Perluasan Peran Bulog untuk Stabilisasi Harga dan Jaga Stok Pangan

Adnin Intan
Mahasiswa Jurusan Ekonomi Pembangunan di Universitas Negeri Malang Angkatan 2020
Konten dari Pengguna
30 April 2022 21:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adnin Intan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Gambar Kantor Pusat Perum Bulog (Source: Shutterstcock)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar Kantor Pusat Perum Bulog (Source: Shutterstcock)
ADVERTISEMENT
Permintaan akan bahan pangan yang tinggi menyebabkan kenaikan harga saat momen lebaran Idulfitri sudah menjadi tradisi di Indonesia, sehingga BPN (Badan Pangan Nasional) yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo pada 29 Juli 2021 yang berfungsi merumuskan menetapkan kebijakan pangan, kali ini ingin meningkatkan peran Perum Bulog (Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik) guna menjaga stabilitas pasokan bahan pangan. Hal tersebut sejalan dengan fungsi Bulog sebagai operator pangan di bawah BPN (Badan Pangan Nasional). Perum Bulog sebagai badan BUMN mempunyai peran penting dalam mengendalikan harga komoditas pangan, harga eceran, ketersediaan stok pangan. Sebelumnya, Bulog hanya menangani 3 komoditas utama, yaitu beras, jagung kedelai, sekarang bulog akan ditugaskan untuk menangani komoditas lain yang di bawah kewenangan BPN, yaitu beras, jagung, kedelai, unggas, daging ruminansia, cabai.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan Bulog dalam menangani pasokan dan kestabilan harga beras ketika menjelang bulan Ramadan dan lebaran IdulFitri tahun 2022 membuat Bulog dipercaya BPN dalam menangani menjalankan fungsi stabilisator sekaligus melancarkan ketersediaan pasokan komoditas lain. BPN juga menggandeng badan BUMN yaitu ID Food untuk pendistribusian komoditas. Peran Perum Bulog dan ID Food yaitu sebagai pembeli yang nantinya akan menjadi pemasok dari petani peternak untuk disalurkan ke masyarakat maupun ke pedagang pasar agar masyarakat mendapatkan harga yang lebih stabil. Jadi, posisi Bulog ID Food sebagai off-taker yaitu menjamin komoditas kelompok tani yang akan menghubungkan komoditas tani ke pasar yang lebih besar.

Tugas Bulog dari Kemendag untuk menjaga ketersediaan dan stabilisasi harga pangan

Adanya lonjakan harga selama bulan Ramadhan tahun 2022 membuat Kemendag memberi tugas kepada Bulog untuk menekan lonjakan harga pangan serta memastikan ketersediaan bahan pangan di pasar. Pertama, pada komoditas pangan kedelai yang mengalami kenaikan harga dikarenakan mengikuti tingkat harga global yang fluktuatif sehingga Bulog ditugaskan untuk menjalankan program bantuan penggantian selisih pembelian harga kedelai sebesar Rp. 1000/kg di tingkat pengrajin tempe tahu yang mana program ini bersumber dari anggaran cadangan stabilisasi harga pangan. Kemudian, adanya kenaikan gula yang rata – rata pada kisaran Rp. 14.500/kg dikarenakan naiknya harga raw sugar impor sebesar Rp. 12.885/kg. Langkah yang diambil Kemendag yaitu mempercepat distribusi gula eks impor dan menetapkan harga acuan sebesar Rp. 13.500/kg.
ADVERTISEMENT
Selain itu, terdapat kenaikan pada komoditas daging sapi dan telah diperkirakan adanya peningkatan permintaan sementara produksi daging sapi lokal masih belum dapat memenuhi kebutuhan nasional dan harga daging impor Australia masih tinggi. Kemendag pun mengambil langkah dengan memberi tugas kepada Perum Bulog untuk mengimpor 100.000 ton daging kerbau India yang nantinya akan diperdagangkan melalui Divre Bulog.
Kemudian, langkah yang diambil untuk mengendalikan harga telur dan daging ayam ras, Kemendag mengutus Bulog untuk menyediakan jagung pakan ternak sebesar 50.000 ton untuk membantu kebutuhan peternak khususnya pada usaha skala mikro kecil. Sementara itu, untuk harga cabai mengalami kenaikan karena adanya curah hujan yang tinggi pada awal Februari – Maret sehingga menyebabkan panen tertunda sementara permintaan mengalami kenaikan karena adanya momentum Ramadhan. Langkah mitigasi yang dilakukan Kemendag yaitu memantau secara intensif pendistribusian cabai pada akhir Maret hingga April yang dibarengi dengan panen serentak dari beberapa wilayah.
ADVERTISEMENT

Melibatkan bulog dalam distribusi minyak goreng

Harga minyak yang melambung dan kelangkaan minyak goreng di dalam negeri yang sedang terjadi saat ini, membuat pemerintah melibatkan Perum Bulog dalam melakukan distribusi minyak goreng curah. Pelibatan Perum Bulog dilakukan untuk mengupayakan harga minyak goreng subsidi agar dapat mencapai HET sebesar Rp. 14.000 per liter. Dikutip dari media Bisnis.com menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Selasa (26/4/202), menyatakan bahwa, “Jadi kepada produsen yang biasanya mengekspor, tidak punya jaringan distribusi, sehingga diberikan penugasan kepada Bulog untuk melakukan distribusi nya”.
Hal ini berarti, Pemerintah melibatkan bulog dalam pendistribusian minyak goreng agar minyak goreng dapat sampai ke masyarakat secara merata dan tersebar di pasar – pasar tradisional sehingga produsen yang biasanya melakukan ekspor dan tidak mempunyai jaringan distribusi dalam negeri dapat terbantu dengan Peran dan jaringan yang dimiliki oleh Bulog.
ADVERTISEMENT

Meskipun adanya perluasan peran, Bulog harus tetap fokus pada 3 komoditas utamanya

Dalam mendukung ketahanan pangan nasional, tugas utama bulog adalah menjaga ketahanan pangan pada 3 komoditas utama yaitu beras, jagung, dan kedelai. Sedangkan saat ini, bulog juga memiliki peran dalam menjaga stabilitas dan pendistribusian komoditas lain. Hal ini menunjukkan bahwa Bulog memiliki peran yang fleksibel sesuai tugas yang diberikan oleh pemerintah dengan melihat kondisi pangan nasional.
Namun, Bulog harus tetap fokus pada 3 komoditas utamanya agar tetap bisa terkendali meskipun terdapat perluasan peran yang sewaktu – waktu ditugaskan oleh Pemerintah maupun BPN. Saat ini, BUMN telah mendirikan BUMN holding untuk mendukung ketahanan pangan nasional seperti ID Food. Adanya program – program pemerintah tersebut membuat cadangan pangan nasional semakin menguat sehingga perlu adanya pembagian komoditas dalam pengendalian cadangan pangan nasional agar pelaksanaannya semakin cepat, efisien dan tepat sasaran jika sewaktu – waktu kondisi bahan pangan di Indonesia tidak stabil secara bersamaan seperti saat maraknya Pandemi Covid - 19.
ADVERTISEMENT
Misalnya, jika kapasitas Perum Bulog sementara tidak dapat mengatasi permasalahan cadangan pangan dikarenakan masih berfokus pada tanggung jawab utamanya sebagai stabilisator harga dan ketersediaan stok komoditas beras, jagung dan kedelai maka perlu adanya pembagian komoditas sesuai kemampuan yang dimiliki oleh lembaga agar aktivitas Perum Bulog tidak terganggu. Oleh karena itu, BPN haruslah menetapkan kebijakan untuk Perum Bulog dengan memprioritaskan 3 komoditas utamanya dan juga perlu adanya saling kolaborasi antara lembaga pangan BUMN untuk mendukung mewujudkan ketahanan pangan nasional.