Konten dari Pengguna

Tradisi Halal Bi Halal: Merayakan Kembali Kedekatan dan Kebaikan

Andhini Dwi Sholikhah
Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto
12 April 2024 9:40 WIB
Ā·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andhini Dwi Sholikhah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tradisi Halal Bi Halal yang terjadi di setiap tahun pada hari raya idul fitri, suara takbir berkumandang di setiap sudut kota, kita tahu bahwa saatnya Idul Fitri telah tiba. Namun, di balik kebahagiaan dan kemeriahan yang terasa di masa ini, ada satu momen yang memiliki makna mendalam bagi masyarakat Indonesia: Halal Bi Halal.
ADVERTISEMENT
Halal Bi Halal, sebuah tradisi yang berakar dalam nilai-nilai kebersamaan dan kerukunan, bukanlah sekadar pertemuan biasa. Ia adalah momen di mana kita merayakan kembali kedekatan dengan keluarga, teman, dan tetangga yang mungkin terlewatkan dalam kesibukan sehari-hari. Ini adalah saat untuk menyalurkan rasa syukur atas kehadiran satu sama lain dalam hidup kita.
Dalam perayaan Halal Bi Halal, kita tidak hanya berkumpul untuk menikmati hidangan lezat dan bermacam kue kering. Lebih dari itu, tradisi ini mengajarkan kita tentang pentingnya memaafkan dan berdamai dengan orang-orang di sekitar kita. Ia membawa pesan perdamaian dan toleransi, mengingatkan kita bahwa persatuan dan kesatuan adalah pondasi yang kokoh dalam membangun masyarakat yang harmonis.
Tetapi tradisi ini juga menampilkan keragaman budaya yang kaya di Indonesia. Di setiap daerah, Halal Bi Halal memiliki nuansa dan adat istiadatnya sendiri, tetapi semangat persaudaraan yang sama selalu terasa. Dari Sabang hingga Merauke, dari Aceh hingga Papua, tradisi Halal Bi Halal mengikatkan kita sebagai satu bangsa, satu keluarga besar yang saling mendukung dan menghormati.
ADVERTISEMENT
Namun, di tengah perubahan zaman dan dinamika kehidupan modern, tradisi Halal Bi Halal juga menghadapi tantangan. Beberapa orang mungkin lebih memilih untuk merayakan secara sederhana atau bahkan memodifikasinya sesuai dengan gaya hidup mereka. Namun, esensi dari Halal Bi Halal tetap tidak berubah: sebuah momen untuk menyambung kembali ikatan batin, merangkul kesempatan untuk mempererat hubungan, dan menyebarkan kebaikan kepada sesama.
Jadi, meskipun mungkin kita merayakan Halal Bi Halal dengan cara yang berbeda-beda, semangatnya tetap sama untuk merayakan kebersamaan, kedekatan, dan kerukunan. Dan dalam tradisi Halal Bi Halal inilah kita menemukan kekuatan untuk melangkah maju sebagai bangsa yang bersatu, menghadapi tantangan masa depan dengan penuh optimisme dan kebersamaan.
Seperti yang terjadi di salah satu desa yang biasa di kenal dengan desa tahu atau desa Ciroyom, ada momen halal bi halal yang selalu diadakan setiap hari raya lebaran, selepas shalat eid para warga berbondong - bondong untuk berkumpul di depan balai pertemuan dengan mengenakan baju terbaiknya, semua warga ikut merayakan tradisi tahunan itu dengan bersuka cita.
Andhini; 11 April 2024, momen halal bi halal yang terjadi di setiap tahun
Terlihat pada gambar diatas wajah antusias para warga untuk melakukan tradisi tersebut, menggambarkan suasana kebersamaan, kegembiraan, dan kehangatan antara para peserta yang sedang berkumpul untuk merayakan momen tersebut. Di dalam foto tersebut, mungkin terdapat keramaian dari berbagai kalangan, baik keluarga, teman, maupun kolega yang sedang saling bersalaman, atau berjabat tangan sambil tersenyum ceria. Ekspresi wajah yang penuh keceriaan, serta tawa yang terdengar dari berbagai sudut, menciptakan suasana hangat dan menyenangkan di dalam foto halal bi halal tersebut. Ini adalah momen yang sarat dengan makna kebersamaan, persaudaraan, serta rasa syukur dan harmoni dalam merayakan keberagaman di tengah-tengah masyarakat
ADVERTISEMENT