Konten dari Pengguna

Kehidupan Lebih Tenang: Peran Mindfulness dalam Meningkatkan Self-Acceptance

ADWINDA RISKY AMALIA
Mahasiswa Psikologi Universitas Brawijaya
8 Desember 2024 12:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ADWINDA RISKY AMALIA tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pada zaman ini, segala hal terkesan berjalan dengan sangat cepat. Banyak orang merasa hidupnya diburu-buru dengan berbagai tuntutan dan perbandingan sosial untuk dapat mencapai tujuannya masing-masing. Hal ini menyebabkan banyak orang merasa kurang dapat tenang dalam menjalankan rutinitasnya dan kurang dapat hadir utuh dalam tiap kegiatan yang Ia lakukan karena adanya banyak bayang-bayang atas apa yang akan terjadi kedepannya dan konsekuensi atas keputusan yang Ia ambil pada saat itu. Terdapat berbagai hal yang menjadi faktor dan alasan terjadinya problem ini, diantaranya adalah adanya rutinitas yang padat, tuntutan pekerjaan maupun tugas, serta perbandingan dan judge dari sosial individu yang menyebabkan individu kurang dapat hidup dan menikmati suatu momen tertentu. Salah satu kunci dari membangun kehidupan yang lebih tenang ini adalah dengan memiliki self-acceptance atau penerimaan atas diri yang kuat.
ADVERTISEMENT
Saat ini, pertanyaannya adalah, bagaimana kita dapat mencapai level self-acceptance tersebut? Salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan self-acceptance adalah dengan adanya mindfulness pada kehidupan sehari-hari individu.
Namun, sebelumnya temen-temen tau ga sih apa itu self-acceptance dan mindfulness itu? Jadi, dikutip dari Ryff (1996) Self-acceptance atau penerimaan diri adalah keadaan dimana seorang individu memiliki penilaian yang positif terhadap dirinya, menerima serta mengakui segala sesuatu maupun segala keterbatasan yang ada di dalam dirinya tanpa merasa malu atau merasa bersalah terhadap kodrat dirinya. Sedangkan mindfulness atau hadir utuh sadar penuh dikutip dari Neff & Germer (2018) merupakan kesadaran dari waktu ke waktu secara jelas dan seimbang yang artinya individu terbuka pada realitas saat ini, membiarkan semua pikiran, emosi, dan sensasi memasuki kesadaran tanpa adanya perlawanan.
https://pixabay.com/illustrations/meditation-spiritual-yoga-1384758/
Dari definisi yang telah kita dapatkan di atas, muncul pertanyaan baru, bagaimanakah peran mindfulness dalam meningkatkan self-acceptance pada individu?
ADVERTISEMENT
Beberapa peran mindfulness yang dapat diterapkan untuk mencapai self-acceptance diantaranya yaitu:
1. Meningkatkan Fokus Individu
Langkah awal dari penerimaan diri bagi individu adalah dengan memiliki kesadaran serta fokus pada momen yang terjadi saat ini. Dengan menerapkan hal ini, individu dapat lebih tenang dalam menerima dan menjalani hari tanpa merasa perlu terburu-buru dan seakan dikejar oleh pencapaian-pencapaian yang telah didapatkan orang lain. Dengan hal ini, individu dapat berfokus dengan dirinya sendiri tanpa adanya ketakutan “dikalahkan” oleh orang lain.
2. Meditasi Mindfulness
Meditasi mindfulness ini dapat dilakukan dalam dua cara yaitu secara formal dan informal. Pada meditasi formal, individu akan dipandu oleh instruktur, sedang pada meditasi informal adalah individu menerapkan praktik mindfulness dalam kesehariannya. Hal ini dapat meningkatkan ketenangan dan kesadaran diri dalam individu dalam menghadapi dan menjalani kesehariannya
ADVERTISEMENT
3. Meningkatkan Kesadaran Diri
Dengan menerapkan mindfulness kita dapat lebih memahami apa yang sedang kita rasakan dan pikirkan. Sehingga, individu dapat lebih mengontrol reaksi yang Ia keluarkan dan juga memahami alasan dari emosi-emosi yang Ia rasakan. Kesadaran ini memungkinkan kita untuk lebih menerima diri kita apa adanya dan sesuai dengan realita yang ada.
merupakan fondasi yang kuat untuk dapat meningkatkan self-acceptance pada individu. Dengan sadar utuh dan hadir penuh pada suatu momen kita dapat lebih menerima diri kita apa adanya, sehingga tidak hanya menciptakan ketenangan dalam diri namun juiga dapat berpengaruh pada hubungan kita dengan dunia di sekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA
Neff, K., & Germer, C. (2018). The Mindful self-compassion workbook: A Proven way to accept yourself, build inner strength, and thrive (paperback). In Guilford Publications.
ADVERTISEMENT
Ryff, C. D. (1996). The structure of psychologycal well being Revisited. Journal of Personality and social Psychology. 69, 719-727
Waney, N. C., Kristinawati, W., & Setiawan, A. (2020). MINDFULNESS DAN PENERIMAAN DIRI PADA REMAJA DI ERA DIGITAL. Insight: Jurnal Ilmiah Psikologi, 22(2), 73. https://doi.org/10.26486/psikologi.v22i2.969