Konten dari Pengguna

Belajar jadi manusia dulu, lalu belajar agama

Anis Saadah
Founder of Innocircle Initiative
7 September 2017 10:31 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Anis Saadah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Belajar jadi manusia dulu, lalu belajar agama
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Pexels.com
Orang barat mayoritas tidak serius dalam beragama. Mereka sekuler bahkan yang ateis juga banyak. Tapi kenapa mereka unggul dalam segala hal, sains dan teknologi misalnya. Mereka sudah bisa bikin ini dan itu, bahkan bisa traveling ke Bulan dan ke orbit planet Mars. Sains juga berkembang begitu pesatnya dalam bentuk publikasi jurnal atau penerbitan buku-buku.
ADVERTISEMENT
Orang barat lebih tahu bagaimana memperlakukan sesamanya juga pada lingkungannya. Dalam banyak informasi dan kisah kawan saya yang baru saja pulang melancong, disana orang lebih tertib. Dijalan mereka lebih teratur dalam berkendara. Mereka juga tidak asal lempar puntung rokok atau sampah.
Secara ekonomi politik, barat relatif lebih stabil. Mereka damai, tanpa perang dalam skala besar sehingga bisa fokus membangun dan memperbaiki perekonomian. Ekonomi dunia, secara global, saat ini memang rentan terhadap krisis. Mereka juga mengalaminya, namun tetap bisa survive dan tetap lebih sejahtera.
Agama-agama besar lahir di bagian timur belahan bumi. Timur tengah, India dan Cina. Karenanya mayoritas penguni belahan timur adalah pemeluk agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu atau Budha. Agama tidak hanya menyoal ritus, tapi juga telah mengilhami kebudayaan, politik dan sosial masyarakat.
ADVERTISEMENT
Banyak negara menggunakan agama sebagai dasar negaranya. Mereka percaya, agama bisa memberi landasan moral dan hukum-hukumnya bisa membuat keadaan lebih baik. Pakistan, Afganishtan, Yaman, Arab Saudi adalah contoh negara agama. Selain itu, dipilihnya Islam sebagai pilar adalah logis belaka karena mayoritas agama orang sana memang Islam.
Tapi hari ini kita bisa lihat sendiri apa yang terjadi di Timur Tengah sana. Kekerasan dan perang dalam skala besar adalah makanan sehari -hari. Barangkali, balita di Irak sana lebih akrab dengan suara mitraliur, mortar atau ledakan bom ketimbang suara kasih sayang umi dan abinya. Nyawa manusia juga tidak lebih mahal dari nyawa seekor tikus, setiap orang saling tembak semaunya. Padahal itu negara Islam dan yang bertikai juga orang islam.
ADVERTISEMENT
Lalu apa fungsi dari agama sebenarnya. Jika ia hanya sebagai sebuah basis moral, dalam artian tujuan orang beragama itu agar menjadi orang baik, maka harusnya Timur Tengah adalah wilayah paling damai. Karena kita sama-sama tahu, Islam adalah agama yang mengajarkan kedamaian, juga kasih sayang. Tapi kita juga sama-sama tahu apa yang sedang terjadi disana seperti apa.
Jika sekadar menjadi baik, manusia cukup menjadi manusia yang seutuhnya saja. Karena manusia beneran itu dia tidak akan membenci orang, tidak mendengki, tidak serakah, apalagi berperilaku biadab pada sesamanya. Jadi jika sekadar ingin menjadi orang baik , sebenarnya manusia tidak butuh agama. Tapi cukup menjadi manusia saja.
Agama dalam banyak pemahaman, adalah suatu sistem tata nilai yang diberikan pada manusia agar ia kembali pada Allah. Tuhan seru sekalian alam. Karena manusia berasal dari-Nya dan akan kembali pula pada-Nya. Agama Islam misalnya, punya sistem nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh penganutnya. Kenapa harus patuh, karena itulah cara bisa kembali pada Tuhan. Bila membangkang, artinya kita menjauh.
ADVERTISEMENT
Dan jalan untuk kembali kepada-Nya, manusia harus berbuat baik. Pada sesamanya, pada lingkungannya pada apa saja. Manusia jangan sesekali berbuat jahat karena itu akan bikin ia berjarak, semakin jahat dia maka semakin jauh dia dari Tuhan yang maha agung. Selain itu sifat agama juga melampaui materi, ia punya karakter spiritual yang dahsyat. Tapi kenapa sekarang, kita melihat orang beragama justru banyak yang jahat, banyak yang berkelahi, hingga saling menumpahkan darah?
Jangan-jangan kita ini langsung beragama tanpa belajar menjadi manusia terlebih dahulu?. Harusnya kita jadi manusia dulu baru beragama. []