa melakukan latihan operasi tanpa risiko pada pasien nyata. Universitas Indonesia dan Universitas Gadjah Mada telah mulai mengeksplorasi penggunaan VR untuk pendidikan medis. Dengan simulasi VR, siswa dapat mempraktikkan keterampilan kritis tanpa batasan yang menghambat pelatihan mereka.
Namun, terdapat tantangan besar dalam penerapan teknologi ini. Infrastruktur di Indonesia masih belum merata, terutama di daerah-daerah terpencil yang mungkin sulit mengakses internet stabil yang diperlukan untuk menggunakan VR dan AR. Selain itu, perangkat VR dan AR masih relatif mahal. Meskipun ada perangkat AR yang bisa diakses melalui ponsel, konten dan pengalaman VR yang benar-benar imersif sering membutuhkan headset khusus yang harganya tidak terjangkau bagi banyak sekolah.
ADVERTISEMENT
Agar VR dan AR bisa diterapkan lebih luas, kerjasama antara pemerintah, sektor swasta, dan institusi pendidikan sangat diperlukan. Beberapa langkah yang bisa ditempuh meliputi:
ADVERTISEMENT
VR dan AR bukan lagi hanya alat hiburan. Teknologi ini memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama dengan menciptakan pengalaman belajar yang lebih interaktif dan imersif. Meski menghadapi tantangan besar, seperti biaya perangkat dan keterbatasan infrastruktur, dengan dukungan yang tepat, VR dan AR bisa menjadi solusi untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Melalui langkah-langkah yang kolaboratif, setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk meraih pengalaman belajar yang kaya dan inovatif, tanpa terhalang oleh keterbatasan geografis atau finansial.
Jika diterapkan dengan tepat, VR dan AR akan menjadi fondasi bagi masa depan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas di Indonesia.