Ini Cara Universitas Amikom Purwokerto Merawat Lengger Lanang

Adriandaru Setyo
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Amikom Purwokerto, Senang menulis, berkutat dengan komunikasi massa dan gemar makan nasi angkringan.
Konten dari Pengguna
22 Mei 2022 10:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adriandaru Setyo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tokoh kawakan Lengger Lanang, Mas Rianto memeragakan tarian dalam acara Apresiasi Seni Budaya Banyumas yang diselanggerakan Universitas Amikom Purwokerto di Rumah Lengger, Pendopo Duplikat Sipanji Kabupaten Banyumas, Senin 16 Mei 2022.
zoom-in-whitePerbesar
Tokoh kawakan Lengger Lanang, Mas Rianto memeragakan tarian dalam acara Apresiasi Seni Budaya Banyumas yang diselanggerakan Universitas Amikom Purwokerto di Rumah Lengger, Pendopo Duplikat Sipanji Kabupaten Banyumas, Senin 16 Mei 2022.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Universitas Amikom Purwokerto telah menyelenggarakan Apresiasi Seni Budaya Banyumas di Rumah Lengger, Pendopo Duplikat Sipanji Kabupaten Banyumas.
ADVERTISEMENT
Kegiatan dengan tema “Menjaga Ketahanan Budaya Lokal Menuju Kemajuan Global” diikuti oleh seluruh mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi.
Melihat dari dekat perjalanan sakral tarian Lengger Lanang Banyumas menjadi satu cara melestarikan warisan budaya oleh mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto.
Tokoh kawakan Lengger Lanang, Mas Rianto menuturkan, pakaian yang dikenakan oleh para penari Lengger Lanang ini sama seperti pakaian tradisional yang dikenakan para perempuan Jawa pada umumnya. Kebaya lengkap dengan jarik kemben serta selendang yang berfungsi sebagai sampur.
“Karena harus menyerupai perempuan, penari pria ini wajib menggunakan sanggul serta riasan bedak untuk wajah. Penampilannya akan terlihat sama seperti perempuan,” tutur Mas Rianto, Senin 16 Mei 2022
Dia mengatakan, aneka gerak khas Lengger seperti geol, lemparan selendang sampu dipadukan iringan musik calung Banyumasan.
ADVERTISEMENT
“Alat musik sejenis gamelan yang terbuat dari bambu membuat suasana menjadi riang gembira serta mampu menghipnotis para penontonnya untuk ikut menari,” katanya.
Untuk perjalanan sejarahnya lanjut Mas Rianto yang telah mengenalkan Lengger Lanang Banyumas berbagai negara, bisa ditemukan dari banyak literasi.
“Sudah banyak buku atau media online yang mengupas Lengger Lanang ini. Temukan disana,” katanya
Ia mengapresiasi langkah nyata melestarikan tarian Lengger Lanang oleh Universitas Amikom Purwokerto. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi motivasi meningkatkan minat merawat warisan budaya ini.
Perlu pemahaman dan lebih dalam mencintai tarian Lengger Lanang ini. Karena melalui tarian Lengger Lanang ini dapat terus menguatkan jati diri bangsa melalui kearifan lokal
“Saya berpesan untuk teman teman mahasiswa, marilah kita memahami. Agar warisan budaya Lengger Lanang Banyumas diingat dan melekat dihati masyarakat,” pesannya.
ADVERTISEMENT