Ingin Jadi Agen Perubahan Khususnya Energi Surya? Kenali Dahulu Komponen PLTS

Adyan Pamungkas
Mahasiswa S-1 Teknik Elektro UNDIP
Konten dari Pengguna
13 September 2021 15:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Adyan Pamungkas tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Credit : https://images.unsplash.com/photo-1584276433286-8e64bebdc502?ixlib=rb-1.2.1&ixid=MnwxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8&auto=format&fit=crop&w=1115&q=80
zoom-in-whitePerbesar
Credit : https://images.unsplash.com/photo-1584276433286-8e64bebdc502?ixlib=rb-1.2.1&ixid=MnwxMjA3fDB8MHxwaG90by1wYWdlfHx8fGVufDB8fHx8&auto=format&fit=crop&w=1115&q=80
ADVERTISEMENT
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) merupakan jenis pembangkit dengan sumber energi berasal dari alam yang termasuk satu dari berbagai macam energi baru terbarukan. PLTS yang merupakan salah satu energi tanpa emisi membuatnya mulai di idolakan oleh para kaum peduli energi dan lingkungan. Tapi sebelum lebih jauh, ada apa dengan sistem PLTS itu? Apa yang membedakan dengan pembangkit listrik lain? Selengkapnya kita langsung simak penjelasannya ya!
ADVERTISEMENT
Dalam pemanfaatan surya sebagai energi, PLTS menggunakan beberapa komponen penting yang tidak terpisahkan mulai dari penangkapan radiasi matahari, konversi energi, penyimpanan, pengontrolan keluar masuknya energi, dan pendistribusian energi yang dihasilkan. Komponen-komponen tersebut meliputi modul PV, baterai, inverter baterai, inverter baterai, enclosure box, kabel, charge kontroler dan sistem mounting yang kesatuannya kita sebut dengan Balance of System (BoS).

Jenis Bahan Modul Surya

Mulai dari modul surya, seperti yang kita ketahui modul surya adalah perangkat utama dalam menangkap radiasi matahari baik itu visible light, UV, maupun infrared. Jenis modul PV terdiri dari modul berbahan Mono Crystalline, Poly Crystalline dan thin film. Perbedaan bahan ini terletak kepada detail teknologi dengan masing-masing memiliki kekurangan dan kelemahan. Kelebihan daripada modul PV Mono Crystalline adalah efisiensi cukup tinggi 15-20% dan daya tahan cukup lama, namun juga memiliki kelemahan yakni biaya yang lebih mahal dan performa yang berkurang akibat suhu, sementara untuk jenis thin film memiliki efisiensi yang kecil berkisar antara 7-13% dengan ukuran daya yang dikeluarkan tidak sebesar dua jenis modul yang lain, walaupun secara fleksibilitas thin film menjdi urutan pertama dari jenis modul yang lain. Sedangkan untuk jenis Poly Crystalline punya kelebihan lebih sederhana dalam proses dan membutuhkan biaya lebih murah namun untuk kelemahannya ialah efisiensi yang lebih kecil daripada jenis Mono Crystalline. Kendati demikian modul PV dengan bahan Poly Crystalline telah memiliki pasar yang cukup besar daripada pesaingnya baik di tingkat dunia maupun di Indonesia karena dari segi manufaktur, harga, serta ketersediaan lapangan yang mendukung.
ADVERTISEMENT

Charge Controller

Beralih ke Charge Controller, komponen yang penting digunakan dalam sistem PLTS dengan DC Coupling karena memungkinkan untuk pengendalian energi menghindari kondisi seperti over charging maupun deep discharging. Selain kontroler, dalam sebuah PLTS memerlukan inverter untuk melakukan konversi daya baik itu AC-AC, AC-DC, DC-DC maupun yang lainnya. Terdapat dua empat tipe inverter yaitu central inverter, string inverter, multistring inverter, dan mikro inverter. Dari keempat jenis tersebut, baik penyedia maupun konsumen dapat menentukan jenis yang tepat berdasarkan biaya, pengembalian investasi, keberhasilan mendapatkan energy yield tinggi, teknologi yang andal, medan sekitar, dan fleksibilitas instalasi.

Baterai Penyimpan Energi

Dalam pembangkit tenaga surya khususnya sistem off-grid pasti tidak luput dengan komponen yang bernama baterai yang berfungsi untuk menyimpang energi hasil serapan radiasi dan konversi inverter kemudian menjadi listrik siap pakai baik untuk alat dengan sistem AC maupun DC. Jenis deep-cycle adalah jenis baterai yang ditemui dalam komponen PLTS karena pelat yang padat dan dapat menjaga muatan sehingga life cycle-nya menjadi semakin tinggi. Kendati begitu, baterai jenis ini tetap memerlukan sebuah inverter untuk dapat berfungsi dengan baik sebagai bentuk pengontrolan salah satunya adalah Maximum Power Point Tracker (MPPT). Beberapa bahan penyusunan dalam produksi baterai ini ada beberapa diantaranya ada Lead-Acid (VRLA), Lead-Carbon (ALC), Lithium-ion (Li-on).
ADVERTISEMENT

Kabel Transmisi

Dalam konfigurasi PLTS, tentu kita tidak bisa menghilangkan peran media transmisi kabel sebagai konduktor dan perantara energi listrik dari modul PV hingga menjadi energi listrik siap pakai. Beberapa yang harus dicermati dalam pemilihan kabel adalah peringkat suhu kabel sesuai, ketahanan terhadap sinar UV, kuat namun fleksibel, bahan konduktor murni, serta yang paling penting adalah kabel dengan spesifikasi khusus untuk menjadi kabel surya. Dalam pedoman UK MSC Guide to the Installation of Photovoltaic Systems (2012) menjelaskan bahwa kabel harus berukuran sedemikian rupa hingga penurunan tegangan secara keseluruhan pada daya operasi maksimum (kondisi STC) dari panel surya, antara panel surya, dan inverter <3%, direkomendasikan penurunan tegangan <1%. Dalam praktik pemasangannya kabel harus dirancang terlebih dahulu supaya lebih sempurna, dipasang sejauh mungkin dari perlindungan petir, dan tidak menggantung bebas atau melewati area berbahaya. Maka dari itu dalam PLTS juga diterapkan sebuah komponen yang bernama Junction Box sehingga memungkinkan kabel tertata lebih rapi dan memudahkan controlling pada hubungan interkoneksi kabel satu dengan yang lain.
ADVERTISEMENT

Enclosure Box sebagai Wadah

Terakhir komponen yang tidak kalah penting ialah Enclosure Box atau kabinet peralatan listrik, komponen yang berfungsi untuk mencegah sengatan listrik langsung pada pengguna serta perlindungan perlengkapan dari pengaruh seperti benturan mekanis, korosi, kelembapan, hama, radiasi matahari, lapisan es, jamur dan lainnya. Ketentuan mengenai efektifitas penyegelan dapat dilihat dari indeks rating IP dalam standar internasional EN 60529 (British BS EN 60529: 1992, European IEC 60509: 1989) . Komponen selanjutnya ialah Mounting System, yang merupakan komponen tambahan sebagai wadah atau media peletakan modul PV di suatu tempat. Adapun jenisnya ada beberapa yaitu ground-mounting yani rangka yang dipasang di tanah sebagai pennyagga sehingga akses modul PV dapat termudahkan. Jenis yang yang ada Pole-Mounting, yakni tangka untuk menampung modul PV pada sebuah tiang dengan kelebihan keterbutuhan lahan tanah yang lebih sedikit dari jenis lain. Jenis yang lain terdapat Roof-Mounting dimana jenis yang paling sering ditemui di skala perumahan maupun perindustrian dengan waktu pasang yang relatif lama daripada jenis yang lain.
ADVERTISEMENT
Itu tadi beberapa komponen fundamental dari sebuah PLTS yang sudah mulai terpasang di berbagai jenis tempat di Indonesia dan masih terus berkembang hingga saat ini. Jadi sebagai generasi melek energi dan para calon konsumen PLTS patut untuk mengetahui semua ini, jangan sampai keliru ya!