Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menata Hidup Kembali Melalui Yayasan Persadani
11 November 2021 14:30 WIB
Tulisan dari Adri Kristianto tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Penanganan terorisme tentu erat kaitannya dengan istilah deradikalisasi. Sebenarnya apakah yang dimaksud dengan deradikalisasi? Secara sederhana, deradikalisasi adalah proses yang dilakukan negara ataupun masyarakat sipil untuk melepaskan seseorang dari pemikiran dan perilaku kekerasan. Mungkinkah kita mengubah pemikiran seseorang? Jika mungkin, apakah ada alat ukurnya?
ADVERTISEMENT
Kiprah BNPT
BNPT, yang diberi mandat oleh pemerintah untuk menangani program deradikalisasi ini, telah melakukan berbagai pendekatan. BNPT mengundang para ustadz, ulama bahkan mantan pendiri Jamaah Islamiyah Mesir untuk berduel ideologi dengan para pelaku tindak pidana terorisme ini. Penulis mengonfirmasi melalui Whatsapp kepada Machmudi, salah satu eks napi terorisme Bom Sri Rejeki di Semarang, terkait pendekatan ideologi dari mantan pendiri Jamaah Islamiyah Mesir dalam rangka deradikalisasi.
"Napi teroris yang punya pemahaman khawarij dan pendukung Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) enggan berdialog dengan para ulama, terlebih mereka tahu bahwa ulama itu utusan dari pemerintah. Pemahaman takfiriyah yang sudah kadung ekstrem dan mengakar membuat pendekatan ideologi dari ulama tidak berhasil" ujar Mahcmudi kepada saya melalui sambungan seluler. Diskusi dengan para napi teroris yang cenderung rileks dan menjauhi pembahasan ideologi, cenderung dapat diterima oleh teroris. Obrolan tentang program – program pembinaan BNPT, rencana kehidupan napi teroris setelah bebas dan menyikapi kejadian aktual terorisme pelan – pelan membuat napiter kembali berikrar setia pada NKRI. Obrolan santai dan humanis disukai para napi teroris.
ADVERTISEMENT
Kritik Program BNPT dari Eks Napiter
Bicara soal deradikalisasi, tidak terlepas dari upaya pemenuhan kebutuhan hidup eks napiter setelah bebas dari penjara. Narasi ini yang juga diharapkan oleh pencetus petisi pembubaran BNPT di laman Change.org. Pencetus petisi, akun dengan nama Pembela NKRI, berharap agar kebutuhan ekonomi dan keluarga para eks napiter diperhatikan dan ditopang agar mereka tidak terjerumus lagi ke dalam kelompok radikalisme yang kuat masalah pendanaan. Adapun selama ini banyak keluhan dari napi terorisme baik yang sudah berubah dan insyaf atau belum bahwa mereka tidak mendapatkan pembinaan sama sekali oleh BNPT selama di lapas.
Program deradikalisasi sulit diukur apakah berhasil atau gagal. Hal itu lantaran program yang dirintis sejak 2002 itu tidak punya basis data yang bisa menjadi pijakan. Pengamat dari Institute for Security and Strategic Studies, Bambang Rukminto berpendapat konsep deradikalisasi yang dilakukan pemerintah tidak jelas sejak awal. Pemerintah dinilai tidak mendefinisikan secara tegas apa yang dimaksud radikal.
ADVERTISEMENT
Kisah Sukses Reintegrasi Sosial Eks Napiter
Salah satu kisah sukses eks napiter yang berhasil menata ulang hidupnya adalah Machmudi. Sebelum mengecap cerita manis seperti sekarang, medan terjal kehidupan harus beliau lalui. Medan perang di Filipina Selatan pun pernah beliau tapaki untuk membekali diri dengan kemampuan bertempur. Di sana ia diajari merakit bom, berlatih menembak, dan akhirnya turut berjuang di tengah – tengah bangsa Moro yang mengangkat senjata terhadap pemerintahan di Manila.
Maret 2020 lalu, Machmudi mendeklarasikan berdirinya Yayasan Putra Persaudaraan Anak Negeri (Persadani) pengurusnya juga para mantan napiter yang tinggal di Kota Semarang; Badawi Rachman, Nur Afifudin, Harry Setya Rachmadi dan Sri Pujimulyo Siswanto. Anggotanya juga ada di kabupaten/kota lain di Jawa Tengah bahkan hingga Daerah Istimewa Yogyakarta, lebih dari 20 orang.
ADVERTISEMENT
Yayasan Persadani juga turut membantu upaya reintegrasi sosial para eks napiter ke tengah masyarakat. Yayasan ini aktif mendatangi perangkat desa dan tetangga di wilayah tinggal eks napiter yang akan bebas dari penjara. Pihak yayasan, termasuk Machmudi, akan membantu memberikan pemahaman tentang makna, penyebab dan dinamika terorisme kepada perangkat desa dan tetangga untuk meluruhkan stempel negatif yang kadung disematkan kepada eks napiter. Machmudi menganggap ini sebagai hal yang wajar. Bahkan, menurut pengakuan Machmudi, masih ada perangkat desa yang belum mengetahui keberadaan Yayasan Persadani dan peranan mereka di tengah - tengah masyarakat. Diskusi intensif para eks napiter dengan tetangga pelan - pelan akan menjalin kembali ikatan persaudaraan di antara mereka, terlebih jika para eks napiter ini dulu termasuk pribadi yang supel dan mempunyai banyak teman di desanya.
ADVERTISEMENT
Unit usaha yang kini dijalankan Machmudi bersama Yayasan Persadani diantaranya adalah rental mobil,ternak lele, pembuatan miniatur Ka’bah dan kopi. Bidang usaha yang dikembangkan Machmudi turut membantu melancarkan reintegrasi sosial beliau untuk diterima di masyarakat. Jika di masa lampau beliau dikenal lewat Bom Sri Rejeki, kini beliau tengah mendulang rejeki dari pengolahan kopi. Jika dulu beliau mengangkat senjata api di belantara hutan Filipina, kini beliau turut membantu mengangkat taraf ekonomi rekan eks napiter.
"Munculnya petisi pembubaran BNPT bisa jadi karena beberapa eks napiter belum pernah bersentuhan dengan program BNPT. Saya menanggapi petisi ini sebagai bentuk kritik dan evaluasi dari eks napiter terhadap kebijakan dan program BNPT" kata Machmudi kepada saya dalam percakapan telepon. Salah satu yang didambakan oleh para napi teroris adalah pemindahan mereka ke lapas dari daerah asal masing – masih sehingga keluarga lebih mudah melakukan kunjungan. Sayangnya, hal ini masih sebatas janji dari BNPT dan belum terealisasi secara merata. Padahal, eks napiter sudah kooperatif dalam program – program pembinaan BNPT. Beruntungnya, Yayasan Persadani sudah duduk bersama dengan BNPT dan melihat adanya upaya konkret dari BNPT untuk mewujudkan beberapa gagasan Yayasan Persadani, salah satunya konsep rumah singgah.
ADVERTISEMENT
Menurut opini saya, perilaku teroris tidak hanya terjadi karena buaian janji mendapat bidadari, namun ada kontribusi dari faktor ekonomi. Para pemuda yang diiming - imingi materi dapat tergoda ke dalam lingkar radikalisasi. Untuk itu pemberdayaan ekonomi bagi para eks napi teroris harus selalu diperhatikan dan negara harus mengevaluasi keberhasilan program ini. Tentu saja pekerjaan rumah bagi mereka yang telah lepas dari jeruji besi adalah memikirkan bagaimana mencari sesuap nasi.